Gerakan Air Laut DAN Banjir Rob
Gerakan Air laut (Pasang Surut Air Laut /Tides)
Orang yang pertama yang mendapatkan hubungan antara pasang naik – pasang
surut dengan gaya tarik bulan adalah Phytheas. Ia mendapatkan hal ini setelah melihat
adanya tide di pantai Britania yang menampakan gelombang pasang yang sangat kuat.
Gejala pasang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan gaya tarik matahari serta gaya
sentrifugal bumi. Massa matahari sebenarnya lebih besar (27 juta kali) dari massa bulan
dan gaya tarik matahari 1.172 kali dari gara tarik bulan. Tetapi jarak bumi ke matahari
rata-rata 149,6 juta km (390 kali lebih jauh) dari jarak bumi ke bulan yang rata-ratanya
hanya 381.160 km. Oleh karena itu tide yang dihasilkan oleh tenaga bulan adalah 2,17
kali lebih besar dari pada pengaruh matahari.
Karena gaya tarik bulan lebih kaut dari pada gaya tarik matahari terhadap bumi,
maka bagian bumi yang terdekat dengan bulan akan tertarik sehingga permukaan air laut
akan naik dan menimbulkan pasang. Pada saat yang sama, bagian bola bumi dibaliknya
akan mengalami keadaan yang serupa (terjadi pasang). Sementara itu pada sisi lainnya
yang tegak lurus terhadap poros bumi – bulan, air samudera akan bergerak ke samping
hingga menyebabkan terjadinya permukaan air laut surut.
Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya pasang adalah adanya gaya sentrifugal
dari bumi itu sendiri. Gaya sentrifugal adalah suatu tenaga yan didesak kearah luar dari
pusat bumi yang besarnya kurang lebih sama dengan tenaga yang ditarik (sentrifetal) ke
permukaan bumi. Gaya sentrifugal lebih kuat terjadi pada laut-laut yang letaknya
menghadap bulan (letaknya lebih dekat dengan bulan) dan gaya yang paling lemah
terdapat pada bagian yang letaknya membelakangi bulan (letaknya terjauh dari bulan).
Akibat adanya tenaga ini akan dijumpai adanya dua tonjolan (bulges) massa air, satu
bagian pada permukaan bumi yang menghadap ke bulan dan tonjolan yang lain pada
permukaan bumi yang mkembelakangi bulan. Tonjolan ini terbentuk karena gaya
gravitasi bulan yang relative kuat bagi laut-laut yang menghadap kearah bulan dan pada
bagian lain yang membelakangi bulan tonjolan ini terjadi karena gaya gravitasi bulan
yang paling lemah, maka pengaruh gaya sentrifugal bumi mendorong massa air kearah
luar dari permukaan bumi
Gejala pasang ini meliputi seluruh laut/lautan di muka bumi ini. Karena rotasi bumi
maka setiap hari terjadi dua kali pasang naik dan dua kali pasang surut yang periodenya
antara pasang naik pertama dengan pasang naik berikutnya 12 jam 25 menit. Bulan
berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam 50 menit (satu bulan sinodik). Tentu saja
terjadinya pasang seperti itu disederhanakan. Hal ini dapat mendekati kebenaran dengan
anggapan: (1) jika seluruh muka bumi ditutupi oleh laut, (2) jika hanya ada pengaruh
bulan saja atau matahari saja, (3) jika bulan atau matahari mempunyai orbit yang benarbenar
berbetuk lingkaran dan orbitnya tepat di atas khatulistiwa.
Dalam kenyataannya, anggapan-anggapan yang ideal itu tidak kita temukan. Laut
tidak meliputi bumi ini secara merata, tetapi terputus-putus oleh adanya benua dan pulaupulau.
Topografi dasar lautpun tidak rata tetapi sangat bervariasi, dari palung yang sangat
dalam, gunung bawah laut, sampai paparan yang luas dan dangkal. Demikian juga ada
selat yang sempit atau teluk yang berbentuk corong dan sebagainya. Kesemua ini
menimbulkan penyimpangan dari kondisi yang ideal, dan dapat menimbulkan cirri-ciri
pasang-surut yang berbeda-beda dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Kisaran pasang surut (tidal range) yakni perbedaan tinggi air pada saat pasang
maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum rata-rata berkisar antara 1 – 3
meter. Perbedaan pasang naik dan pasang surut itu tidak sama di laut terbuka dengan di
laut yang banyak selat-selatnya atau pada pantai yang berteluk. Pada laut yang terbuka,
perbedaannya hanya sekitar satu meter, sedangkan pada pantai yang berteluk di muaramuara
sungai atau pada selat-selat yang sempit perbedaan itu bisa mencapai antara 10 –
18 meter.
Di teluk Fundy (Kanada) ditemukan kisaran yang terbesar di dunia, bisa mencapai
sekitar 20 meter. Sebaliknya di pulau Tahiti (Samudera Pasifik) kisarannya hanya 0,3
meter, di Laut Tengah hanya berkisar 0,10 – 0,15 meter. Di perairan Indonesia, misalnya
di Tanjung Priok, kisarannya hanya 1 meter, di Ambon sekitar 2 meter, Bagan Siapi-api
sekitar 4 meter, sedangkan yang tertinggi yang terjadi di muara sungai Digul kisarannya
bisa mencapai antara 7 – 8 meter.
Karena keadaan pantai dan kedalaman, maka tides dibeberapa daerah berbeda-beda,
baik bentuk maupun waktunya. Tides yang terjadi 2 kali dalam sehari semidiurnal type,
tide yang terjadi 1 kali dalam sehari yang disebut diurnal type seperti dikebanyak tempat
di Indonesia, bahkan ada juga tides yang terjadi 4 kali dalam sehari yang disebut double
type seperti yang terjadi di pantai Inggris Utara, Weymonth.
Pasang surut yang terjadi di laut-laut Indonesia
Dilihat dari gerakan muka lautnya, pasang surut di Indonesia dapat dibagi menjadi
empat jenis, yakni diurnal tide (pasang surut harian tunggal), semidiurnal tide (pasang
surut harian ganda), dan mixed tide (jenis campuran) yaitu mixed tide-prevailing
semidiurnal (pasang surut campuran yang condong keharian ganda) dan mixed tide –
prevailing diurnal (pasang surut campuran yang condong keharian tunggal).
Pada jenis pasang surut harian tunggal, terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
setiap hari, misalnya yang terdapat diperairan sekitar selat Karimata. Pada jenis harian
ganda, tiap hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, misalnya terdapat diperairan
selat Malaka sampai ke laut Andaman. Pada pasang surut campuran yang condong
keharian ganda terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, tetapi berbeda
dalam tinggi dan waktunya, misalnya terdapat di perairan Indonesia bagian Timur.
Sedangkan pada pasang surut campuran condong ke harian tunggal, tiap hari terjadi satu
kali pasang dan satu kali surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktunya, misalnya yang
terdapat di pantai Selatan Kalimantan dan pantai Utara Jawa Barat.
Pasang Purnama dan Pasang Perbani
Setiap bulan akan terjadi dua kali pasang purnama (spring tide) dan dua kali pasang
perbani (neap tide). Hal ini disebabkan karena bulan mengelilingi bumi dalam satu kali
putaran waktunya satu bulan (satu bulan sinodik). Pasang purnama terjadi bila kedudukan
matahari - bulan - bumi atau matahari - bumi - bulan berada pada satu garis lurus. Hal ini
terjadi pada waktu bulan baru dan bulan purnama.
Sebaliknya pada waktu bulan sedang dalam posisi perempat pertama (tanggal 7 – 8)
dan perempat ke tiga (tanggal 22 – 23), kedudukan bulan – bumi – matahari membentuk
sudut 900 yang berarti gaya tarik bulan dan matahari kearah yang berlainan maka akan
terjadi selisih pasang naik dan pasang surut yang paling kecil yang disebut pasang
perbani (neap tide).
Berbeda dengan arus laut yang terjadi karena angin yang hanya terjadi pada lapisan
permukaan, arus pasang surut bisa mencapai lapisan yang lebih dalam. Ekspedisi Snellius
di perairan Indonesia bagian Timur bahwa arus pasang surut masih bisa diukur pada
kedalaman lebih dari 600 meter.
Di lautan terbuka perbedaan pasang dengan surut air laut relative kecil, yaitu sekitar
1 meter. Sedangkan diperairan pantai terutama di teluk-teluk atau selat-selat yang
sempit, muara sungai yang berbentuk corong, gerakan naik-turunnya permukaan air
tinggi (10 – 18 m) sehingga dapat menimbulkan terjadinya arus pasang surut. Dimuara
sungai dan di teluk-teluk yang sempit tingginya pasang naik ini karena seolah-olah air itu
didorongkan kearah hulu sungai. Pasang yang demikian disebut Flood tide atau Bore
(Inggris) atau Mascaret (Perancis).
Di sungai Peticodiac yang mengalir ke teluk Fundy (Canada) ketinggian bore
mencapai 3 meter dan kecepatan 11 – 12 km/jam. Di sungai Tsientang (China) tingginya
7 – 8 meter dengan kecepatan 15 -16 km/jam. Di sungai Amazon (Brazil) tingginya 5 – 6
meter yang mempengaruhi sungai tersebut sampai kepedalaman (300 km dari pantai).
Pasang surut juga dapat dirasakan dan berpengaruh terhadap kota-kota yang dilalui
sungai-sungai besar yang merupakan kota pelabuhan di Indonesia, seperti Palembang,
Pontianak, Banjarmasin.
Banjir Rob
Rob menjadi permasalahan di kota-kota seperti Semarang, Jakarta serta kota-kota yang berada di Pantura Jawa dan akan menjadi permasalahan besar dikemudian hari sejalan dengan pemanasan suhu dunia dan tidak terkendalinya penyedotan air tanah sehingga muka tanah turun.
Bila kita tidak mengetahui mengenai banjir ataupun tidak paham mengenai jenis- jenis banjir. Mungkin saja kita akan mengira bahwa penyebab banjir yang terjadi adalah banjir yang disebabkan karena hal- hal yang umum menyebabkan banjir. Padahal, apabila kita mengetahui, saru jenis banjir dengan jenis banjir yang lainnya mempunyai cara penanganan yang berbeda- beda. Oleh karena itu alangkah lebih baik apabila kita mengetahui bersama mengenai jenis banjir yang terjadi.
Untuk mengetahui jenis banjir yang terjadi, kita bisa melihatnya dari karakteristik banjir yang sedang terjadi. Semua jenis banjir mempunyai suatu ciri khasnya sendiri- sendiri. Seperti halnya banjir rob ini. kita dapat melihat suatu banjir dikatakan sebagai banjir rob dari ciri- ciri atau karakteristik banjir itu sendiri. Banjir rob sendiri mempunyai beberapa ciri khusus atau karakteristik khusus yang dimilikinya. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri banjir rob antara lain:
Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Banjir RobAda beberapa sebab yang menyebabkan terjadinya banjir rob. Meskipun bukanlah penyebab secara langsung, namun juga bisa dikatakan bahwa faktor tersebut dikatakan sebagai faktor- faktor yang mendukung terjadinya banjir rob. Beberapa faktor yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob antara lain adalah:
Akibat adanya penyebab pemanasan global ini, maka kedua es yang berada pada kutub bumi menjadi mencair dalam jumlah yang tidak sedikit. menacirnya es yang berada di kedua kubut bumi ini baik sedikita tau banyak akan mempengaruhi naiknya jumlah atau volume air laut. Akibatnya air laut akan bertambah banyak dan permukaan air laut ini akan menaik (fenomena ini disebut dengan fenomena sea level rise). Naiknya permukaan air laut ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan menambah resiko terjadinya fenomena banjir rob di suatu wilayah, terutama di wilayah pesisir pantai.
Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan tejadinya banjir rob atau beberapa hal yang mendukung terjadinya banjir rob. Bila kita mencermati faktor- faktor di atas maka aan kita temukan bahwa beberapa faktor tersebut adalah faktor alami dan beberapa lainnya adalah faktor yang disebabkan karena ulah manusia. Oleh karena itu sebagai manusia yang bijak, kita harus berusaha untuk menjauhi perbuatan- perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian tersebut. Walau bagaimanapun juga, oerbuatan buruk sekecil apapun akan dapat menyumbang atau meningkatkan resiko terjadinya banjir rob ini. Dan hal ini akan membawa berbagai macam kerugian, baik pribadi amupun untuk masyarakat.
Banjir Rob
Banjir Rob
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kanedi/banjir-rob-dan-gelombang-pasang-mengenal-penyebab-dan-cara-memprediksinya_550e6504813311872cbc641d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kanedi/banjir-rob-dan-gelombang-pasang-mengenal-penyebab-dan-cara-memprediksinya_550e6504813311872cbc641d
Banjir Rob
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kanedi/banjir-rob-dan-gelombang-pasang-mengenal-penyebab-dan-cara-memprediksinya_550e6504813311872cbc641d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kanedi/banjir-rob-dan-gelombang-pasang-mengenal-penyebab-dan-cara-memprediksinya_550e6504813311872cbc641d
Banjir Rob
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kanedi/banjir-rob-dan-gelombang-pasang-mengenal-penyebab-dan-cara-memprediksinya_550e6504813311872cbc641d
Rob atau banjir air laut adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari muka air laut. Di Semarang
permasalahan Rob ini telah terjadi cukup lama dan semakin parah karena
terjadi penurunan muka tanah sedang muka air laut meninggi sebagai
akibat pemanasan suhu bumi.Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kanedi/banjir-rob-dan-gelombang-pasang-mengenal-penyebab-dan-cara-memprediksinya_550e6504813311872cbc641d
Rob menjadi permasalahan di kota-kota seperti Semarang, Jakarta serta kota-kota yang berada di Pantura Jawa dan akan menjadi permasalahan besar dikemudian hari sejalan dengan pemanasan suhu dunia dan tidak terkendalinya penyedotan air tanah sehingga muka tanah turun.
Karakteristik Banjir Rob
Bila kita tidak mengetahui mengenai banjir ataupun tidak paham mengenai jenis- jenis banjir. Mungkin saja kita akan mengira bahwa penyebab banjir yang terjadi adalah banjir yang disebabkan karena hal- hal yang umum menyebabkan banjir. Padahal, apabila kita mengetahui, saru jenis banjir dengan jenis banjir yang lainnya mempunyai cara penanganan yang berbeda- beda. Oleh karena itu alangkah lebih baik apabila kita mengetahui bersama mengenai jenis banjir yang terjadi.
Untuk mengetahui jenis banjir yang terjadi, kita bisa melihatnya dari karakteristik banjir yang sedang terjadi. Semua jenis banjir mempunyai suatu ciri khasnya sendiri- sendiri. Seperti halnya banjir rob ini. kita dapat melihat suatu banjir dikatakan sebagai banjir rob dari ciri- ciri atau karakteristik banjir itu sendiri. Banjir rob sendiri mempunyai beberapa ciri khusus atau karakteristik khusus yang dimilikinya. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri banjir rob antara lain:
- Terjadi pada saat air laut sedag pasang
- Warna air tidak terlalu keruh
- Tidak melulu terjadi pada saat musim penghujan tiba
- Biasanya terjadi pada daerah yang mempunyai wilayah dataran lebih rendah daripada wilayah lautan.
Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Banjir RobAda beberapa sebab yang menyebabkan terjadinya banjir rob. Meskipun bukanlah penyebab secara langsung, namun juga bisa dikatakan bahwa faktor tersebut dikatakan sebagai faktor- faktor yang mendukung terjadinya banjir rob. Beberapa faktor yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob antara lain adalah:
- Pemanasan global
Akibat adanya penyebab pemanasan global ini, maka kedua es yang berada pada kutub bumi menjadi mencair dalam jumlah yang tidak sedikit. menacirnya es yang berada di kedua kubut bumi ini baik sedikita tau banyak akan mempengaruhi naiknya jumlah atau volume air laut. Akibatnya air laut akan bertambah banyak dan permukaan air laut ini akan menaik (fenomena ini disebut dengan fenomena sea level rise). Naiknya permukaan air laut ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan menambah resiko terjadinya fenomena banjir rob di suatu wilayah, terutama di wilayah pesisir pantai.
2. Pemanfaatan air tanah secara berlebihan
Hal selanjutnya yang menyebabkan atau mendukung terjadinya banjir rob
adalah pemanfaatan air tanah yang berlebihan. Sebenarnya apa kaitan
antara pemanfaatan air tanah yang berlebihan ini dengan terjadinya
banjir rob? Hal ini karena pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan
menyebabkan turunnya permukaan lapisan tanah.
Terlebih di daerah pesisir pantai yang sangat membutuhkan jumlah air
bersih yang cukup banyak. Hal ini tentu saja akan menjadikan penduduk
yang berada di sekitar pantai tersebut mencari sumber air bersih dalam
jumlah yang ekstra, akibatnya hal ini akan menurunkan permukaan tanah di
daerah pesisir pantai. Turunnya permukaan air tanah ini akan
menyebabkan datangnya banjir rob dengan sangat mudah.
3. Pembabatan hutan mangrove atau hutan bakau
Faktor selanjutnya yang menyebabkan mudahnya terjadinya banrir rob adalah pembabatan jenis jenis hutan
seperti hutan bakau atau hutan mangrove. Hutan bakau atau hutan
mangrove ini mempunyai fungsi untuk menahan air apabila gelombang pasang
tiba. Apabila hutan magrove ini dibabat habis, maka yang akan terjadi
adalah gelombang yang menerjang tidak akan bisa ditahan. Gelombang yang
tidak bisa dilindungi ini akan bisa menjadi ancaman bagi terjadinya
banjir rob ini.
4. Keadaan topografi suatu wilayah
Keadaan topografi juga merupakan salah satu faktor yang menjadi
penyebab terjadinya banjir rob ini. Keadaan topografi yang dimaksud ini
merupakan keadaan wilayah alam yang terpampang nyata di suatu wilayah.
Keadaan topografi yang menyebabkan terjadinya banjir rob merupakan
topografi yang yang tipe permukaan tanahnya ada di bawah atau rendah
dari permukaan air laut. Keadaan topografi yang demikian inilah yang
akan menyebabkan air laut mudah mengaliri permukaan tanah atau permukaan
daratan, sehingga akan menyebabkan terjadinya banjir rob. Berbeda
halnya dengan daerah pegunungan yang mempunyai keadaan wilayah yang
lebih tinggi daripada permukaan laut, sehingga air laut tidak akan bisa
mengaliri permukaan air tanah.
5. Adanya fenomena penurunan muka tanah
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya permukaan tanah yang turun
atau permukaan tanah yang lebih rendah daripada permukaan laut akan
menjadi pemicu terjadinya banjir rob pada suatu wilayah tertentu. Hal
ini mengindikasikan bahwa penurunan permukaan tanah juga otomatis
menjadi hal yang mendukung terjadinya banjir rob ini.
6. Perubahan penggunaan tanah rawa, situ, sawah, dan lain sebagainya
Tanah yang difungsikan sebagai rawa atau situ ataupun sawah dan lain
sebagainya apabila dialih fungsikan menjadi tanah pemukiman, ataupun
lahan- lahan yang lainnya yang dapat menghalangi peresapan air ke dalam
tanah. Dalam jangka panjang (atau bahakn tidak terlalu panjang), hal
seperti ini akan menyebabkan banjir mudah sekali terjadi. Salah satu
banjir yang sering terjadi karena hal seperti ini adalah banjir rob.
7. Penyempitan bantaran sungai
Penyempitan bantaran sungai juga menjadi salah satu hal atau faktor
yang menjadi penyebab terjadinya banjir rob. Karena sungai yang ada
berkurang volume muatan airnya sehingga akan menyebabkan air tersebut
meluap- luap ke daratan sehingga akan menyebabkan timbulnya banjir rob
tersebut.
8. Membuang sampah di sungai
Membuang sampah di sungai secara tidak langsung juga akan menyebabkan
terjadinya banjir rob. Sampah- sampah yang dibuang ke sungai dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama akan tertimbun di dasar sungai dan
menyeban sungai mengalami pendangkalan. Sungai yang mengalami
pendangkalan ini akan menyebabkan berkurangnya debit air yang berada di
sungai. Akibatnya ketika air laut pasang dan air dari laut mengisi
sungai- sungai yang ada di sekitarnya dan sungai tersebut tidak cukup
untuk menampungnya, hal ini akan menyebabkan air tersebut meluap dan
akan mengaliri daerah di sekitar sungai tersebut.
9. Sistem drainase yang tidak terawat
Sistem drainase juga menjadi tonggak yang penting bagi pertahanan
daratan dari banjir. Drainase adalah kekuatan tanah untuk dapat menyerap
air. Ketika sistem penyerapan tersebut terganggu, maka upaya untuk
menyerap air agar masuk ke dalam tanah juga terganggu. Hal ini akan
menyebabkan mudahnya banjir menyerang suatu daerah. Hal ini tidak hanya
berlaku bagi banjir- banjir yang disebabkan karena hujan saja, namun
juga banjir rob ini.Itulah beberapa hal yang dapat menyebabkan tejadinya banjir rob atau beberapa hal yang mendukung terjadinya banjir rob. Bila kita mencermati faktor- faktor di atas maka aan kita temukan bahwa beberapa faktor tersebut adalah faktor alami dan beberapa lainnya adalah faktor yang disebabkan karena ulah manusia. Oleh karena itu sebagai manusia yang bijak, kita harus berusaha untuk menjauhi perbuatan- perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian tersebut. Walau bagaimanapun juga, oerbuatan buruk sekecil apapun akan dapat menyumbang atau meningkatkan resiko terjadinya banjir rob ini. Dan hal ini akan membawa berbagai macam kerugian, baik pribadi amupun untuk masyarakat.
Post a Comment for "Gerakan Air Laut DAN Banjir Rob"