Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB 24 PERKEMBANGAN HIDUP DAN PENGERTIAN WAKTU NISBI



Definisi paleontologi



Penyelidikan fosil dinamakan ilmu paleontologi sebagai suatu lawan dari pada penyelidikan makhluk zaman sekarang yaitu neontologi ( dari kata Yunani : poloios = tua, kuno ; onto = yang ada, hidup ; logos = pengertian, ilmu ; neos = baru).
Agar dapat mempelajari paleontologi denbgan hasil-hasil yayng memuaskan, maka perlulah pengetahuan sekedarnya tentang hal-hal jasad hidup. Biologi (neontologi) adalah suatu pelajaran yang perlu untuk pendahuluan pelajaran paleontologi. Bagi ahli biologi (ahli neontologi) pengetahuan sekedarnya tentang paleomtologi dan perkembangan kerak bumi itu perlu.
Tentang fosil dan proses memfosil
Seperti yang sudah kita definisikan fosil  sebagai sisa-sisa atau bekas-bekas jasad yang terpendam ataupun diliputi oleh sedimen. Jasad hidup itu jumlahnya sangatlah besar. Menurut perhitungan, dalam lapis tanah yangg teratas (25 mm) saja sudah terdapat sisa-sisa jasad yang dapat dilihat dengan mata 1.000.000 sisa jasad asal binatang dan 2.000.000 sisa-sisa jasad asal tumbuhan dalam tanah hutan, sedangkan tanah rumput menghasilkan tidak kurang dari 13.000.000 sisa jasad asal binatang dan 34.000.000 sisa jasad asal tumbuhan pada sebidang tanah yang sama luasnya (acre = + 4050 m2 ).
Akan terdapat fosil dalam jumlah banyak dalam sedimen, tetapi tidaklah demikian halnya beberapa sedimen samasekali tak mengandung fosil ( steril, hampa-fosil) hanya sedikit sedimen yang kaya akan fosil. Sedimen yang kaya pun tidak mengandung semua jasad, baik mengenai jenis maupun mengenai individu, yang oada waktu sekarang ditemukan hidup dalam lingkungan yang dapat diperbandingkan. 
Tidak lebih dari sebuah diantara 1000 individu yang dapat menjadi fosil. Sebabnya ialah : 1) Jasad itu hanyalah dapat menjadi fosil setelah mati, 2) Sebagian besar jasad-jasad menjadi mangsa jasad lainnya, sehingga lenyaplah segala bekas, 3) Jasad yang tidak dimakan binatang lain, biasanya mengalami oksidasi, pembusukan atau proses-proses penghancuran kimia dan fisika atau proses-proses lainnya dalam alam, dalam hal itu pengerjaan atmosfera dan bakteri dinyatakan sebagai daya-daya utama, 4) apabila jasad tadi terhindar dari daya-daya penghancuran, sedimen masih dapat mengalami pengikisan dan pelapukan, dapat pula sedimen diubah oleh proses-proses kimia dan fisika lainnya dalam kerak bumi ( metamorfosis)
Jasad-jasad yang hidup dalam suatu lingkungan yang ada sedimentasi, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi fosil dari pada yang hidup mati dalam lingkungan lain. Jadi, syarat-syarat untuk menjadi fosil adalah :
1)      Memiliki bagian badan yang dapat bertahan yaitu bbentuk rangka yang bermineral atau yang mengandung zat tanduk.
2)      Terselipnya setelah mati dalam lingkungan yang ada pembentukan sedimen, sedimen itu lalu harus melindungi dan menutupinya.
3)      Dapat terhindar dari perubahan-perubahan kimia dan fisika dari sedimen yang meliputinya setelah fosil itu terbentuk.
Sedimen dan fosil
            Jasad-jasad yang hidupnya dalam lingkungan berair itu mempunyai kemungkinan yang terbesar untuk memfosil. Tetapi tidak semua sedimen, juga tidak semua lingkungan yang berair itu, serasi sebagai pengandung fosil. Jauh dari pada itu jelaslah konglomerat dan breksi sangatlah buruk sebagai pengandung fosil. Batu pasir dan grauwacke agak lebih baik untuk menyimpan fosil. Lempung, batu lempung, serpih dan argilit adalah batuan-batuan yang pada umumnya baik sekali sebagai penyimpan fosil.
            Batu gamping kerap kali terbentuk dari pada keratan-keratan organik, jadi kerap kali terdiri dari longgokan-longgokan fosil. Jadi pada umunya batu gamping itu kaya akan fosil, meskipun karena penghabluran ulang, bangun semula mungkin telah lenyap. Dolomit pada umumnya sangat mengalami penghabluran ulang, karena pendolomitan itu biasanya perubahan sekunder daripada batu gamping asli. Oleh karna itu dalam dolomit fosil-fosil biasanya tidak lagi dapat dikenal.
            Napal mempunyai sifat-sifat batu gamping dan lempung, karena napal itu suatu campuran batuan itu. Napal biasanya adalah sedimen yang ideal untuk mendapatkan fosil-fosil. Ini juga disebabkan karenabatuan itu lunak dan fosil-fosilnya dengan mudah dapat dikeluarkan dari batuan itu.
Pengawetan pada fosil
            Pada umumnya hanya bagain-bagian suatu jasad yang bermineral yang cocok untuk memfosil. Walaupun demikian sangat jarang susunan yang semula dapat kita temukan kembali. Suatu fosil dapat tersimpan dalam cara-cara yang berikut :
1.      Hampir-hampir tak berubah dalam keadaan yang semula, baik secara kimia maupun fisika.
2.      Keadaan fisika (struktur) yang semula masih tetap, tetapi secara kimia telah ada perubahan-perubahan.
3.      Perubahan-perubahan fisika dan kimia.
Pemfosilan yang  jarang terjadi
Dalam keadaan-keadaan yang sangat jarang, dapat kita jumpai bagian-bagian jasad yang tak bermineral atau yang tak seberapa bertahan. Dalam hal ini yang terkenal ialah bangkai Rhinoceros dan Mammouth, yang tersimpan dalam tanah di Siberia yang beku.
Pemumian (mumifikasi) bagian-bagian lunak binatang menyusui terjadi juga dalam aspal di Starunia, di Karpatia Timur. Dalam hal ini aspal menjadi penghalang udara yang sempurna.
Serangga yang sangat lembut telah tersimpan dalam getah damar fosil, yang telah melingkupi serangga itu ketika masih cair dan menetas pada batang pohon. Damar fosil itu terkenal di negeri-negeri laut timur dan dinamakan batu ambar.
Dalam beberapa sedimen, terutama batu gamping, yang mungkin sebagai debu terbawa oleh angin dan diendapkan dalam danau-danau atau laut-laut yang dangkal, dapat diperlihatkan kesan-kesan yang indah dari pada bagian-bagian organik yang sangat lembut. 
Jejak hidup yang fosil
Tidak hanya binatangnya yang dapat tersimpan sebagai fosil, tetapi juga berbagai gerak yang tertentu sewaktu hidup. Jejak yang ditinggalkan oleh binatang sewaktu berjalan melalui sedimen yang lembut dan kemudian menjadi keras adalah kejadian yang banyak terdapat. Terutama jejak rayap oleh cacing-cacing, gastropoda, dll. Menutupi sedimen yang tertentu pada seluruhnya. Suatu contoh ialah flysch helminthoida di Alpina. Dalam trias diAmerika Utara terdapat bidang perlapisan yang pada keseluruhannya berjejak yang berasal dari reptilia-reptilia besar, yang sisa-sisanya sendiri jarang didapati orang.
Jasad-jasad yang melubang dan menggali meninggalkan liang-liang dan rongga-rongga dalam batuan dalam fosil isinya. Terutama Pelecypoda, sepon-sepon dan landak laut banyak yang berbuat demikian. Juga binatang-binatang darat dapat berbuat yang demikian itu. Yang terkenal diantaranya ialah spirophyton dari endapan-endapan paleozoikum dan Daeomonophelis dari endapan Miosen di Amerika Utara bagian barat.
Pemakaian fosil dalam stratigrafi
Nilai fosil bagi stratigrafi bersandarkan pada gejala yang membuktikan bahwa jasad-jasad dalam berbagai zaman geologi tidaklah sama. Semenjak permulaan abad ke-19 sudah diketahui orang bahwa dalam berbagai lapisan tanah yang letakya tersusun yang satu diatas yang lain, dapat ditemukan fosil-fosil yang berlainan. Tak lama kemudian diketahui orang pula, bahwa urutan fosil-fosil seperti di suatu tempat yanggtertentu, yang dapat dijumpai pula di tempat lain walaupun letak tempat yang lain itu kadang-kadang berjauhan dengan tempat-tempat yang pertama.dengan jalan membandingkan sejumlah besar urutan stratigrafi yang mengandung fosil ternyata, bahwa ada beberapa fosil yang terdapat didalam sejumlah besar formasi yang berurutan. Tetapi ada pula fosil-fosil yang terdapat hanya terbatas didalam suatu formasi, bahkan ada fosil yang hanya terdapat didalam suatu lapisan saja dan tidak tampak lagi dalam lapisan atau formasi yang lain.
Fosil penunjuk
Ada beberapa jasad yang telah mengalami evolusi yang demikian cepatnya dan tersebarnya pun luas pula, sehingga terdapatnya sangat terbatas. Fosil-fosil yang demikian itu dinamai fosil penunjuk atau fosil pandu.
Jadi definisi bagi siatu fosil penunjuk yang baik ialah, suatu fosil yang mempunyai penyebaran yang luas kearah mendatar, tetapi sempit kearah tegak. Yang perlu pula ditambahkan disini ialah, bahwa fosil itu sedaat mungkin jangan bergantung kepada sedimen yang mengandungnya.
Lapisan atau urutan lapisan-lapisan sedimen yang mengandung fosil penunjuk itu disebut jalur atau zone. Jalur itu hanya mengenai sebagian kecil dari pada urutan sedimen dari masa geologi. Tetapi fosil-fosil penunjuk dapat juga menjadi ciri untuk bagian-bagian yang besar dalam masa geologi itu.
Bagian-bagian waktu geologi
Bahwa waktu geologi itu dibagi menurut perkembangan hidup, dapat dilihat pada nama-nama yang telah diberikan kepada satuan-satuan waktu yang besar dari pada waktu geologi itu. Pada dasar semmua sedimen-sedimen didapatkan batuan yang sama sekali tidak mengandung fosil, masa ini dinamakan Azoikum.
Diatas lapisan ini menyusul lapisan-lapisan batuan yang hanya mengandung bekas bentuk-bentuk hidup yang sederhana, terutama tumbuhan tingkat rendah yangg mengeluarkan gamping. Masa pembentukan sedimen-sedimen itu dinamai poroterozoikum.
Satuan watu (masa atau era) yang berikutnya sudah mengandung banyak fosil, sebagian dari bentuk-bentuk hidup yang telah khusus( crustacaea, ikabn-ikan, amfibia, reptilia). Tetapi semua binatang itu dan tumbuhannya kini tidak terdapatlagi dalam bentuk hidup karena telah punah, satuan waktu ini dinamai paleozoikum.
Sesudah itu datang satuan waktu yang mempunyai tumbuhan dan binatang yang erat hubungan nkekeluargaannya dengan yang ada sekarang, mempunyai bentuk-bentuk raksasa dalam reptilia sebagau ciri dinamakan masa Mesozoikum.
Akhirnya datang lah suatu masa dengan sisa-sisa fosil yang menunjukkan permulaan pembentukan flora dan fauna yang sekarang, masa ini dinamakan kenozoikum. Waktu adanya manusia di dunia, yaitu pada bagian kenozoikum yang terakhir. Waktu ini oleh A.W. Garabau dinamakan psikozoikum suatu nama yang tidak la        zim dipakai orang.
Setiap masa itu dibagi lagi dalam beberapa zaman. Pemberian nama pada zaman-zaman itu berdasarkan macam-macam. Beberapa diantaranya berasal dari wilayah tipe (Devon, Perm, Jura ) yang lain menurut suku bangsa yang telah bertempat tinggal ditempat-tempat yang batuan-batuannya dari zaman itu (kambrium, silur). Yang lain menurut sifat batuan yang mula-mula digolongkan kedalam zaman itu (karbon, kapur), atau berasal dari pembagian yang semula (trias). Pembagian kenozoikum berdasarkan pada makin bnyaknya jasad-jasad yang ada sekarang (paleogen,neogen). Setiap zaman itu terbagi lagi atas kala. Kala-kala itu pun namanya terbentuk dari wilayah tipe, menurut sifat-sifat tertentu.
Satuan-satuan stratigrafi waktu
Waktu geologi itu berlalu tetap terus menerus (kontinu), sedangakan pembentukan sedimen-sedimen dan batuan-batuan lainnya selama waktu geologi itu tidaklah terus menerus (diskontinu).diberbagai tempat pada waktu yang bersamaan diendapkan sedimen-sedimen yang berlainan, sedangkan pada suatu tempat tertentu selama suatu waktu sifat pengendapan berubah atau karena pengangkatan,sedimentasi dapat berubah menjadi erosi.
Dalam praktek ahli geologi-stratigarfi berhubuungan dengan satuan-satuan yang tak menerus itu. Satuan-satuan tadi memang erat hubungannya dengan pengertian tentang waktu, jika korelasi sinkron digunakan dengan daerah-daerah lain, tetapi sifat-sifatnya berlainan sama sekali dengan pengertian waktu yang khas. Satuan-satuan tersebut dinamai satuan startigrafii waktu, masing-masing namanya ialah sistem,deret, dan jenjang.
Sistem,deret, dan jenjang.
Sistem ialah tumpukan sedimen yang diendapkan selama suatu zaman. Deret ialah suatu tumpukan sedimen yang terbentuk selama suatu kala. Jenjang ialah tumpukan sedimen yang telah diemmdapkan selama suatu waktu.
Daur geologi
Tidak semua endapan mengandung fosil-fosil. Beberapa endapan diantaranya mengalami perubahan yang sangat besar, akiibat tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga fosil-fosil yang mungkin ada di dalamnya tidak dapat lagi dikenal. Gejala ini banyak terdapat di daerah-daerah yang mengalamii banyak gerak-gerak, terutama didaerah geosinklin.
Dalam hal-hal yang serupa itu adanya korelasi yang teliti tidaklah mungkin, tetapi pembagian stratigrafi pada garis besarnya saja dapat dilakukan. Disini kita dapat mempergunakan daur-daur geologi yangg terutama dapat dilihat didaerah-daerah geosinklin yang terlipat.
Yang dinamai daur geologi atau siklus geologi itu ialah urutan sejumlah peristiwa-peristiwa geologi yang mempunyai hubungan yang tertentu dan dipandang secara global terjadinya pada waktu yang bersamaan di tempat-tempat yang letaknya terpisah-pisah jauh.
1.      Sebagai permulaan suatu daur geologi ialah terjadinya suatu cekungan dan pengendapan sedimen didalamnya.
2.      Fase kedua dalam daur ulang ialah pengangkatan dan pengubahan bentuk sedimen-sedimen dalam cekungan itu.
3.      Fase ketiga ialah perombakan daerah yang terangkat tadi oleh erosi yang berakahir dengan pembetukan suatu hampirata atau peneplain.
Fase yang ketiga dari suatu daur (erosi dan pembentukan hampirata) acapkali meru[akan permulaan suatu daur baru. Genang laut membentuk hampirata dan juga koonglomerat alas diatasnya. Setelah daur yang kedua, daur yang ketiga dapat menyusul sehingga penguubahan bentuk lapisan-lapisan yang lebih tua dan perubahan-perubahan fisika dan kimia yang menyertainya menjadi makin hebat. Dengan berdasarkan kepada tingkat metamorfosis serta pengubahan bentuk, kadang-kadang orang dapat menentukan termasuk kedalam daur manakah suatu sistem baruan tertentu.
Pembagian menjadi daur
Dengan jalan ini terbukalah kemungkinan untuk membagi sejarah geologi dalam beberapa daur. Jika keadaan baik dalam batuan-batuan tertua yang tak berfosil dapat kita mengenal empat daur, karena setiap daur memerlukan beberapa ratus juta tahun, hal itu menunujukkan bahwa uumur kerak bumi itu telah lama sekali.
Dalam beberapa sejarah geologi dapat kita pelajari karena adanya fosil-fosil, kita daptakan pula empat jalur. Jalur pertama ialah daur paleozoikum tua atau daur kaledonia. Daur ini mulai dengan suatu genang laut dan pembentukan cekungan pada suatu hampirata, dari fase terakhir daur prakambrium. Fase yang pertama ini meliputi kambrium dan ordovisium. Fase yang kedua yaitu pembentukan pegunungan dimana-mana di seluruh dunia. Fase ketiga dalam devon perombakan pegunungan kaledonia secara besar-besaran. Pada waktu yang sama devon itu merupakan permulaan suatu daur baru. Daur variscia atau hercynia.
Perunbahan iklim
Fase ke dua dari suatu daur kerap kali bercirikan perbedaan-perbedaan yang jelas diantara daerah iklim. Dalam fase ini apabila dibandingkan dengan fase ke 1, terdapat banyak iklim-iklim yang ekstrim. Pada kebanyakan tempat kita dapatkan sebagai konglomerat-alas dari suatu daur baru endapan yang terbentuk oleh gletser atau endapan yang terjadi dalam iklim gurun yang mempunyai warna merah sebagai ciri.
Jalur dalam laut
cekungan laut dapat kita bagi menjadi beberapa jalur dalam., mulai dari pantai sehingga tempat yang sedalam-dalamnya. Setiap jalur itu pada umumnya bercirikan persekutuan hidup jasad-jasad yang tertentu. Bagian cekungan lautan yang terletak diantara pasang-naik dan pasang-surut dinamai jalur tepi laut. Daerah diantara garis surut dan tempat sedalam-dalamnya yan masih dapat di capai oleh daya sinar matahari (50 m), dinamai jalur fosil-fosil yang termasuk batial dan abisal terdapat pula pada jalur-jalur yang lebih tinggi jika fosil-fosil itu didapatkan sendiri dan tidak tercampur dengan fosil-fosil dari jalur neritik atau epineritik, maka yang ditunjukkan fosil-fosil itu ialah jalur dalam yang sesungguhnya.

Post a Comment for "BAB 24 PERKEMBANGAN HIDUP DAN PENGERTIAN WAKTU NISBI"