BAB 22 Ilmu Geotektonik
Ilmu
geotektonik mempelajari struktur-struktur geologi setempat, dalam hubungannya
berkaitan dengan struktur regional dan dengan semikian berusaha memberikan
sintesa tentang sejarah perkembangan kerak bumi di suatu tempat. Ilmu ini
mempelajari tentang struktur besar seperti geosinklin dan geantiklin.
Pengetahuan
tentang geotektonik bukan saja mempelajari bentuk kerak bumi tetapi juga
mempelajari stratigrafi. Tektonik merupakan gejala asal endogen. Yang terjadi
akibat dari gaya endogen ini yaitu terjadinya pengangkatan dan di daerah lain
terjadi gerak menurun sehingga menyebabkan daerah tersebut tergenang air laut.
Pengangkatan yang dilakukan oleh gaya endogen akan menyebabkan terbentuknya
orogen. Proses orogenesis ini membentuk pegunungan berangkai yang pada umumnya
terdiri dari struktur lipatan atau patahan.
Pengangkatan
jalur kerak bumi sehingga menjadi pegunungan dapat pula berlaku dengan sangat
lambat sekali dan meliputi daerah yang sangat luas. Proses ini dikenal dengan
sebutan orogenesis. Gerak orogenesis berjalan relatif cepat dari proses
epirogenesis. Proses epirogenesis akan membentuk perhubungan kerak bumi yang
membentuk kubah. Ketika terjadi erosi maka struktur inipun akan membentuk
pegunungan.
Gejala
pembentukan pegunungan merupakan suatu gerak lingkaran yang yang silih berganti
peristiwa ini disebut sebagai daur geologi. Daur ini meliputi proses
gliptogenesi, litogenesis, dan orogenesis.
ü Pengertian
geosinklin
Cekungan
geosinklin merupakan endapan sediment tebal dimana sewaktu pengendapan, dasar
lekuk ini berada dalam keadaan yang menurun. Dari cekungan inilah
pegunungan-pegunungan mulai terbentuk. Pegunungan ini terbentuk karena adanya
sedimen klastika. Hal ini banyak ditemukan di pegunungan Alpina, Himalaya,
Ural, Andes dan pegunungan Korlidera di Amerika Utara.
ü Pembentukan
Pegunungan dan Aktivitas Magma
Didalam suatu
pegunungan berangkai seringkali ditemukan batuan beku yang berbeda
komposisinya. Yaitu basa dan asam (intermedian).
Daur geologi
biasanya dimulai dengan pembentukan geosinklin dimana terjadi pengendapan
sediment. Pada waktu inilah aktivitas magma yang pertama yang disebut Initiale
vulkanismus (vulkanisme pertama). Magma ini berada dalam bentuk instrusi atau
ekstrusi dan batuan yang dibentuk pada umumnya adalah batuan basa sampai
ultra-basa misalnya peridotit, gabrobasalt dan sebagainya. Kumpulan batuan ini
disebut ophiolit. Setelah instrusi
batuan basa ini maka lapisan sediment itu diperas, disesar dan dilipat.
Kemudian terjadilah pengangkatan yang biasanya bersamaan dan disusul oleh
pembentukan batuan masam sampai intermedier seperti granit, granodiorit dan
tonalit gejala demikian disebut synorogene
plutonismus atau plutonisma
sinorogen. Batuan-batuan ini akan membentuk bakolit yang besar seperti
pluton sierra. Di Indonesia batuan ini terdapat di sepanjang baukit barisan
Pada akhir
pembentukan pegunungan maka akan terjadi kembali aktivitas yang dikenal dengan
nama subsequente vulkanismus. Gejala ini
masih dapat dilihat pada pegunungan lipatan sekarang yaitu aktivitas vulkanis
sepanjang zona meditera dan zona sirkum pasifik. Batuan vulkanik yang
dihasilkan pada umunya yaitu andesit, dasit, dan riolit. Batuan ini erat
hubungannya dengan batuan diorit, kwarsa diorite dan granit.
Jika kerakbumi
telah mulai dikonsilidasikan maka akan terjadi aktivitas magma terakhir yang
disebut finale vulkanismus (vulkanisme penutup). Hasilnya yaitu basalt yang
biasanya keluar melalui patahan atau celah di dalam bumi.
Dalam suatu
pegunungan dalam daerah tertentu dapat ditemukan batuan dari provinsi
petrografi yang berbeda dan dibentuk dalam waktu yang berbeda pula.
Di Indonesia
gejala ini dapat ditemukan di bukit barisan. Di samping itu kerakbumi Indonesia
menunjukkan struktur berzona pegunungan. Pegunungan tertua terletak di daerah
asia dan yang termuda terletak di daerah samudera. Provinsi petrologi terbatas
pada penjabaran ruang dan waktu.
Unsur-unsur
struktur geologi dan provinsi petrologi berhubungan dengan:
a. Pulau
chrismas yang muncul dari samudera Indonesia yang mempunyai kedalaman 5000 m
adalah suatu gunung api yang telah mati. Gunung ini pernah aktif pada zaman
tersier tua dan menghasilkan lava yang dapat di golongkan kedalam suite
atlantik.
b. Punggung
submarine adalah suatu pegunungan yang sedang muncul di atas permukaan laut.
Ditempat ini sedang dibentuk suatu punggung ge-antiklin dari geosinklin.
Punggung ini merupakan lanjutan dari punggung submarine di Sumatera Barat
seperti pulau Nias, Siberut, dan Mentawai.
c. Daerah
penghubungan geantikin dari kerak bumi yang membentuk poros dari pulau jawa dan
sumatera. Diatas geantiklin ini terdapat sejumlah besar gunung api yang kini
masih aktif. Gunung api ini termasuk kedalam gunung api strato yang bersifat
eksplosif yang menghasilkan lava dan tufa.
d. Dibagian
utara pulau jawa terdiri dari suatu cekungan sedimen yang terletak antara
punggung geantiklin jawa selatan dan tanah sunda. Jalur ini terjadi pada zaman
kwater aktivitas vulkanik. Bahan bahan yang dihasilkan adalah batuan yang
digolongkan kedalam propinsi petrologi mediteran.
e. Disebelah
utara pulau jawa terdapat tanah sunda yang sebagian besar telah digenangi air
laut. Di pulau karimunjaya dan Sukadana ditemukan batuan basalt,
Sebagai kesimpulan
tentang hubungan struktur pegunungan dan aktivitas magma dapat dikatakan bahwa
di daerah muka pegunungan (samudera Indonesia) terdapat provinsi petrografi
atlantik, di daerah geosinklin (busur luar) terdapat suite ophiolit. Di daerah
geantiklin (busur dalam) terdapat suite pasifik, dibagian konkaf dari busur
vulkanik terdapat varieta suite mediteran dan akhirnya didaerah belakang
pegunungan terdapat basal.
ü Pembagian
Pegunungan Menurut Tipe
Pegunungan
dapat digolongkan dalam pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Cloos
menggolongkannya sebagai berikut:
·
Pegunungan kelopak
·
Pegunungan Lipatan
·
Pegunungan
lipatan-patahan
·
Pegunungan blok
·
Horst dan Graben
Pada dasarnya
lembah yang dibentuk oleh gaya tektonik ini mempunyai dinding curam dan lurus
jalannya. Sedangkan lembah yang dibentuk oleh erosi mempunyai jalan yang
berliku-liku.
Menurut E. Suess
disebabkan oleh gaya tarikan maka terjadilah patahan dalam kerakbumi. Karena
adanya patahan ini maka magma keluar dari waduk magma, sehingga tempat ini
menjadi vacuum, sebagian dari kerak bumi akan runtuh dan ditempat inilah akan
terjadi graben.
ü Zona
Patahan Semangko
Punggung pulau
sumatera terdiri dari penggabungan besar kerak bumi yang dikenal dengan nama
geantiklin bukit barisan. Diatas bukit barisan terdapat sistem patahan yang
dikenal dengan nama zona patahan semangko.
Sepanjang bukit
barisan ditemukan perisai atau tumor yang diatasnya terdapat sejumlah besar
graben. Tumor yang terkenal sepanjang zona semangko ini adalah tumor
gendongsurian di Sumatera Selatan, tumor batak d Sumatera Utara.
Bentuk graben
yang terletak diatas kulminasi bukit barisan ini bentuknya tidak memanjang akan
tetapi sering berbentuk segi empat. Hal ini terjadi karena graben telah
terganggu oleh ledakan vulkanik kemudia membentuk depresi vulkano-tektonik.
Patahan semangko mengandung batu apung. Hal ini disebabkan karena patahan ini
terletak di daerah orogen dan besar kemungkinan batuan lelehan masam ini
bersumber pada batuan granit yang terletak dibawahnya.
Sebagian dari
patahan semangko yang terletak antara Liwa dan Kota Agung yang panjangnya
kira-kira 45km dan lebarnya 10km dan diisi oleh bahan vulkanik masam dan
intermedier.
Daerah patahan
semangko yang terletak antara Bukttinggi dan kotacana terkenal nama zona
patahan ulu aer. Panjang patahan di daerah ini kira-kira 550km. sebagian ahli
berpendapat bahwa patahan semangko ini beberapa tempat adalah sesar mendatar.
ü Zona
Patahan Afrika Utara dan Afrika Timur
Sistem
patahan ini panjangnya sekitar 6000 km memanjang dari Afrika Selatan sampai
Palestina dan terletak antara 15o LS dan 37o LU.
Merupakan patahan terbesar di dunia. Disekitar patahan ini tersebar sejumlah
besar bahan-bahan vulkanik dalam bentuk basalt datartinggi.
Disebelah
selatan terdapat suatu graben dimana terletak danau Nyassa. Panjang daerah ini
sekitar 400 mil dan lebarnya 50 mil, dasarnya diujung sebelah utara 700 kaki
dibawah permukaan airlaut indonesia. Disebelah barat laut terletak sistem
graben dengan danau Tanganyika dan danau Albert. Besar graben ini hampir sama
dengan graben Nyassa. Dalamnya sekitar 1 mil dan dasarnya 2000 kaki di bawah
permukaan samudera Indonesia. Sitem graben ke tiga mengandung danau Rudolf,
stefani dan bermuara dilaut Merah. Suatu sistem yang menghubungkan Laut Merah
dan danau Rudolf di Kenya. Dinding graben ini curam dan perbedaan tinggi antara
dinding dan dasarnya dapat mencapai 6000 kaki. Lebih daripada garaben kenya ini
antara 30 dan 40 mil. Graben laut merah panjangnya sekitar 2000 km dan lebarnya
300 km dan dalamnya sekitar 2300 km.
Zona
patahan di Afrika ini menurut Kossmatt diterangkan dengan teori Wagener ialah karena pergesaran
kontinen, karena sebagian besar kontinen Afrika lebih cepat bergearak daripada
bagian yang lain. Akibatnya ialah terjadi robekan yang sangat besar dalam kerak
bumi dalam bentuk graben.
ü Basin
ranges di Amerika Utara
Sebagian
besar dari negara bagian Nevada. Utah Barat, Oregon, Idaho Arizona, New
Meksiko, Texas Barat dan Kalifornia Timur di Amerika Serikat terdiri dari
rangkaian pegunungan-pegunungan yang terasing dan dipisahkan oleh daratan – daratan
padang pasir dan lekuk- lekuk.
Beberapa
pegunungan ini rendah, akan tetapi mencapai tinggi lebih dari 4000 meter dan
panjang 150 km. Daerah ini merupakan blok-blok kerak bumi yang diangkat dan
dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh bidang-bidang patahan. Gerak vertikal
ini awalnya terjadi perbedaan tinggi 2 mil antara bagian yang tinggi dan
terendah. Salah satu daerah yang menurun ini disebut Lekuk Besar (Great Basin).
ü Pegunungan
blok skandinavia
Prisai
Skandinavia meliputi darah Swedia, Finlandia dann sebagian dari Rusia.
Ditemukan batuan-batuan tua di Eropa dan bercirikan struktur patahan. Batuan
disini adalah Pra-Kambrium, sejak zaman ini daerah ini tidak pernah lagi
mengalami gerak lipatan. Dibagian atas dari daerah prisai ini terdapat patahan
dan sesar turun.
ü Pegunungan
Jiwo dan pegunungan Kidul di Jawa Tengah.
Kedua
pegunungan ini merupakan contoh dari pegunungan patahan atau pegunungan blok.
Ditemukan batuan pra tersier yang terdiri dari batuan meteamorf dan diatasnya
terletak sedimen berumur Eosen, Miosen dan Pleistosen. Batuan sedimen disini
berkali kali mengalami orogenesis ialah pada zaman kapur, Paleogen, Neogen, dan
Kwarter. Gejala ini disebabkan oleh gerak-gerak patahan yang menyebabkan
terjadinya struktur blok. Gerak-gerak dari blok ini berbeda-bedad jadi
membentuk daerah patahan dengan horst dan graben.
ü Pegunungan
lipatan-patahan di Jerman Tengah dan Utara
Pegunungan
lipatan-patahan adalah suatu bentuk peralihan antara struktur patahan dan
struktur lipatan. Yang terkenal ialah pegunungan Saxon, tipe deformasi
pegunungan ini tidaklah sangat beraturan, terdapat sedimen yang terlipat, akan
tetapi juga menunjam. Hal ini disebabkan karena gaya tangential dengan komponen
gaya vertikal( turun-naik).
ü Lipatan
besar
Graben
dan Hors terletak diatas suatu struktu pembubunga dalam kerak bumi, disebut
lipatan besar. Lipatan besar ini sering bersamaan letaknya dengan lekuk-lekuk
besar pula. Istilah lipatan besar yang lain yakni geotumor, kubah, undasi, dan
lain-lain. Terjadinya lipatan besar karena perpindahan magma secara
besar-besaran didalam bumi, struktur daripada lipatan besar ini adalah
setangkup, sedangkan lipatan-lipatan biasa pada umumnya tak setangkup.
ü Pegunungan
lipatan
Bentuk
pegunungan lipatan sangat berbeda-beda . pegunungan Jura misalnya mempunyai
bentuk busur sedangkan pegunungan Pyrenea, Kaukasus dan Ural adalah lurus.
Didalam pegunungan lipatan terdapat lipatan miring, lipatan menggantung, dan
lipatan rebah.
ü Pegunungan
Jura
Yang
khas dari morfologi pegunungan Jura ialah terdapatnya persamaan antara
topografi dan struktur geologi pegunungan ini. Sebuah bukit bertindih tepat
letaknya dengan suatu anttiklin sedangkan lembah-lembah bertepatan letaknya
dengan suatu sinklin.
Pegunungan
Jura terdiri dari berkas lipatan yang berbentuk busur. Bentuk lipatan disini
tidak begitu sederhana bentuknya sebagaimana diduga sebelumnya.
Dibawah
lapisan jura kelihatan formasi yang lebih tua yaitu trias. Trias terletak
diatas lapisan yang lebih tua yang dinamakan perm.
ü Pegunungan
Bukit Barisan, Sumatera
Pegunungan
ini memanjang dari Aceh sampai Lampung sekitar 1650 km. Pegunungan ini
merupakan geantiklin dan diatasnya merupakan patahan semangko. Didaerah Jambi
terdapat struktur kelopak dalam lapisan-lapisan Permo-Karbon. Terdapat batuan
granit, yang menandakan aktivitas magma yang kuat di pegunungan ini. Disebelah
barat pegunungan ini terdapat sedikit antiklin Tersier berbentuk sepanjang
dataran pantai yang sempit.
Pegunungan
bukit barisan dibentuk oleh dua fase lipatan utama yaitu yang terjadi pada akhir
zaman Kapur(fase Laramis) dan pertengahan zaman Tersier.
ü Struktur
Kelopak di Timur
Brouwer
membagi satuan struktur di Timor sebagai berikut:
·
Kompleks fatu
Merupakan
kompleks sekis dan palelo bukan merupakan sisa satu kelopak yang dahulu
berhubungan akan tetapi sebagai masa berbentuk lensa yang terdapat dalam seri
sonnebait.
·
Seksi hablur dengan
komplesk palel spilit
·
Seri sonnebait yang
mencesar diatas seri kekneno
·
Seri ofu
·
Seri kekneno
·
Massif massif hablur
dan batuan yang digolongkan kedalam dasar sutochton. Bentuk dari massif hablur
di timor ini sebagian besar adalah hasil dari tektonik sesar sungkup.
De
waard menerangkan struktur kelopak di timor bukan semata-mata karena tekanan
tangensial sebagaimana yang terjadi pada kelopak penninikum akan tetapi terjadi
karena gaya gravitasi. Gaya ini menyebabkan terjadinya pergeseran batuan
sedimen dan pergeseran ini akan menyebabkan terjadinya kelopak. Dalam profil,
struktur demikian biasanya memperlihatkan lapisan tipis dibagian belakang dan
penebal dibagian muka dari kelopak.
Batuan
kristalin dipulau timor juga mengalami deformasi yang disebabkan oleh sesaran
kelopak yang terletak diatasnya. Batuan ini mengalami patahan, geseran,
pembentukan breksi tektonik, dan lain sebagainya.
Post a Comment for "BAB 22 Ilmu Geotektonik"