Tektonik Lempeng
Pengertian Lempeng Tektonik
Lempeng tektonik adalah teori geologi yang kerak
bumi terdiri dari pelat kaku yang "mengapung" di permukaan planet.
Tektonik berasal dari kata Yunani yang berarti "pembangun.
Mantle: Tebal, lapisan padat batuan yang mendasari kerak bumi.
Laut parit: Jauh depresi di dasar laut, dibuat oleh lempeng samudera
dipaksa ke bawah ke bawah permukaan oleh lain, mengesampingkan piring.
Margin piring: Batas-batas di mana lempeng bertemu.
Pelat: daerah besar permukaan bumi, yang terdiri dari kerak dan mantel
teratas, yang bergerak, membentuk banyak fitur permukaan geologi utama bumi.
Dasar laut menyebar: Proses di mana bentuk-bentuk dasar laut baru sebagai
batuan cair dari interior bumi naik ke permukaan, mendorong dasar laut yang ada
dari jalan.
Subduksi: proses tektonik yang melibatkan satu piring dipaksa ke dalam
mantel pada palung, di mana ia akhirnya mengalami pelelehan parsial.
Transform gerak: pergerakan lempeng horizontal di mana salah satu slide
piring masa lalu lain.
Bagian terluar tipis planet ini kerak. Di bawah itu adalah mantel, yang
padat di dekat bagian atas dan “lunak” atau sebagian meleleh dimulai pada
kedalaman sekitar 40 mil (65 kilometer) di bawah permukaan. Kerak dan bagian
kaku mantel membentuk litosfer. Porsi lembut mantel disebut astenosfer.
Ini adalah litosfer yang dipecah menjadi lempeng, yang bergerak sementara
mengambang di atas astenosfer yang mendasarinya. Ada sekitar delapan piring
besar dan beberapa yang lebih kecil yang berada dalam kontak konstan dengan
satu sama lain. Ketika satu piring bergerak, hal itu menyebabkan piring lain
untuk bergerak. Piring ini memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda.
Beberapa, seperti piring Juan de Fuca lepas pantai barat dari Washington State,
memiliki area permukaan beberapa ribu mil persegi. Yang terbesar, lempeng
Pasifik, mendasari sebagian besar Samudera Pasifik dan meliputi area seluas
ratusan ribu mil persegi.
Lempeng-lempeng utama
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
- Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
- Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
- Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
- Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
- Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut - Lempeng benua
- Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
- Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.
Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua
seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang
mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia
diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau
semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun
yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen
lain yang disebut Pangaea yang pada
akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang
menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang
menjadi benua sisanya)
Perkembangan Teori
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geolog berasumsi bahwa
kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan
geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak
seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak
tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang
berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki
kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin
jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat itu banyak
teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui
jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat menyulitkan
penemuan penjelasan yang sesuai.
Penemuan radium dan
sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong pengkajian ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan
didapatkan dari laju pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi
seperti benda hitam. Dari
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi
adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi
seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas
yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi
sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam
keadaan cair.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental
drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912.
dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans
yang diterbitkan pada tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang
sekarang ada dulu adalah satu kesatuan yang bergerak menjauh sehingga
melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang
bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa
adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini
dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair,
tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan
geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan
bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya
bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan
didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam
batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada
sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke
dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justeru lebih
mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi
menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau
berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction
zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah
teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori
yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan.
Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh
geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme
yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru.
Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan
lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut
pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas.
Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama
kemudian mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan
yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi.
Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang
berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan
teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada
akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu,
sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi
berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain
seperti paleogeografi dan paleobiologi.
Prinsip-prinsip Utama
Bagian lapisan luar, interior bumi dibagi menjadi lapisan litosfer dan
lapisan astenosfer berdasarkan perbedaan mekanis dan cara terjadinya
perpindahan panas. Llitosfer lebih dingin dan kaku, sedangkan astenosfer lebih
panas dan secara mekanik lemah. Selain itu, litosfer kehilangan panasnya melalui
proses konduksi, sedangkan
astenosfer juga memindahkan panas melalui konveksi dan
memiliki gradien suhu yang hampir adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda
dengan pembagian bumi secara kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer
sendiri mencakup kerak dan juga sebagian dari mantel.
Suatu bagian mantel bisa saja menjadi bagian dari litosfer atau astenosfer
pada waktu yang berbeda, tergantung dari suhu, tekanan, dan kekuatan gesernya.
Prinsip kunci tektonik lempengan adalah bahwa litosfer terpisah menjadi
lempengan-lempengan tektonik yang berbeda-beda. Lempengan ini bergerak
menumpang di atas astenosfer yang mempunyai viskoelastisitas sehingga bersifat seperti fluida.
Pergerakan lempengan bisa mencapai 10–40 mm/a (secepat pertumbuhan kuku jari) seperti di Mid-Atlantic Ridge, ataupun bisa mencapai
160 mm/a (secepat pertumbuhan rambut) seperti di
Lempeng Nazca.
Lempeng-lempeng ini tebalnya sekitar 100 km dan terdiri
atas mantel litosferik yang di atasnya dilapisi dengan hamparan salah satu dari
dua jenis material kerak.
Yang pertama adalah kerak samudera atau yang
sering disebut dengan "sima", gabungan dari silikon dan magnesium.
Yang kedua adalah kerak benua yang sering
disebut "sial", gabungan dari silikon dan aluminium.
Kedua jenis kerak ini berbeda dari segi ketebalan di mana kerak benua
memiliki ketebalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kerak samudera.
Ketebalan kerak benua mencapai 30–50 km sedangkan kerak samudera hanya
5–10 km.
Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng (plate boundary),
yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya terjadi seperti gempa bumi dan
pembentukan kenampakan topografis seperti gunung, gunung berapi, dan palung samudera. Kebanyakan
gunung berapi yang aktif di dunia berada di atas batas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di Lempeng Pasifik yang
paling aktif dan dikenal luas.
Lempeng tektonik bisa merupakan kerak benua atau samudera, tetapi biasanya
satu lempeng terdiri atas keduanya. Misalnya, Lempeng Afrika mencakup
benua itu sendiri dan sebagian dasar Samudera Atlantik dan Hindia.
Perbedaan antara kerak benua dengan kerak samudera ialah berdasarkan
kepadatan material pembentuknya.
- Kerak samudera lebih padat daripada kerak benua dikarenakan perbedaan perbandingan jumlah berbagai elemen, khususnya silikon.
- Kerak benua lebih padat karena komposisinya yang mengandung lebih sedikit silikon dan lebih banyak materi yang berat. Dalam hal ini, kerak samudera dikatakan lebih bersifat mafik ketimbang felsik. Maka, kerak samudera umumnya berada di bawah permukaan laut seperti sebagian besar Lempeng Pasifik, sedangkan kerak benua timbul ke atas permukaan laut, mengikuti sebuah prinsip yang dikenal dengan isostasi.
Jenis-jenis Batas Lempeng
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng
tersebut adalah:
- Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
- Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
- Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc). Batas konvergen dibagi kembali menjadi tiga, yaitu:
- Bila 2 lempeng samudra yang saling mendekat, lempeng yang satu akan menghunjam kebawah lempeng yang lain membentuk busur kepulauan.
- Bila lempeng benua dan lempeng samudra yang saling mendekat, maka lempeng samudranya akan menghunjam kebawah lempeng benua, membentuk pegunungan uplift seperti Andes.
- Bila 2 lempeng benua yang saling mendekat, terjadilah peristiwa tumbukan (collision), membentuk pegunungan lipatan seperti Himalaya.
Selain 3
jenis batas lempeng diatas, terdapat juga plate boundary zone, dimana
interaksi antar lempengnya belum diketahui. Dan pada umumnya, plate boundary
zone melibatkan paling tidak 2 lempeng besar dan beberapa microplate
yang bergerak dengan cukup rumit, sehingga pada daerah tersebut terdapat
fitur geologi yang kompleks dan pola gempa bumi. Contoh dari plate boundary
zone adalah daerah Mediterranean-Alpine yang merupakan batas antara lempeng
Eurasia dan Afrika, dimana terdapat kenampakan subduksi, kolisi, dan transform
fault.
Pergerakan lempeng
Kebanyakan ahli geologi modern percaya arus konveksi di astenosfer adalah kekuatan
pendorong untuk gerakan lempeng. Energi panas di pusat planet ini dibawa ke
permukaan oleh arus. Saat mereka mencapai permukaan, arus dingin dan mulai
tenggelam kembali ke tengah. Di bawah kerak, tekanan yang diberikan pada bagian
bawah piring oleh arus konveksi membantu untuk mendorong piring bersama.
Lempeng bergerak pada tingkat sekitar 1 inci (2,5 cm) per tahun. Piring
tercepat bergerak lebih dari 4 inci (10 cm) per tahun.
Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer
samudera dan karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari
mantel telah didapati sebagai sumber asli dari energi yang menggerakkan lempeng
tektonik. Pandangan yang disetujui sekarang, meskipun masih cukup
diperdebatkan, adalah bahwa kelebihan kepadatan litosfer samudera yang
membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan
lempengan.
Pada waktu pembentukannya di mid ocean ridge, litosfer samudera pada
mulanya memiliki kepadatan yang lebih rendah dari astenosfer di sekitarnya,
tetapi kepadatan ini meningkat seiring dengan penuaan karena terjadinya
pendinginan dan penebalan. Besarnya kepadatan litosfer yang lama relatif
terhadap astenosfer di bawahnya memungkinkan terjadinya penyusupan ke mantel
yang dalam di zona subduksi sehingga menjadi sumber sebagian besar kekuatan
penggerak-pergerakan lempengan. Kelemahan astenosfer memungkinkan lempengan
untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona subduksi Meskipun subduksi dipercaya sebagai kekuatan
terkuat penggerak-pergerakan lempengan, masih ada gaya penggerak lain yang
dibuktikan dengan adanya lempengan seperti lempengan Amerika Utara, juga
lempengan Eurasia yang bergerak tetapi tidak mengalami subduksi di manapun.
Sumber penggerak ini masih menjadi topik penelitian intensif dan diskusi di
kalangan ilmuwan ilmu bumi.
Pencitraan dua dan tiga dimensi interior bumi (tomografi seismik) menunjukkan adanya distribusi
kepadatan yang heterogen secara lateral di seluruh mantel. Variasi dalam
kepadatan ini bisa bersifat material (dari kimia batuan), mineral (dari variasi
struktur mineral), atau termal (melalui ekspansi dan kontraksi termal dari
energi panas). Manifestasi dari keheterogenan kepadatan secara lateral adalah konveksi mantel dari gaya apung (buoyancy forces).
Bagaimana konveksi mantel berhubungan secara langsung dan tidak dengan
pergerakan planet masih menjadi bidang yang sedang dipelajari dan dibincangkan
dalam geodinamika. Dengan satu atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke
litosfer supaya lempeng tektonik bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang utama
dalam pengaruhnya ke pergerakan planet, yaitu friksi dan gravitasi.
Gaya Gesek
Basal drag
Arus
konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga
pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.
Slab suction
Arus
konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona subduksi di
palung samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi
dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini
pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak
bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah
Gravitasi
Runtuhan
gravitasi: Pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya lempeng di oceanic ridge. Litosfer
samudera yang dingin menjadi lebih padat daripada mantel panas yang merupakan
sumbernya, maka dengan ketebalan yang semakin meningkat lempeng ini tenggelam
ke dalam mantel untuk mengkompensasikan beratnya, menghasilkan sedikit
inklinasi lateral proporsional dengan jarak dari sumbu ini. :Dalam
teks-teks geologi pada pendidikan dasar, proses ini sering disebut sebagai
sebuah doronga. Namun, sebenarnya sebutan yang lebih tepat adalah runtuhan
karena topografi sebuah lempeng bisa jadi sangat berbeda-beda dan topografi
pematang (ridge) yang melakukan pemekaran hanyalah fitur yang paling
dominan. Sebagai contoh, pembengkakan litosfer sebelum ia turun ke bawah
lempeng yang bersebelahan menghasilkan kenampakan yang bisa memengaruhi
topografi. Lalu, mantel plume yang menekan sisi bawah lempeng tektonik
bisa juga mengubah topografi dasar samudera.
Slab-pull (tarikan
lempengan)
Pergerakan
lempeng sebagian disebabkan juga oleh berat lempeng yang dingin dan padat yang
turun ke mantel di palung samudera Ada bukti yang cukup banyak bahwa konveksi
juga terjadi di mantel dengan skala cukup besar. Pergerakan ke atas materi di mid-oceanic
ridge mungkin sekali adalah bagian dari konveksi ini. Beberapa model awal
Tektonik Lempeng menggambarkan bahwa lempeng-lempeng ini menumpang di atas
sel-sel seperti ban berjalan.
Namun, kebanyakan ilmuwan sekarang percaya bahwa astenosfer tidaklah
cukup kuat untuk secara langsung menyebabkan pergerakan oleh gesekan gaya-gaya
itu. Slab pull sendiri sangat mungkin menjadi gaya terbesar yang bekerja
pada lempeng. Model yang lebih baru juga memberi peranan yang penting pada
penyerotan (suction) di palung, tetapi lempengan seperti Lempeng Amerika Utara tidak mengalami subduksi di manapun juga, tetapi juga
mengalami pergerakan seperti juga Lempeng Afrika, Eurasia, dan Antarktika.
Kekuatan penggerak utama untuk pergerakan lempengan dan sumber energinya itu
sendiri masih menjadi bahan riset yang sedang berlangsung
Gaya dari luar
Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Januari-Februari 2006 dari
buletin Geological Society of America Bulletin, sebuah tim ilmuwan dari
Italia dan Amerika Serikat berpendapat bahwa komponen lempeng yang mengarah ke
barat berasal dari rotasi Bumi dan gesekan pasang bulan yang mengikutinya.
Mereka berkata karena Bumi berputar ke timur di bawah bulan, gravitasi bulan
meskipun sangat kecil menarik lapisan permukaan bumi kembali ke barat.
Beberapa orang juga mengemukakan ide kontroversial bahwa hasil ini mungkin
juga menjelaskan mengapa Venus dan Mars tidak memiliki lempeng tektonik, yaitu
karena ketiadaan bulan di Venus dan kecilnya ukuran bulan Mars untuk memberi
efek seperti pasang di bumi.
Pemikiran ini sendiri sebetulnya tidaklah baru. Hal ini sendiri aslinya
dikemukakan oleh bapak dari hipotesis ini sendiri, Alfred Wegener, dan kemudian
ditentang fisikawan Harold Jeffreys yang
menghitung bahwa besarnya gaya gesek oasang yang diperlukan akan dengan cepat
membawa rotasi bumi untuk berhenti sejak waktu lama.
Banyak lempeng juga bergerak ke utara dan barat, bahkan banyaknya
pergerakan ke barat dasar Samudera Pasifik adalah jika dilihat dari sudut
pandang pusat pemekaran (spreading) di Samudera Pasifik yang mengarah ke
timur. Dikatakan juga bahwa relatif dengan mantel bawah, ada sedikit komponen
yang mengarah ke barat pada pergerakan semua lempeng
Interaksi lempeng
Lempeng tektonik dapat berinteraksi dalam salah satu dari tiga cara. Mereka bisa bergerak ke arah satu sama lain, atau konvergen. Mereka dapat pindah dari satu sama lain, atau menyimpang. Atau mereka dapat meluncur satu lewat lain, atau mengubah. Batas-batas di mana lempeng bertemu dikenal sebagai margin piring. Jenis aktivitas geologi yang terjadi ketika dua lempeng berinteraksi tergantung pada sifat dari interaksi lempeng dan margin. Pergeseran benua
[Lempeng tektonik adalah ide yang relatif baru.
Teori lempeng tektonik memperoleh penerimaan luas hanya pada tahun 1960.
Sekitar 50 tahun sebelumnya, ahli geofisika Jerman Alfred Wegener (1880-1930)
mengembangkan teori terkait dikenal sebagai pergeseran benua. Wegener
berpendapat bahwa posisi benua bumi tidak tetap. Dia percaya sebaliknya bahwa
mereka mobile dan dari waktu ke waktu melayang sekitar di permukaan-maka nama
pergeseran benua bumi.
Bukti paling jelas Wegener untuk teorinya adalah
fakta bahwa beberapa benua di dunia cocok sama seperti potongan puzzle dalam
jig-saw. Berdasarkan hal ini, ia mengusulkan bahwa benua di dunia yang
sebelumnya tergabung dalam satu massa benua besar, superbenua Pangaea ia
disebut (diucapkan pan-JEE-ah). Wegener percaya bahwa superbenua ini telah
kemudian dipecah menjadi enam benua masa kini. Namun, Wegener tidak bisa
memberikan penjelasan yang meyakinkan seperti apa pindah benua di seluruh
permukaan planet. Jawaban yang datang dengan teori lempeng tektonik.
Struktur pelat
Lempeng tektonik bumi adalah lembaran kaku batu.
Ahli geologi membagi interior Bumi ke lapisan, berdasarkan komposisi mereka
(dari padat menjadi cair).
Hal-hal untuk Tahu
Astenosfer: Porsi mantel bawah litosfer terdiri
dari bahan sebagian meleleh.
Konveksi saat ini: gerakan Edaran cairan dalam
menanggapi bolak pemanasan dan pendinginan.
Konvergensi: Pergerakan dua piring terhadap satu
sama lain.
Crust: Tipis, bagian terluar padat Bumi.
Divergence: Pemisahan dua piring ketika mereka
bergerak dalam menentang arah.
Litosfer: bagian paling atas kaku dari mantel dikombinasikan
dengan kerak.
Margin piring datang dalam tiga varietas: samudera-samudera, benua-benua,
dan benua-samudera.
Lempeng samudera-samudera. Ketika dua lempeng samudera bertemu, salah satu
piring subducts atau tenggelam di bawah yang lain, membentuk depresi berat
disebut parit laut. Piring subduksi tenggelam ke bawah ke dalam mantel di mana
ia mulai mencair. Batuan cair dari piring leleh naik ke permukaan dan membentuk
rantai kepulauan vulkanik, atau busur kepulauan vulkanik, di balik parit laut.
Ketika lempeng samudera menyimpang, punggung (rantai pegunungan) mengembangkan
dan menyebarkan dasar laut terjadi. Batuan cair mendorong di margin yang
berbeda, menciptakan pegunungan dan dasar laut berkembang. Hari ini, Eropa dan
Amerika Utara bergerak sekitar 3 inci (7,5 cm) jauh terpisah setiap tahun
sebagai Samudera Atlantik tumbuh lebih luas.
Lempeng benua-benua. Benua-benua piring konvergen bertindak cukup berbeda
dari samudera-samudera piring. Kerak benua terlalu ringan untuk dibawa ke bawah
ke parit. Pada margin konvergen benua-benua tidak subducts piring. Kedua
lempeng benua bertemu, gesper, dan kompres untuk membentuk pegunungan rentang
kompleks tinggi besar. Konvergensi semacam ini diproduksi Himalaya ketika
lempeng India-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia.
Divergence benua-benua menyebabkan benua untuk memisahkan menjadi dua atau
lebih benua kecil bila terkoyak bersama serangkaian patah tulang. Kekuatan
divergensi harfiah merobek benua terpisah sebagai dua atau lebih blok kerak
benua mulai perlahan-lahan bergerak terpisah dan magma mendorong ke dalam celah
yang terbentuk antara mereka. Akhirnya, jika proses rifting benua terus, laut
baru lahir antara dua benua. Rifting antara pelat Arab dan Afrika membentuk
Laut Merah dengan cara ini.
Lempeng benua-samudera. Ketika benua dan samudera piring bertemu, lempeng
samudera (yang lebih padat) subducts bawah tepi lempeng benua. Gunung berapi
terbentuk sebagai hasil, tetapi dalam pengaturan ini, rantai bentuk gunung
berapi di kerak benua. Rantai gunung berapi, dikenal sebagai busur vulkanik,
biasanya beberapa ratus mil pedalaman dari margin piring. Pegunungan Andes di
Amerika Selatan dan Pegunungan Cascade Amerika Utara adalah contoh busur
vulkanik. Tidak ada margin yang berbeda benua-samudera ada saat ini. Mereka
tidak mungkin untuk membentuk dan akan cepat menjadi margin yang berbeda
samudera-samudera sebagai dasar laut Penyebaran terjadi.
Transform gerak. Selain konvergensi dan divergensi, mengubah gerak dapat
terjadi di sepanjang margin piring. Transform margin kurang spektakuler
daripada konvergen dan divergen yang, dan jenis piring yang terlibat
benar-benar tidak penting. Sebagai dua piring batu meluncur melewati satu sama
lain di margin, celah atau kesalahan berkembang. Energi yang dihasilkan oleh gerakan
ini sering dirilis dalam bentuk gempa bumi. Contoh yang paling dikenal dari
transformasi marjin piring adalah San Andreas Fault di California, di mana
lempeng Pasifik dan Amerika Utara berada dalam kontak.
Post a Comment for "Tektonik Lempeng "