makalah Penilaian Persediaan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
tahun-tahun terakhir ini penilaian persediaan mendapat perhatian lebih besar
karena laju inflasi yang tinggi. Pemilihan prinsip atau metode penilaian
persediaan mempunyai suatu pengaruh penting pada pendapatan yang dilaporkan dan
posisi keuangan perusahaan tertentu. Oleh karena persediaan biasanya merupakan
harta lancar yang terpenting, maka metode penilaian persediaan merupakan suatu
faktor yang penting dalam menetapkan hasil operasi dan kondisi keuangan.
Salah
satu tujuan dari akuntansi persediaan, termasuk penilaian persediaan adalah
untuk menetapkan penghasilan yang wajar dengan membebankan biaya yang
bersangkutan terhadap penghasilan perusahaan. Dalam proses penjualan dan
pembelian dapat dilihat bahwa persediaan merupakan nilai yang tersisa setelah
jumlah biaya telah dibebankan terhadap penjualan atau sebagai jumlah biaya yang
tersisa untuk dibebankan terhadap penjualan di masa yang akan datang.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Apa
Pengertian persediaan?
2. Bagaimanakah
mengukur biaya dari persediaan, rumus biaya, dan realisasi bersih?
3. Apa
yang di maksut dengan pengakuan jumlah persediaan sebagai beban?
4. Bagaimanakah
cara pengungkapan kebutuhan persediaan?
C.
Tujuan
Penyusunan Makalah
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian
persediaan.
2. Menjelaskan
pengukuran persediaan dengan rumus dan relisasi bersih persediaan.
3. Menjelaskan
pengakuan jumlah sebagai beban.
4. Menjelaskan
cara pengungkapan kebutuhan persediaan.
D.
Manfaat
Penyusunan Makalah
Adapun
manfaat penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami dan mengerti
tentang persediaan, dan apa saja yang ada di dalamnya termasuk biaya sampai
pengungkapan persediaan .
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Persediaan
1.
Pengertian
Umum
Persediaan (inventory),
adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu,
dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan.
Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi
tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva
perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan,
baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi
perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan
akantertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
2.
Menurut Para Ahli
Selanjutnya
mengenai pengertian persediaan dapat dikemukakan pendapat oleh John E.Bigel
(1990 : 90) bahwa Persediaan dapat berbentuk bahan baku untuk
procesing, barang setengah jadi dan barang jadi yang siap untuk dijual sehingga
persediaan sesungguhnya mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan
industri.
Selanjutnya menurut
M. Munandar (1991 : 56) bahwa yang dimaksud dengan inventory adalah
persediaan barang-barang yang menjadi objek usaha pokok perusahaan, bagi
perusahaan perdagangan barang-barang tersebut berupa persediaan barang dagangan,
sedangkan bagi perusahaan yang berproduksi (industri) berupah persediaan barang
mentah, persediaan bahan pembantu, persediaan barang yang sedang diproses dan
persediaan barang jadi.
3.
Persediaan
dapat juga di definisikan sebagai aset yaitu:
Ø Dimiliki untuk di jual kembali
dalam kegiatan usaha normal.
Hal ini dapat kita
jumpai pada proses jual beli atau perdagangan, seperti importir yang bersifat
distributor bertujuan untuk menyalurkan barang kepada konsumen, dan
barang-barang tersebut bukanlah produksi sendiri.
Ø Dalam proses produksi untuk di jual.
Dalam hal ini biasanya
perusahan memegang peranan penting baik perusahan kecil maupun besar, mereka
melakuan produksi sendiri dan menjualnya pada konsumen melalui distributor atau
secara langsung dalam jumlah besar maupun kecil.
Ø Dalam bentuk bahan baku atau
perlengkapan untuk di gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Dalam hal ini produsen yang
menyediakan barang baku yang bersifat setengah jadi untuk produsen agar dapat
diolah oleh perusahan besar ataupun
kecil, atau sebagai penyumbang jasa yang bertujuan untuk menjadikan apa yang di
harapkan konsumen.
Pada
pengertian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengertian persediaan
adalah semua barang yang di miliki oleh produsen atau distributor yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan pasar.
B.
Pengukur
biaya dari persediaan, Rumus Biaya, dan Bealisasi Bersih
1.
Pengukuran
Biaya Persediaan
Adapun biaya-biaya yang
di timbulkan dari proses penyediaan adalah sebagai berikut:
Ø Biaya pembelian
Ada beberapa hal yang
terdapat dalam biaya pembelian di antaranya adalah, harga pembelian, bea masuk,
dan pajak lainnya, selain itu transportasi, penanganan dan biaya lainnya.
Selain itu ada beberapa
hal yang dapat menjadi pengurangan biaya dalam pembelian seperti, perolehan
barang jadi, bahan dan jasa, potongan penjualan, potongan harga dan barang
sejenis lainnya.
Ø Biaya Konversi
Biaya dalam konversi
meliputi:
·
Biaya langsung yang berhubungan dengan
unit produksi, seperti tenaga kerja langsung.
·
Alokasi sistematis overhead produksi
tetap dan variabel yang di keluarkan dalam mengonversi bahan mentah menjadi
bahan jadi.
Overhead produksi
vareabel dialokasikan pada masing-masing unit produksi, lalu alokasi dari
overhead produksi harus di tetapkan pada biaya konversi didasarkan pada
kepasitas normal dari fasilitas produksi, dalam hal ini level aktual dari
produksi dapat di gunakan jika mendekati kapasitas normal, jika produksi rendah
atau tidak berjalan maka overhaed yang di alokasikan tetap tidak meningkat, sebaliknya
jika dalam priode produksi tinggi yang tidak normal , jumlah overhead yang di
alokasikan kesetiap unit produksi menurun sehingga persedian tidak di ukur
melebihi biaya.
Ø Biaya lain-lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan
sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada
dalam kondisi dan lokasi saat ini misalnya, dalam keadaan tertentu
diperkenankan untuk memasukan overhead nonproduksi atau biaya perancangan
produk untuk pelanggan tertentu sebagai
biaya persediaan. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
biaya persediaan. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
·
Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya
produksi lainnya yang tidak normal
·
Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan
dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya.
Gambar Elemen biaya
persediaan
Pada diagram di atas
dapat di lihat hubungan antara biaya persediaan meliputi tiga biaya yaitu:
pembelian, konversi, dan lain-lain. Pada biaya konversi di bagi menjadi dua
yaitu biaya langsung dan overhead, setela itu pada tahapan overhead ada dua
yaitu tetap dan variabel. Itulah beberapa elemen yang terdapat dalam biaya
persediaan.
2.
Rumus
Biaya
Ada tiga jenis rumus
biaya , yaitu, identifikasi biaya tertentu, FIFO, rumus biaya rata-rata
timbangan, namun fifo lebih di anjurkan karena ini sebagai metode saham dasar.
Ø Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini
penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis barang yang ada. Jadi
dalam metode ini setiap barang haruslah jelas darimana asal-usulnya serta harga
yang diperoleh ketika pembelian barang tersebut.
Ø Metode FIFO
Metode ini menganggap bahwa harga
pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang
dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga
pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa
barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh
karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama
yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan
untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya
sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk
penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak
secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan
barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian
meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO,
biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai
Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari
stok barang dari transaksi yang terdahulu.
Metode FIFO (First In First Out)
pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam
penilaian persediaan barang. Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai
persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga baru.
Pada metode FIFO, persediaan barang
yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan pada harga
menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk penilaian pada persediaan barang
yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga baru atau harga urutan
yang terakhir.
Ø Metode rata-rata tertimbang
Sedikit berbeda dengan
metode rata-rata sederhana, dalam metode ini kita mencari harga rata-rata
tertimbang : Caranya yaitu dengan membagi nilai total persediaan barang (
sebelum penjualan ) dengan jumlah unit barang ( sebelum penjualan ).
3.
Nilai
realisasi bersih
Perkiraan harga
penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan
perkiraan biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Nilai realisasi bersih
mengacu pada jumlah bersih yang entitas mengharapkan untuk menyadari dari
penjualan persediaan dalam kegiatan usaha normal. Nilai wajar mencerminkan
jumlah yang persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan
bersedia berpengetahuan dan penjual di pasar. Yang pertama adalah nilai entitas
spesifik, yang terakhir tidak. Nilai realisasi bersih untuk persediaan mungkin
tidak sama nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan
kegiatan pemerintah.
Nilai historis lebih
dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat
diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai
wajar aset atau kewajiban terkait.
C.
Pengakuan
Sebagai Beban
Beban
penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi pada fokus arus keluar atau
depletions incurrences aset atau kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada peserta ekuitas.
Beban
mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan normal entitas.
Namun, kerangka menyatakan bahwa kerugian mewakili penurunan manfaat ekonomi
dan karena itu tidak berbeda di alam dari biaya lainnya. Oleh karena itu, beban
tidak dianggap sebagai elemen terpisah. Perusahaan telah berusaha untuk
membedakan antara biaya dan kerugian yang terjadi dalam dan di luar aktivitas
normal dengan mengelompokkan item sebagai normal atau luar biasa dalam laporan
laba rugi. Nilai tercatat persediaan harus diakui sebagai beban (expense)
didalam suatu periode dimana persediaan dijual dan pendapatan yang terkait
diakui.
Bilamana biaya perolehan persediaan
pada tanggal perolehan lebih rendah daripada nilai realisasi, atau suatu
kerugian persediaan terjadi, jumlah penurunan atau kerugian persediaan harus
diakui sebagai suatu beban (expense) di dalam periode yang sama sebaimana penurunan
penurunan atau kerugian yang terjadi. Demikian pula, bilamana nilai realisasi
neto persediaan yang diturunkan lebih awal,meningkatkan atau melibihi nilai
yang dinyatakan, jumlah pemulihan dari penurunan harus diakui sebagai suatu
pengurangan didalam jumlah persediaan yang dianggap beban didalam periode dimana
pemulihan tersebut terjadi.
D.
Pengungkapan
Laporang keuangan harus
mengungkapkan hal-hal berikut :
·
Kebijakan akuntansi yang diadopsi untuk mengukur
persediaan, termasuk formula pengukuran biaya yang digunakan (masuk pertama, keluar pertama = FIFO, metode
identifikasi khusus atau metode biaya perolehan rata-rata tertimbang);
·
Total jumlah yang dicatat dri persediaan sepanjang
dengan klarifikasi yang baik (misal barang jadi, barang dalam proses, bahan baku,
suku cadang dan lain-lain);
·
Jumlah tercatat persediaan yang dibukukan atas
dasar nilai wajar dikurang biaya untuk menjual (misal persediaan
broker-pedagang komoditas);
·
Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama
periode (misal harga pokok penjualan);
·
Jumlah persediaan yang diturunkan jika ada , diakui
sebagai beban di dalam periode;
·
Jumlah pemulihan atas penurunan sebelumnya yang diakui
sebagai seuatu pengurangan di dalam jumlah persediaan yang dibebankan dalam periode tersebut dimana
pemulihan terjadi dan kondisi atau peristiwa yang menyebabkan pemulihan itu
terjadi; dan
·
Jumlah tercatat persediaan yang dijaminkan sebagai
jaminan hutang.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
meliputi
semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk
dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan, hal ini
membuktikan perusahaan mempunyai peranan penting dalam penyediaan barang.
Dalam
penyediaan terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan di antaranya pengukuran
biaya, rumus biaya, dan realisasi bersih, selain itu pengakuan jumlah dan
pengungkapan kebutuhan menjadi akhir dari sebuah proses penyediaan.
Pada
fase pengakuan dan pengungkapan inilah dapat di lihat hasil dari penyediaan,
laba atau ruginya suatu perusahaan dan dapat di lihat juga kemana biaya di
alokasikan dan kebutuhan biaya serta hasil bersih jika di hitung dari hasil
bersih penjualan.
DAFTAR
PUSTAKA
Admin. SISTEM-AKUNTANSI.
http://sistem:
Akuntansi1000.
blogspot.com/2012/09/prinsip-pengakuan-pendapatan.html. (Diakses pada
tanggal 09 September 2015 pukul 19.22).
. Pengantar Akuntansi.
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id /2015/03/21/pengertian-persediaan.
(Diakses pada tanggal 09 September 2015 pukul 19.22).
Post a Comment for "makalah Penilaian Persediaan"