KERAJAAN SINGOSARI
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Singasari merupakan
kerajaan yang memiliki usia paling singkat jika dibandingkan dengan kerajaan
Hindu-Budha lainnya. Kerjaaan ini berdiri pada tahun 1222 sejak Ken Arok
menyerang Kediri, dan berakhir pada tahun 1292. Ia berhasil mengalahkan Raja
Kertajaya dengan bantuan para brahmana. Para brahmana memberontak terhadap
karena Kertajaya tidak menghormati mereka selaku pendeta yang memiliki kasta
tertinggi dalam sistem masyarakat Hindu kuno.
Kerajaan Singasari
diperkirakan sekarang berada di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Ken Arok
pun sebelumnya membunuh majikannya sendiri, yaitu akuwu Tumapel yang bernama
Tunggul Ametung dan merebut istrinya. Pemerintahan Singasari tidak pernah
stabil karena sering terjadi pertumpahan darah antara keturunan Ken Arok dan
Tunggul Ametung. Sumber sejarah para raja Singasari selanjutnya tertulis dalam
Kitab Pararaton.
Puncak kejayaan
Singasari terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Kertanegara dalam
kehidupan politiknya berupaya melakukan ekspansi atau perluasan wilayah ke
wilayah kekuasan Sriwijaya mealui Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275. Dalam
politik luar negeri didapati ia tidak mau tunduk kepada pemerintahan Cina di
bawah pemerintahan Kubilai Khan. Ia bahkan pernah mempermalukan utusan Kaisar
Cina bernama Mengki yang mendatangi istananya.
Kesenian khususnya
seni patung berkembang maju pada masa Singasari. Banyak arca atau patung
berukuran raksasa. Selain patung drawapala yang berukuran 40 ton, ada juga
patung perwujudan Kertanegara yagn lebih dikenal dengan sebutan Joko Dolok.
Singasari tidak banyak meniggalkan candi. Namun, ada sejumlah candi sebagai
pertanda peradaban Singasari, seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Jawi,
Candi Singosari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah
berdirinya kerajaan Singasari?
2. Bagaimana sistem
pemerintahan kerajaan Singasari?
3. Bagaimanakah kehidupan
ekonomi kerajaan Singasari?
4. Bagaimanakah kehidupan
agama kerajaan Singasari?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Singasari
Menurut Pararaton,
Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat
sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken
Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri
Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan
Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kadiri.
Pada tahun 1254
terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kadiri melawan kaum
brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat
dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Perang melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh
pihak Tumapel. Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian
Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah
itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang
berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kerajaan Kadiri.
Prasasti Mula Malurung
atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel
adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah
Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut
dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju
perang melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara
Siwa.
B. Sistem Pemerintahan Kerajaan Singasari
Ada dua versi yang
menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah
versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton
menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh
Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang
diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah
Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi
Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang
Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan
Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini
didapat dari prasasti Mula Malurung.
1. Kehidupan Politik di Kerajaan Singasari
Dari segi sosial,
kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok
menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya.
Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan
Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia
larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan
sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja
Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar
negeri.
a. Politik dalam negeri
1. Mengadakan pergeseran
pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani.
2. Berbuat baik terhadap
lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang
bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3. Memperkuat angkatan
perang.
b. Politik luar negeri
1) Melaksanakan Ekspedisi
Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan
Sriwijaya di Selat Malaka.
2) Menguasai Bali.
3) Menguasai Jawa
Barat.
4) Menguasai Malaka
dan Kalimantan.
Berdasarkan segi
budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi
Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung
Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung
Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan
perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun
Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran
Tantrayana).
2. Hubungan dengan Majapahit
Pararaton,
Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan
Aria Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh
Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan
Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden
Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kerajaan Kadiri. Setelah Kadiri runtuh,
Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari
tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai
kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa,
yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
a. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari
Tidak banyak sumber
prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi keterangan secara
jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi, berdasarkan
analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai Brantas
dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan pada sektor
pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga
menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-tempat yang
strategis untuk lalu lintas perdagangan.
Keberadaan Sungai
Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari
wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi
andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan Singasari. Peninggalan
kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan patung.
Candi peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal, dan
Candi Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil
kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi
Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung Kertanegara sebagai
Amoghapasa.
Rakyat Singasari
mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok sampai masa pemerintahan
Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok, kehidupan sosial
masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan kehidupan sosial
masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para brahmana meminta
perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.
Akan tetapi, pada masa
pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai terabaikan. Hal itu
disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga melupakan pembangunan
kerajaan. Keadaan rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah
Wisnuwardhana naik takhta Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat
Singasari setelah Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara,
kerajaan dibangun dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman dan
sejahtera.
Dengan kerja keras dan
usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin menyatukan seluruh
wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga walaupun belum
sempurna. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara,
Melayu, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Pada masa pemerintahan
Kertanegara terjadi Sinkretisme antara agama Hindu dengan Budha,menjadi bentuk
Syiwa-Budha. Contohnya adalah berkembangnya aliran Tantrayana. Kertanegara
sendiri penganut aliran Tantrayana. Untuk memperluas wilayah dan mencari
dukungan dari berbagai daerah terus dilakukan oleh Kertanegara. Pasukan
Singasari dikirim ke berbagai daerah yaitu antara lain pasukan yang dikirim ke
tanah melayu. Oleh karena itu, keadaan ibu dua kota kerajaan kekuatanya
berkurang yang disebabkan oleh oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap
kekuasaan Kertanegara.
Pihak yang tidak
senang itu antara lain Jayakatwang, penguasa Kediri yang berusaha untuk
menjatuhkan Kekuasaan Kertanegara. Saat yang dinantikan oleh Jayakatwang
ternyata telah tiba. Pada saat itu istana kerajaan Singasari dalam keadaan
lemah. Pasukan kerajaan hanya tersisa sebagian kecil. Pada saat itu Kertanegara
sedang melakukan upacara keagamaan dengn pesta pora, sehingga Kertanegara
benar-benar lengah. Secara tiba-tiba, Jayakatwang menyerbu istana Kertanegara.
Serangan Jayakatwang dibagi menjadi dua arah. Dibagian utara ada pasukan Kediri
untuk memancing pasukan Singasari keluar dari pusat kerajaan.
Sementara induk
pasaukan Kediri bergerak dan menyerang dari arah selatan untuk menghadapi
serangan Jayakatwang, Kertanegara mengirimkan pasukan yang ada dibawah pimpinan
Raden Wijaya dan Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang dan
menantu dari kartanegara. Pasukan Kediri yang datang dari arah utara dapat
dikalahkan oleh pasukan Raden Wijaya akan tetapi, pasukan inti dengan leluasa
masuk dan menyerang istana , sehingga berhasil menewaskan Kertanegara.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M .Raden Wijaya dan pengikutnya kemudian
meloloskan diri setelah mengetahui istana kerajaan dihancurkan oleh pasukan
Kediri. Sedangkan Ardaraja membalik dan bergabung dengn pasukan Kediri.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum berdirinya
Majapahit, Singasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini
menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim
utusan yang bernama Meng Chi ke Singasari yang menuntut upeti. Kertanagara,
penguasa kerajaan Singasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan
mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.
Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Kerajaan Majapahit
adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap
sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut
Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya,
Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih
diperdebatkan.
B. Saran
Saran untuk para siswa
agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha menjaga dan
melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.
SUMBER REFRENSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singasari
Komandoko, Gamal.
(2009). Gajah Mada: Menangkis Ancaman Pemberontakan Ra Kuti: Kisah
Ketangguhan Seorang
Patih Majapahit Dalam Menjaga Keutuhan Takhta Sang Raja. Jakarta: Narasi.
Mulyana, Slamet.
(2006). Tafsir Sejarah Nagarakretagama. Jakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.
Post a Comment for "KERAJAAN SINGOSARI"