BAB 4 PENGERTIAN ISOSTASI
Jika semua sfera-sfera
mempunyai berat jenis yang sama serta bentuk seluruhnya yang serasi dengan
perputaran bumi, maka besarnya gravitasi atau gaya penarik bumi pada tiap
tempat diatas muka bumi dapat dihitung menurt suatu formula standar. Pengukuran
gaya-gaya penarik bumi menunjukkan bahwa formula umum demikina memang ada, akan
tetapi terdapat juga kelainan-kelainan yang disebut anomali gravitasi. Anomali
ini diharapkan terjadi karena adanya relief pada permukaan bumi. Jikalau suatu
kontinen muncul diatas permukaan air laut atau jikalau terdapat pegunungan,
lekuk-lekuk, dan palung laut dalam, maka pembagiam massa di tempat tersebut
tidak cocok dengan peputaran geoide.
Dengan demikan maka
benua-benua itu terdiri dari batuan-batuan yang lebih ringan daripada batuan
yang ada di Samudera. Penyelidikan teliti menunjukkan bahwa batuan-batuan yang
bersifat granit banyak terdapat di benua, sedangkan batuan yang terdapat di
samudera bersifat basalt. Pengukuran berat jenis batuan menunjukkan bahwa
granit sepuluh persen lebih ringan dari batuan basalt.
Penyesuaian secara
lambat telah terjadi di bawah permukaan bumi ialah bahwa aerah-daerah kontinen
dengan bahan-bahan ringan menonjol lebih tinggi dari material-material yang lebih
berat yang membentuk dasar samudera. Benua-benua itu dianggap sebagai
massa-massa raksasa yang mengapung diatas substratum. Benua yang terdiri dari
bahan-bahan yang bersifat granit ini menonjol kira-kira 3mil dari lekuk-lekuk
samudera, sedangkan dasar atau akar kontinen menerobos 15 sampai 20 mil kedalam
kerak bumi.
Post a Comment for "BAB 4 PENGERTIAN ISOSTASI"