DESKRIPSI NEGARA SURINAME
A.
Letak dan Luas
Wilayah Negara Suriname
Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di
Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Letak astronomis Negara Surimane adalah terbentang antara 20 - 60 LU, dan antara
540 hingga 580 BB. Negara ini
berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat kemudian selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.
Suriname 163.265 Km2, dengan
panjang pantai 275 km. Suriname termasuk salah satu dari 3 (tiga) negara kecil
di kawasan Amerika Selatan, selain Republik Guyana (214.696 Km2) dan Uruguay
(176.200 Km2).
Suriname di
bagi menjadi 10 distrik:
- Brokopondo 6. Para
- Paramaribo 7. Commewijne
- Saramacca 8. Coronie
- Sipaliwini 9. Marowijne
- Wanica 10. Nickerie
B.
Topografi
Daratannya dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a.
Daerah pesisir/pantai
pesisir / pantai muda, terbentuk dari tanah liat yang pekat,
antara pasir pantai dan gugusan karang yang terletak di bawah permukaan laut.
Sedangkan pantai tua sebagian besar wilayahnya terletak di atas permukaan laut.
Kedua daerah ini, sejak diperkenalkannya sistem “polder“ dan pompanisasi,
berkembang menjadi daerah pertanian subur dan wilayah pemukiman penduduk. Namun
2 tahun belakangan ini, lahan-lahan pertanian tersebut banyak yang terlantar
akibat krisis keuangan untuk pengelolaan sistem irigasi yang bergantung kepada
pompa.
b.
Daerah Savana
Daerah
Savana merupakan daerah yang tertutup pasir dan sangat gersang. Di daerah ini
hanya tumbuh jenis rumput-rumput tertentu.
c.
Daerah dataran tinggi
Daerah dataran tinggi, terletak
di sebelah selatan, sepanjang perbatasan dengan wilayah Brazil. Sebagian besar
daerah ini tertutup oleh hutan tropis yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi
(kayu keras).
Ada
dua pegunungan utama: Pegunungan Bakhuys
dan Van Asch Van Wijck Mountains
. Julianatop adalah gunung
tertinggi di negara pada 1.286 meter (4.219 kaki) di atas permukaan laut
. Pegunungan lainnya termasuk Tafelberg pada 1.026 meter (3.366 kaki), Gunung
Kasikasima di 718 meter (2.356 kaki), Goliathberg di 358 meter (1.175 kaki) dan
Voltzberg pada 240 meter (790 kaki).
C. Iklim
Negara Suriname beriklim tropis dengan
temperatur rata–rata 28.3 C. Curah hujan rata–rata 225 cm per tahun dengan
kelembaban udara 66 Hg. Musim dapat dibagi menjadi: musim hujan pendek
(Nopember-Pebruari), musim kemarau pendek (Pebruari-Maret), musim hujan panjang
(Maret-Juli), musim kemarau panjang (Juli-Nopember).
D. Sungai atau Hidrografi
Sungai Suriname adalah sungai
yang mengalir sepanjang 480 km sepanjang negara Suriname.
Sumbernya berada di Pegunungan Guiana, di perbatasan Pegunungan
Wilhelmina dan Pegunungan
Eilerts de Haan (dinamakan sebagai Gran Rio). Sungai ini mengalir melalui
Brokopondo, Bergen Dal, Klaaskreek dan Nieuw-Lombé, Jodensavanne,
Carolina, Ornamibo dan Domburg, sebelum melewati Paramaribo,
ibukota negara Suriname di sisi kiri dan Meerzorg di sisi kanan. Di kota
Nieuw-Amsterdam sngai ini bergabung dengan Sungai Commewijne
lalu menuju Braamspunt, sebelum bermuara di Samudera
Atlantik.
E.
Flora dan Fauna
Lebih dari 80 % tanah Suriname masih berupa hutan
belukar yang di dalamnya hidup berbagai jenis/species tumbuhan dan satwa.
Suriname terkenal kaya akan jenis floranya. Di lain jenis tumbuhan yang
terkenal adalah jenis kayu keras seperti Bruinhard, Purplehard dan Zwartekabes.
Kayu-kayu tersebut diekspor dan merupakan sumber devisa negara yang sangat
penting. Di samping itu, Suriname juga terkenal dengan berbagai jenis satwa,
baik yang sudah diternakkan maupun yang masih merupakan binatang liar.
Suriname memiliki hutan hujan
tropis yang belum dijamah seluas 85% dari wilayah Suriname, dengan sekitar 12
wilayah konservasi hutan dengan luas sekitar 1,8 juta hektar atau 11,6% dari
seluruh wilayah Suriname. Hutan Suriname menghasilkan sejumlah kayu
berkualitas. Di antara jenis kayu yang terkenal adalah jenis kayu keras seperti
Bruinhard, Purplehard dan Zwartekabes yang merupakan
sumber devisa negara. Ekspor kayu keras tropis yang pernah diproduksi oleh
perusahaan kayu milik negara Bruynzeel di daerah Suriname Barat, telah merosot
akibat perang saudara pada pertengahan tahun 1980-an. Perusahaan kayu negara
ini mulai tahun 2003 dalam proses privatisasi, namun sampai tahun 2007 ini
belum berhasil.
Produksi kayu mengalami
puncaknya pada tahun 1990 sebesar 333.000 m3 di mana 59.000 m3 telah diekspor. Kebijakan pemerintah Suriname di sektor
kehutanan dan perkayuan ditekankan pada upaya peningkatan produksi dari 200.000
m3 menjadi 2.000.000 m3 per tahun. Lahan yang tersedia untuk produksi
kayu adalah seluas empat juta hektar.
Flora dan Fauna Suriname yang
beragam dan dominan karena kehadiran dari hutan hujan di Suriname. Para turis
petualang akan kewalahan untuk mengeksplorasi kehidupan alam Suriname. Suriname
mengandung berbagai jenis bunga dan bunga lili air dan anggrek adalah yang
paling umum dan terkenal. Semak-semak tropis Suriname termasuk kembang sepatu,
bugenvil dan oleander. Hutan hujan Suriname terdiri dari 180 spesies mamalia
dan berbagai reptil di hutan ini adalah kura-kura, caiman, iguana dan ular
berbagai. Putih Kuntul adalah umum dan burung populer Rainforest Suriname.
Suriname selalu menarik ilmuwan di seluruh dunia karena adanya spesies yang
luar biasa seperti racun biru, katak panah, ayam.
F.
Demografi
Populasi Suriname terdiri dari beberapa kelompok
minoritas. Kelompok terbesarnya adalah Hindustani. Populasi
Suriname adalah campuran dari kelompok etnis berikut, dengan persentase
kelompok pada sensus ketujuh pada tahun 2004: Hindu
(27,4%), Creoles
(17,7%), Maroon (
Busnengre ) dan Maroon (14,7%), Jawa (14,6%), Kelompok
lain (6,5%): Indian, Cina, Boeroes
(putih, petani), Sephardic
Yahudi dan Yahudi Ashkenazi, Libanon dan Brasil.
Berdasarkan data statistik dari biro Pusat
Administrasi Kependudukan Suriname, jumlah penduduk Suriname
pada sensus tahun 2003 tercatat 481.146 orang dengan rata–rata pertumbuhan penduduk 1,3 %,
di samping orang asing antara lain : Brasil ( ± 45.000), Guyana ( ± 40.000)
dan lain-lain (Karibia, Venezuela, Kolombia dan
lain-lain ± 10.000). pada tahun 2011 populasi menjadi 491 989 jiwa.
Bahasa Belanda merupakan
bahasa resmi di Suriname. Orang Suriname juga berbicara bahasa mereka: Sranang Tongo, bahasa Hindustani, bahasa Jawa Suriname, dan lainnya. Dan juga bahasa asal bahasa Karibia dan bahasa Arawakan, orang Indian Suriname juga bicara bahasa mereka
sendiri. Sebagai tambahan bahasa Inggris juga
digunakan luas, terutama dalam fasilitas dan toko yang berorientasi turis.
Agama dominan di negara ini Kristen , baik dalam bentuk Katolik Roma
dan denominasi berbagai Protestan , yang Gereja Moravia
yang tertua dan terbesar. Hal ini sangat dominan di kalangan Creoles dan
Maroon. Creoles dan tingkat yang lebih rendah dengan Maroon, kedua keturunan
budak Afrika, agama Kristen selama periode kolonial tetapi masih dapat
mempertahankan mereka Afro-Amerika agama yang
disebut Winti
. Indians praktik Hindu, Islam
atau Kristen. Praktek Jawa Islam atau Kristen. Penduduk Suriname adalah 19,6% Muslim.
Pada Tahun 1990 sekitar 34,2% Penduduk Suriname atau
143.640 Orang keturunan asal Indonesia ( etnis jawa ) dan merupakan
salah satu etnis terbesar di Suriname saat itu. Namun seiring dengan
perkembangan jaman banyak diantara mereka yang pindah mengikuti keluarga dan
bermukim di Belanda. Anehnya walau mereka pada umumnya belum pernah melihat
Indonesia, mereka sangat fasih dalam berbahasa Jawa yang digunakan sehar-hari
dalam pergaulan antara sesama etnis Jawa. Bukan di Suraname saja bahasa Jawa
digunakan oleh masyarakat yang berasal dari Indonesia tapi juga di Belanda.
Bahkan dari sebuah catatan menyebutkan kurang lebih 65 ribu orang Warga Negara
Suriname etnis Jawa dan 30 puluh ribu orang Warga Negara Belanda etnis Jawa
menggunakan Bahasa Jawa dalam bersosialisasi dengan sesama mereka dalam
pergaulan sosial ditengah-tengah masyarakatnya.
G. Ekonomi
Karakteristik utama dari ekonomi
Suriname adalah ekonomi skala kecil yang bergantung bantuan luar negeri,
khususnya Belanda. Bantuan dana untuk mendukung pelaksanaan program-program
pembangunan selalu diberikan sejak Suriname memperoleh kemerdekaan pada tanggal
25 November 1975. Perekonomian Suriname didominasi oleh sumber daya alamnya,
khususnya bauksit.
Produk ekspor utama Suriname
adalah aluminium, minyak mentah, beras, udang, pisang, kayu dan emas. Sejumlah
investor asing dalam sektor emas dan kayu telah bertambah sejak tahun 1993.
Negara mitra utama untuk ekspor adalah Amerika Serikat, Belanda, Trinidad &
Tobago, Dutch Antiles, Brazil, Inggris, Venezuela dan Guyana.
Sedangkan produk impor utama adalah BBM, katun, tepung, daging, susu, bahan
baku dan bahan setengah jadi, mesin-mesin, alat-alat transport, makanan, serta
barang- barang kosumsi. Negara mitra
utama untuk impor adalah Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Perancis, Jepang,
Brazil, Venezuela, dan Norwegia.
Dalam 8 tahun terakhir ini,
perekonomian Negara masih menghadapi masa-masa sulit. Pemerintah telah
melakukan berbagai upaya keras untuk menstabilkan kondisi makro ekonomi setelah
depresiasi tajam mata uang Suriname, inflasi pada tahun 2002 (15,5%), dan
pertumbuhan riil GDP yang merosot dari 4,5% menjadi 3% pada tahun 2002.
Ironisnya, pemerintah tetap menerapkan kebijakan yang tidak populer seperti
menaikkan pajak penjualan sebesar 3%, memberlakukan pajak kasino dan pajak
pengorbanan (bridging tax) sebesar 10% atas corporate income
dan atas pendapatan pribadi, serta menaikkan harga BBM sekitar 40%. Pemerintah juga melakukan pengetatan
anggaran belanja termasuk mencegah kenaikan gaji PNS tahun 2003. Untuk
menciptakan stabilitas mata uang, pemerintah telah mengganti mata uang
Surinamese Guilder menjadi Surinamese Dollar – SRD, yang berlaku mulai 1
Januari 2004.
Sejumlah inisiatif pada tahun 2003 untuk menstimulir pengembangan ekonomi
dan menaikkan pendapatan negara menjadi alternatif utama untuk menjawab defisit
anggaran pemerintah, seperti declaration of intent dengan perusahaan
bauksit BHP Billiton dan Suralco/Alcoa. Langkah ini
menghasikan investasi jutaan dollar dengan pemberian konsesi kepada perusahaan
tersebut di Pegunungan Bakhuys. Perjanjian dengan perusahaan emas
Kanada, Cambior dan declaration of intent dengan perusahaan
RRC, Zhuong Heng Tai Investment dalam proyek kelapa sawit, juga
menyumbang devisa negara dan penciptaan lapangan kerja. Sektor-sektor
Ekonomi terdiri dari :
a.
Pertanian
Suriname merupakan salah satu negara
pengekspor beras dan pisang terbesar di wilayah Karibia. Wilayah Suriname
seluas 163.265 km2, dengan komposisi 161.465 km2 daratan dan 1.800 km2
perairan. Lebih dari 85% tanah Suriname masih berupa hutan, dan lahan pertanian
baru 0,4% dari total luas wilayah. Suriname memiliki 95.000 hektar arable
land, 15.000 hektar padang rumput dan 7000 hektar permanent crops.
Stichting
Machinale Laandbouw (SML) merupakan perusahaan negara yang memproduksi
beras. Lahan produksi padi SML adalah 50.000 hektar; konsumsi beras nasional
Suriname per bulan adalah 3.000 metrik ton, sedangkan produksinya adalah 4
metrik ton per hektar, atau total produksi sekitar 200.000 metrik ton. Tujuan
ekspor beras Suriname adalah negara-negara Caricom dan Eropa.
Perusahaan
pisang Negara, Surland, sebelum bermasalah berproduksi 20.000 boks pisang per
minggu, dan menyumbang devisa sebesar US$ 300.000 per minggu. Namun sejak bulan
Maret 2002, Surland tidak beroperasi karena mismanajemen. Pada bulan Maret
2004, perusahaan Surland telah mengekspor kembali ke pasar Eropa (Perancis).
b. Perunggasan
Sekitar 90% ayam impor merupakan konsumsi sektor komersial seperti hotel-hotel dan restauran-restauran, dan bukan untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga lebih menyukai ayam lokal. Dengan konsumsi 40 kg perkapita, Suriname dipandang sebagai konsumen tertinggi di wilayah Karibia, bahkan lebih besar daripada AS, Venezuela dan Kuba. Di samping itu, Suriname memiliki bea impor ayam dan produk ayam paling rendah di wilayah Karibia yaitu hanya 10%. Sementara negara di kawasan Karibia mengenakan tariff bea masuk sedikitnya 40%.
c. Perikanan
Ekspor udang Suriname mencapai 1.000 ton per tahun. Sektor perikanan Suriname merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar (4% dari GNP), senilai US$ 47 juta. Namun, Suriname tidak memiliki cukup banyak ahli dan pengetahuan di sektor perikanan untuk mengeksploitasi sumber-sumber daya perikanannya. Pada bulan Maret 2007, Uni Eropa malarang impor udang dari Suriname karena belum ada lembaga pengawas standar atas produk tersebut di Suriname.
d. Pertambangan
Suriname
merupakan produsen bauksit ke-8 terbesar dunia, dengan produksi sekitar 3,2%
dari total produksi dunia pada tahun 1998. Bauksit diproses di Suriname untuk
menghasilkan alumina. Alumina dan aluminium merupakan produk penting bagi
perekonomian Suriname, yang menyumbang lebih dari 60% dari pemasukan ekspor.
Bauksit
Suriname diolah oleh dua perusahaan bauksit, yakni Suriname Aluminium
Company (Suralco) yang merupakan cabang perusahaan bauksit Amerika Aluminium
Company of America (Alcoa) dan Billiton Maatscappij Suriname (BMS),
yang sebelumnya merupakan bagian dari grup Shell dan kemudian dijual kepada
GenCorp dari Afrika Selatan pada tahun 1994.
Ekspor
aluminium telah menyumbang lebih dari 30% total nilai ekspor Suriname. Namun,
pada tahun 2002, pendapatan Suriname dari bauksit merosot tajam, yaitu 21%
lebih rendah daripada pendapatan tahun 2001. Penyebab utamanya adalah kelebihan
aluminium di pasar dunia.
e. Tarif layanan publik
Beberapa jasa
layanan masyarakat/publik menaikkan tarif layanannya, seperti rumah sakit,
listrik, telepon dan bahan BBM yang berdampak pula pada naiknya harga kebutuhan
pokok. Rumah Sakit Universal Hospital Suriname mulai tanggal 15 Agustus 2003,
telah menaikkan tarif per harinya. Untuk Kls III, tarifnya baik dari SRD 140
menjadi SRD 175 hari. Perusahaan Telekomunikasi Suriname (Telesur) telah
menyesuaikan tarif pulsa telepon berdasarkan nilai tukar SRD terhadap US$ yang
ditetapkan Bank Sentral Suriname. Pada September 2005 pemerintah memutuskan
untuk menaikkan harga BBM sebesar 100%, dan mekanismenya kemudian diserahkan
kepada pasar untuk disesuaikan per bulan. Saat ini (2007) harga bensin per
liter rata-rata adalah SRD 2,76 (1 US$).
H.
Sejarah
Wilayah Suriname mulai dikenal luas sejak abad ke-15, yaitu
ketika bangsa-bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak
di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco. Semula dataran
ini oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania (Guyana yang berarti
dataran luas yang dialiri oleh banyak sungai dan Karibania dari kata Caribs
yaitu nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut).
Dalam suatu cerita fiktif "El Dorado",
Guyana digambarkan sebagai suatu wilayah yang kaya akan kandungan emas. Para ahli sejarah
memperkirakan bahwa cerita fiktif tersebut merupakan salah satu faktor
yang mendorong orang-orang Eropa untuk
bersaing menguasai Guyana.
Pada tahun 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Ojeda dan Juan de la Cosa berlayar menyusuri pantai timur
laut Amerika Selatan, yang saat itu mereka sebut Wild Coast, dan mendarat
di wilayah Guyana. Vincent Juan Pinzon kemudian menguasai Guyana atas nama Raja Spanyol. Selama abad ke-16 dan
ke-17, Guyana dikuasai silih berganti oleh Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis dan Portugal.
Pada tahun 1530 Belanda mendirikan pusat perdagangan
pertama di dataran tersebut. Pada tahun 1593 raja Spanyol mengambil alih dan
menguasai Guyana hingga tahun 1595, yaitu ketika para bangsawan Inggris datang
dan mulai mengusai daerah-daerah pantai. Sementara itu, Belanda mulai
mengembangkan perdagangannya secara bertahap di daerah pedalaman. Daerah Guyana
sepenuhnya jatuh ke tangan Inggris sejak tahun 1630 hingga tahun 1639.
Pada tahun yang
sama Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar Guyana sedangkan
Perancis menguasai daerah-daerah di samping sungai Suriname. Akibat dari
persaingan tersebut, wilayah Guyana saat ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Guyana Espanola
(bagian dari Venezuela sekarang);
Inglesa (Guyana sekarang); Holandesa (Suriname); Francesa (Cayenne) dan
Portuguesa (bagian dari wilayah Brasil).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
letak geografisnya adalahterbentang antara dua derajad hingga enam derajat Lintang Utara, dan antara 54 derajat hingga 58 derajat Bujur Barat dengan luas wilayah kurang lebih 163.265 kilometer persegi. Batas bagian timur wilayah Suriname adalah Sungai Marowijne yang memisahkan Suriname dengan Cayenne; di bagian selatan terdapat deretan pegunungan Acarai dan Toemoe hoemak yang memisahkan Suriname dengan wilayah Brazil. Di bagian barat berbatasan dengan wilayah Guyana yang ditandai oleh aliran Sungai Corantijne, sementara di bagian utara dibatasi oleh garis pantai Samudera Atlantik.
Populasi Suriname terdiri dari beberapa kelompok
minoritas. Kelompok terbesarnya adalah Hindustani. Populasi
Suriname adalah campuran dari kelompok etnis berikut, dengan persentase
kelompok pada sensus ketujuh pada tahun 2004: Hindu
(27,4%), Creoles
(17,7%), Maroon (
Busnengre ) dan Maroon (14,7%), Jawa (18,6%), Kelompok
lain (6,5%): Indian, Cina, Boeroes
(putih, petani), Sephardic
Yahudi dan Yahudi Ashkenazi, Libanon dan Brasil.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2012.
suriname.diakses pada tanggal 19 november 2012 pukul 11.00 http://marimengenalsuriname.blogspot.com/
Wikipedia.2012.suriname.Diakses
pada tanggal 13 maret 2012 pukul 10.00 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Suriname
Wikipedia.2012. suriname.diakses pada
tanggal 19 november 2012 pukul 11.10
Wikipedia.2012. sunga di
suriname.diakses pada tanggal 19 november 2012 pukul 11.25 http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Suriname
Post a Comment for "DESKRIPSI NEGARA SURINAME"