Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Salinitas Air Laut

Air Laut (Salinitas Air Laut)



Air adalah zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna, yang mampu melarutkan
zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar dari pada zat cair lain. Sifat ini dapat dilihat
dari banyaknya unsur-unsur pokok yang terdapat dalam air laut. Diperkirakan hampir
sebesar 48.000 trilliun ton garam yang larut dalam air laut. Garam-garaman tersebut
terdiri dari sodium chlorida 38.000 trilliun ton, sulphates 3.000 trilliun ton, magnesium
1.600 trilliun ton, potassium 480 trilliun ton dan bromide 83 trilliun ton. Clorida
merupakan zat yang paling banyak terkandung dalam air laut. Sedangakan zat sodium
(NaCl) atau garam dapur merupakan zat clorida yang persentasenya paling besar.
Apabila dipersentasekan adalah sebagai berikut :
22
Menurut Clarke Menurut Lyman dan Fleming
CaCl3 = 0,34 % NaCl = 68,1 %
NaCl = 77,70 % MgCl = 14,4 %
MgCl2 = 10,88 % CaCl = 3,2 %
MgSO4 = 4,74 % KCl = 1,9 %
CaSO4 = 3.60 % NaCO4 = 11,4 %
K2SO4 = 2,64 % NaHCO4 = 0,6 %
MgBr = 0,22 % K Br = 0,3 %
Sulurah barang padat yang laut dalam air laut disebut garam-garaman. Konsentrasi
rata-rata seluruh garam-garaman yang terdapat dalam air lut adalah salinitas. Salinitas
adalah bilangan yang menunjukkan berapa gram garam-garaman yang larut dalam air laut
tiap-tiap kilogram (gr/kg) biasanya dinyatakan dalam persen (%) atau permil (%0).
Konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat dalam air laut sebesar 3 % dari berat
seluruhnya (berat air).
Pada laut-laut yang berhubungan biasanya perbedaan salinitas kecil, namun
perbedaan tersebut akan nampak pada laut-laut tertentu yang terpisah dari laut lepas.
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya salinitas air laut, yaitu :
1). Penguapan, penguapan makin besar maka salinitas makin tinggi, kebalikannya makin
kecil penguapan maka salinitasnya makin rendah.
2). Curah hujan, makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya
makin kecil curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.
3). Air sungai yang bermuara ke laut, makin banyak air sungai yang bermuara ke laut,
maka salinitas air laut tersebut rendah.
4). Letak dan ukuran laut, laut-laut yang tidak berhubungan dengan laut lepas dan
terdapat di daerah arid maka salinitasnya tinggi.
5). Arus laut, laut-laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik dan
kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi arus dingin maka salinitasnya akan turun
(rendah).
6). Angin, kelembaban udara di atasnya, ini berhubungan dengan penguapan dan
penguapan berhubungan dengan besar kecilnya salinitas air laut.
23
Penyebaran salinitas secara horizontal
1). Daerah Ekuator; temperatur tinggi, penguapan tinggi, curah hujan banyak maka
salinitasnya rendah (34 – 35 %0).
2). Daerah lintang 200 – 250 LU/LS; penguapan tinggi, curah hujan kurang, maka
salinitasnya tinggi (36 – 37 %0).
3). Daerah lintang Sedang; penguapan kurang, kelembaban besar, maka salinitasnya
rendah (33 – 35 %0).
4). Daerah Kutub; temperature rendah, penguapan kecil, adanya pencairan es, maka
salinitasnya rendah (32 – 34 %0).
Berikut ini beberapa contoh laut yang mempunyai salinitas yang berbeda, karena
dipengaruhi oleh keadaan setempat dan lautnya tertutup:
· Laut Merah, tidak terdapat sungai yang bermuara ke laut tersebut, curah hujan
relative kecil, maka salinitas air lautnya tinggi (40 – 41 %0).
· Laut Tengah, banyak air sungai dari laut Hitam, kemudian masuk ke laut Tengah,
maka salinitas air lautnya tidak terlalu tinggi (37 – 39 %0).
· Laut Mati, terletak di daerah Arid, lautnya sempit, tidak berpelepasan, sehingga
salinitas air lautnya tinggi (250 – 400 %0).
· Laut Hitam, penguapan kurang, banyak sungai yang bermuara, sehingga salinitasnya
rendah (17 – 18 %0).
· Laut Baltik, penguapan kurang, banyak sungai yang bermuara, pencairan es/salju
maka salinitas air lautnya rendah (3 – 4 %0).
Penyebaran Salinitas secara vertical
1). Pada permukaan, terjadi penguapan baik karena angin atau karena perbedaan
temperatur antara air dan udara (temperature air lebih tinggi dari temperatur udara),
atau karena kelembaban udara kecil, maka salinitas permukaan biasanya besar.
2). Makin ke bawah, salinitasnya semakin kecil, karena temperaturnya makin rendah.
Pada kedalaman antara 800 – 1200 meter biasanya salinitas paling kecil.
24
3). Lebih dari 1200 meter, salinitas naik lagi sampai maksimum 34,9 %0, karena tidak ada
turbulensi lagi.
Catatan: Untuk daerah Ekuator (Tropik), salinitas terbesar bukan pada permukaan sebab
banyak curahan, tetapi terdapat pada kedalaman 100 – 200 meter.
Hipotesis Tentang Asinnya Air Laut
Ada dua hipotesis mengenai asinnya air laut, yaitu:
1). Garam-garaman yang sekarang larut dalam air laut, telah terjadi sejak permulaan
terbentuknya lautan. Salinitas dahulu hampir sama dengan salinitas sekarang. Itu
terbukti dari fosil organisma marine yang menunjukan salinitas air laut tidak banyak
berubah setelah mengalami waktu geologi yang lama.
2). Salinitas air laut bertambah secara berangsur-angsur, yaitu hasil pencucian dari batubatuan
dikulit bumi dan dari pengangkutan mineral-mineral yang terbawa ke laut oleh
sungai atau oleh air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi. Jadi menurut
hipotesis ini air laut yang mula-mula itu tawar.
Argumentasi dari ke dua hipotesis tersebut adalah:
Hipotesis yang pertama, bila garam-garaman di laut berasal dari sungai, tentunya
komposisi garam-garaman yang ada di laut sama dengan yang ada pada air sungai.
Kenyataannya tidak demikian (lihat table berikut ini)
Tabel
Komposisi Garam-Garaman Air Laut dan Air Sungai
Bahan-Bahan Air Laut (%) Air Sungai (%)
Chlorida
Sulfat
Carbonat
Bahan-bahan lainnya
88,7
10,8
0,3
0,2
5,2
9,9
60,1
24,8
J u m l a h 100 100
G. Schatt (Escher)
25
Dari table di atas, terdapat perbedaan komposisi garam-garaman antara air laut
dengan air sungai, terutama chlorida dan carbonat. Oleh karena itu hipotesis pertama
menyangkal bahwa asinnya air laut bukan dari konsentrasi garam-garaman yang dibawa
oleh air sungai.
Golongan hipotesis kedua menjawab bantahan dari hipotesis pertama sebagai
berikut :
a). Sedikitnya kalsium karbonat (CaCO3) di laut, sedang yang diangkutnya dari sungai
banyak (60,1 %), karena CaCO3 di laut digunakan oleh binatang-binatang laut
sebagai bahan rangkanya seperti kerang-kerangan, sifut, foraminifera, koral reef dsb.
b). Susunan Chlorida (NaCl) di laut sukar bersenyawa dengan organisma lain. Sedang
sedikitnya Chlorida karena:
- Batuan kontinen terdiri dari batuan yang pernah luluh (terlarut)
- NaCl dan susunan chloride lainnya terikat pada tumbuh-tumbuhan.
Selain dari itu banyaknya Chlorida dan sedikitnya kalsium karbonat di laut, karena
adanya perubahan-perubahan laut sepanjang masa,yaitu pemunduran (regresi/ingresi)
dan perluasan laut ke darat (transgresi).

Post a Comment for "Salinitas Air Laut"