Gempa
Alat
pencatat gempabumi atau seismograf
Studi secara ilmiah
dari alat pencatat gempabumi atau seismograf dimulai pada tahun 1990. Alat-alat
ini jang menggambarkan kekuatan dan djurusan gempabumi (seismoskop). Seismoskop
pertama berasal dari Tiongkok pada tahun 130 ditemukan oleh Cheang Heng. Alat
ini terdiri dari kepala ular naga dengan bola dimulutnja. Ular naga ini
ditempatkan pada keempat djurusan angin. Djikalau djurusan gelombang itu arah
timur-barat maka bola jang berada dalam mulut uar naga sebelah barat jang
jatuh. Bola ini kemudian akan djatuh dimulut katak jang ditempatkan
dibawah ular naga tsb. Seismoskop semacam ini juga dikenal di Eropa abad 18.
Alat ini adalah sebuah bak jang diberi beberapa terusan menurut djurusan angin
tertentu. Bak ini berisi air raksa. Terusan-terusan tadi berada diatas
permukaan air raksa. Djikalau terjadi gempabumi arah timur-barat misalnya, air
raksa akan keluar melalui terusan sebelah barat. Banyaknya air raksa yang
keluar manggambarkan kekuatan gempabumi.
Alat tulis yang akan
mencatat getaran bumi, seharusnya terletak pada benda yang dalam keadaan diam,
meskipun tanah disekelilingnya bergerak. Benda ideal itu disebut massa
stationer. Pada seismograf massa demikian ditentukan oleh sebuan bandul.
Rumusnya , dimana T adalah perioda dan I adalah panjangnyaa
bandul .
Pada bandul yang panjang, getaran bumi tidak akan
mempengaruhi gerak bandul itu. Akan tetapi dikalau perioda getaran bumi sama
dengan perioda bandul, maka bandul itu akan melakukan gerakan tersendiri
disebabkan oleh gejala resonansi. Kesukaran yang digambarkan dapat dipecahkan
dengan pemasangan yang disebut bandul horizontal. Prinsip ini disebut prinsip
Van den Bosch dengan rumus :
2.1
Registrasi mekanik, registrasi
fotografi, registrasi galvanometer
Pada registrasi mekanik dipakai kertas arang, dan pada umumnya
registrasi ini tidak begitu baik. Tekanan pada jarum pada kertas arang itu
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kertas. Pada
registrasi optik dipasang sistem lensa pada seismograf. Cahaya kemudian
dikonsentrasikan pada kertas yang peka cahaya. Berkas cahaya ini diatur dengan
pertolongan kaca. Keuntungan pada registrasi ini tidak ada gesekan, sebagaimana
registrasi mekanik.
Registrasi galvanometer pembesaran catatan dapat dilakukan
tanpa batas, dan keuntungannya ialah tidak terdapat persentuhan mekanik.
Registrasi ini dilakukan pada suatu lapangan magnit yang tetap. Suatu kumparan
kawat berhubungan dengan massa stationer. Karena penyimpangan sedikit saja maka
akan terjadi arus induksi yang dialirkan dengan pertolongan galvanometer dan dicatat
secara optik. Lain dari pada perbaikan registrasi telah dipikirkan juga cara
penambakan untuk mengelimir bandul. Ini ditemukan oleh Wiechert pada tahun
1898. Kita kenal beberapa cara penambakan dengan zat cair dan penambakan
elektromagnetik. Pada penambakan hawa
dipasang suatu alat penghisap (silinder), dengan lempeng yang kecil pada
bandul. Karena gerak-gerak yang terjadi selama gempabumi, maka hawa ditekan,
dan tekanan yang terjadi terjadi mendorong kembali penghisap (bandul) yang
sedang bergerak tadi. Dengan jalan demikian gerak bandul dapat direduksikan.
Pada penambakan zat cair, pada bandul dipasangkan suatu lempeng yang terletak pada zat cair yang berat
misalnya minjak. Gerak lempeng atau gerak bandul dengan jalan demikian dapat
direduksikan. Pada penambakan elektromagnetik maka bandul itu dihubungkan
dengan suatu lempeng tembaga yang terletak diantara pola magnet ladam. Jikalau
terjadi gerak, maka akan terbentuklah arus foucault yang bekerja menahan gerak
bandul tadi.
TABEL XXIV PENYEBARAN STASIUN
GEMPABUMI
Negara
|
jumlah stasiun
|
Jerman
Inggris,
Irlandia
Italia
Perancis
Belanda,
Belgia, Swiss
Jepang
Spanyol,
Portugal
Jugoslavia
|
20
20
40
10
10
100
15
10
|
Daftar dibawah ini menunjukkan tempat stasiun dan jarak yang
sesuai untuk pencatatan.
TABEL XXV
JARAK
|
TERHADAP EROPA
|
TERHADAP BAGIAN AS TIMUR LAUT
|
TERHADAP JEPANG
|
8000
– 12000 KM
|
KALIFORNIA
AMERIKA
TENGAH
DJAWA
– NUSA TENGGARA
PILIPINA
DJEPANG
|
ASIA
TENGAH
AMERIKA
SELATAN
|
SELANDIA
BARU
AFRIKA
TIMUR
EROPA
SELATAN
KALIFORNIA
MEKSIKO
|
15000
– 18000 KM
|
SELANDIA
BARU
|
DJAWA
– NUSA TENGGARA
|
AMERIKA
SELATAN
|
Omori adalah ahli seismologi djepang telah dapat menetapkan
bahwa pelopor pertama merupakan gelombang jang berperioda ketjil (1 – 10 detik)
dan beraplituda ketjil, pelopor kedua pada umumnja berperioda lebih besar ( 10
detik atau lebih) dan beramplituda jang lebih besar.
Rumus laska :
Δ = ( S – P ) – 1
Dimana Δ adalah jarak episentral dalam megameter ( 1
megameter = 100km ), ( S – P ) adalah perbedan waktu tibanya gelombang pertama
dan kedua dalam menit .
Pada jarak episentral 100 derajat 145 derajat biasanya terdapat
banyak sekali gelombang yang dipantulkan ialah gelombang PP. Sebagaimana telah
dijelaskan diatas daerah antara 150 derajat – 145 derajat adalah daerah vacum
untuk gelombang P. Daerah ini disebut zone bayangan. Ada dua cara untuk
melakukan penyelidikan seismik terpakai ini, ialah dengan cara pembiasan (cara
refleksi) dan cara pemantulan (cara refleksi). Seismograf
A1, A 2, A 3, A 4 di pasang sebelah
menyebelah dari titik eksposisi. Dengan pertolongan bayangan virtail S’ dari
sentakan yang di pantulkan dengan gampang dapat dihitung.
Berdasatkan jarak SP,
kecepatan perambatan V, dan waktu tp maka dalam dan kemiringan
bidang diskontinu dengan rumus sbb:
Sudut α adalah kemiringan pada jurusan deretan
seismograf-seismograf. Sedangkan sudut yang sebenarnya dapat dihitung dengan
pertolongan satu atau dua penampang pada jurusan yang berbeda melalui titik
eksplosi yang sama.
Gejala
seismik di Indonesia
Kepulauan Indonesia
merupakan daerah seismik yang penting karena 1/10 dari jumlah gempa bumi
terjadi di daerah ini. Daerah-daerah seismik di Indonesia adalah lautan
Kalimantan Timur dan sebelah selatan pulau Jawa, selat sunda, laut sekeliling
Sulawesi, lereng utara pegunungan Irian Barat dan sekeliling laut Banda. Episentrum
didaratan terletak sepanjang patahan Semangko di Bukit Barisan Sumatra
(misalnya saja gempabumi Tapanuli 1892, Kerintji 1909. Daratan tinggi Padang
1926, Liwa 1933).
TABEL
XXVII
GEMPABUMI
BESAR DI INDONESIA
Gempabumi
|
Waktu
|
Sangihe
Bali
Kalimantan Timurlaut
Selat Sagewin
Dataran tinggi Padang
Minahasa
Liwa (Sumatra Selatan)
|
1913
1917
1923
1923
1926
1932
1933
|
Pengamatan-pengamatan
stasiun-stasiun gempabumi diluar negeri sangat penting untuk Indonesia dan
sebaliknya. Indonesia adalah anggota Uni Internasional Geodesi dan Geofisika
dimana ilmu seismologi itu termasuk.
Gempabumi
dan struktur kerakbumi Indonesia
Bentuk kerak bumi dari
dekat berdasarkan penyelidikan kecepatan merambat gelombang-gelombang gempabumi
longitudinal, sebagaimana telah dilakukan oleh Gutenberg. Dalam kerak bumi
kristalin yang bersifat granit, kecepatan gelombang longitudinal bertambah dari
6km/detik dibagian atas menjadi 6,75 km/detik dari permukaan bumi. Pada dalam
15 km, kecepatan ini berkurang sampai mencapai minimum 5,5 km detik pada jarak
antarab 20 dan 25 km. Pembagian kerakbumi menurut gambar Gutenberg adalah lebih
mendetail daripada pembagian Holmes yang sederhana yang telah kita pelajari
dulu. Pada pembagian Gutenberg ini kita lihat adanya sekurang-kurangnya 3
lapisan utama, ialah kerak hablur dengan susunan granit, suatu lapisan
intermedier bersusunan basalt dan lapisan hablur yang bersusunan ultrabasa,
ialah peridotit. Gempabumi dangkal
terjadi pada lapisan-lapisan bumi diatas bidang diskontinu Mohorovicic.
Gempabumi intermedier mungkin berpangkal didaerah peralihan antara zone hablur
ultra-basa dan substratum amorf. Sedangkan gempabumi dalam terdapat didalam
substratum ini. Gempabumi dangkal terdapat disebelah tenggara Hokkaido, sekitar
samudera Pasifik, gempabumi intermedier letaknya lebih kedalam ialah dipulau
Hokaido, sedangkan gempabumi dalam terletak lebih kearah benua Asia.
Penyebaran
geografi episentrum-episentrum gempabumi
Taksiran-taksiran kasar
dari Sieberg menyatakan bahwa jumlah gempabumi kuat ataupun yang lemah
diseluruh dunia adalah kira-kira 9000, yang berarti rata-rata 1 gempa adalah 1
jam. Dari jumlah ini maka 5000 adalah gempabumi makroseismik. Seperempat abad
lamanya Montessus de Balore mengumpulkan berita-berita gempabumi dari seluruh
dunia. Ketentuan-ketentuan makroseismik ini seluruhnya berjumlah 17000 buah.
Kesimpulan utama dari
penyelidikan Montessus de Balore ialah bahwa kita dpat membedakan daerah yang
kaya akan gempabumi dan daerah yang tak ada atau kurang gempabumi. Menurut
Montessus de Balore maka daerahj-daerah dengan jumlah 100 getaran makroseismik
tiap tahun. Daerah-daerah samudera pada umumnya bukan merupakan daerah
seismic,terkecuali samudera Atlantik. Hiposentrum-hiposentum disin terletak
sebagian besar pada punggung dalam
samudera Atlantik.
Dalam memperhatikan
penyebaran geografi daerah-daerah gempabumi akan terlihat oleh kita bahwa
sebagaimana juga dalam penyebaran gunung-gunung apin kita lihat dua zone yang
aktif ialah zone Sirkum Pasifik dan zone Mediteran. Kedua daerah yang labil ini
mempunyai tempat pertemuannya di Indonesia, sehingga kepulauan kita ini
merupakan daerah yang hyperlabil. Persamaan letak daerah-daerah gempabumi dan
gunung api bukan disebabkan karena letusan gunung api itu menyebabkan
gempabumi. Struktur kulit bumilah yang menyebabkan kedua gejala ini terdapat
dalam zone-zone yang sama.
Di dalam kedua zone ini
pun terdapat perbedaan relief terbesar di dunia ialah pegunungan-pegunungan
tinggi, yang tak jauh letaknya dari lekuk-lekuk laut dalam, misalnya saja gunung-gunung salju di Irian (±4000 m), yang
berdekatan dengan letak Mindanau (± 10.000 m),dan laut dalam disebelah barat Amerika
Selatan yang berdekatan letaknya dengan pegunungan Andes.
Post a Comment for "Gempa"