Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

 


A.  Latar Belakang

Salah  satu  tujuan  nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam  alinea ke-4  Pembukaan Undang-Undang Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia  yang  berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,  dan keadilan sosial. Salah  satu konsekuensi dari tujuan  tersebut adalah bangsa Indonesia harus  senantiasa berperan serta  dalam  menciptakan perdamaian dunia.  Hal  tersebut dikarenakan bangsa Indonesia merupakan bagian dari  seluruh umat  manusia di dunia  sehingga sudah  seharusnya bangsa Indonesia berada pada  barisan terdepan dalam  upaya  menciptakan perdamaian dunia.

Ruang lingkup hubungan internasional terletak dalam  dua  bidang. Bidang publik, yang   meliputi politik internasional, politik luar  negeri, pertahanan dan keamanan,   hukum   internasional,   diplomasi,   organisasi   internasional,  dan kejahatan  internasional. Bidang privat,  meliputi ekonomi  dan  moneter internasional, ilmu  pengetahuan, dan  turisme (kepariwisataan). Bangsa Indonesia menjalin  kerja   sama   dengan  bangsa  lain   dalam   wadah  negara-negara  Asia Tenggara (ASEAN). Kerja  sama  tersebut merupakan wujud  dari  peran  Indonesia dalam  menciptakan perdamaian dunia.

 

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar  belakang  di  atas,  maka   rumusan masalah  yang   akan dibahas di dalam  makalah ini adalah sebagai berikut:

1.   Bagaimana pelaksanaan politik luar  negeri  Indonesia?

2.   Bagaimana peran   Indonesia  dalam   menciptakan  perdamaian  dunia  melalui hubungan internasional?

3.   Bagaimana peran   Indonesia  dalam   menciptakan  perdamaian  dunia  melalui organisasi internasional?

 

 

 

 

 

 

 


BAB  II PEMBAHASAN

 

 

 

A.  Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar  negeri  adalah serangkaian tindakan yang  dilakukan oleh  elite politik  dalam   menjalin  hubungan  dengan  negara  lain   untuk   mencapai  tujuan nasional. Beberapa kepentingan yang  tidak  dapat  terpenuhi oleh negaranya sendiri dapat  dicapai melalui politik luar negeri.

Di Indonesia, definisi politik luar  negeri  tertuang dalam  Undang-undang Nomor 37  Tahun 1999  tentang Hubungan Luar  Negeri. Setiap kegiatan yang menyangkut aspek  regional dan  internasional yang  dilakukan oleh  Pemerintah di tingkat  pusat   dan   daerah,  atau   lembaga-lembaganya,  lembaga  negara,  badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga  negara Indonesia.

Prinsip dasar  politik luar  negeri  Indonesia yang  tercermin dalam  Pancasila dan Pembukaan UUD  1945,  yakni  sebagai berikut:

1.      Indonesia melakukan politik damai.

2.      Indonesia   menjalin   hubungan   baik    dengan   negara   lain   dengan   saling menghargai dan tak melakukan intervensi atas permasalahan dalam  negeri.

3.      Indonesia mendukung penuh  atas  terciptanya perdamaian dunia  dengan ikut serta  dan aktif dalam  organisasi internasional.

4.      Indonesia mempermudah pertukaran pembayaran internasional.

5.      Indonesia   membantu   pelaksanaan   keadilan   sosial    secara    global    yang berlandaskan pada  piagam PBB.

6.      Indonesia membantu untuk  memerdekakan negara-negara yang  masih terjajah.

 

Dalam  melakukan  politik  luar   negeri,  tiap   negara  memiliki  pedoman berbeda yang sesuai  dengan ideologi masing-masing. Indonesia memiliki tiga landasan dalam  melakukan politik luar negeri, yaitu:

1.        Landasan Ideologis

Landasan ideologis politik luar  negeri   Indonesia adalah kelima sila Pancasila. Pancasila adalah dasar  negara Indonesia yang  digunakan sebagai pedoman  dalam   melakukan  segala    sesuatu,  termasuk  dalam    pelaksanaan politik luar negeri.

 


2.   Landasan konstitusional

Politik Indonesia dalam  undang-undang tertulis dalam  alinea  keempat Pembukaan UUD  1945,  yang  berbunyi, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia    yang    berdasarkan  kemerdekaan,   perdamaian   abadi,    dan   keadilan sosial  ... Selain  itu,  terdapat pula  dalam  pasal  11  ayat  1  yang  berbunyi,

Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.

3.   Landasan operasional

Indonesia menggunakan prinsip bebas  aktif  dalam  menjalankan politik luar  negeri. Prinsip ini  pertama kali  diperkenalkan oleh  Muhammad Hatta dalam  pidato  "Mendayung antara  Dua Karang" yang  disampaikan pada  sidang Badan Pekerja Komite Nasional Pusat  (BPKNP) di Yogyakarta, 2 September 1948.  Pidato Hatta  dibuat  sebagai respons atas  konflik yang  saat  itu  terjadi antara   blok   Barat   yang   berhaluan  liberal  kapitalis  (Amerika  Serikat)  dan Timur  yang  berhaluan komunis (Cina,  Uni  Soviet) setelah Perang Dunia  II. Hatta  mendefinisikan kata  "bebas" pada  sikap  netral  Indonesia yang  tidak berpihak pada  blok  Barat  maupun blok  Timur  atau  blok  manapun yang  tidak sesuai  dengan kepribadian bangsa Indonesia, yakni  Pancasila. Sedangkan kata "aktif" merujuk pada  usaha  Indonesia dalam  menjaga perdamaian antara  blok Barat   dan  Timur   dengan bersikap aktif  dalam   menjalankan  kebijakan luar negeri. Prinsip bebas  aktif  direalisasikan secara  berbeda dalam  tiap  periode pemerintahan. Dalam Orde  Lama  misalnya, sebagai negara yang  tidak mendukung blok Timur  ataupun Barat,  Indonesia berperan sebagai tuan rumah dalam  Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada  1955  yang  selanjutnya melahirkan Gerakan Non-Blok, organisasi internasional yang  netral  dari  blokmanapun di dunia.

 

B. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan  Internasional

1.      Pengertian Hubungan Internasiona

Hubungan internasional merupakan salah  satu  jawaban bagi  persoalan yang  dialami oleh  suatu  negara. Ketika suatu  negara mengalami kekurangan dalam   suatu   bidang,  misalnya  kekurangan  tenaga  ahli   untuk   membangun negerinya  maka   melalui  hubungan  internasional  negara  tersebut  mampu mengatasi persoalan tersebut dengan meminta bantuan dari  negara lain.  Oleh karena itu hubungan internasional mempunyai kedudukan yang  sangat penting dalam  kehidupan suatu  negara yang  beradab.

Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang bersifat global  yang  meliputi semua hubungan yang  terja di dengan melampaui batas-batas  ketatanegaraan.  Konsepsi hubungan internasional oleh  para  ahli sering  dianggap sama  atau  dipersamakan dengan konsepsi politik luar  negeri, hubungan luar negeri, dan politik internasional. Ketiga konsep tersebut sebenarnya  memiliki  makna  yang   berbeda  satu   sama    lain,   akan   tetapi mempunyai persamaan yang   cukup   mendasar  dalam  hal  ruang  lingkupnya yang   melampaui  batas-batas  negara (lingkup  internasional).  Untuk memperluas pemahaman kalian, berikut dipaparkan makna dari  ketiga  konsep tersebut.

a.       Politik luar  negeri  adalah seperangkat cara/kebijakan yang  dilakukan oleh suatu   negara untuk   mengadakan  hubungan  dengan negara lain  dengan tujuan  untuk  tercapainya tujuan  negara serta  kepentingan nasional Negara yang bersangkutan.

b.      Hubungan luar  negeri  adalah keseluruhan hubungan yang  dijalankan oleh suatu  negara dengan semua pihak  yang tidak  tunduk pada kedaulatannya.

c.       Politik     internasional    adalah    po litik     antarnegara    y ang     m encaku p kepentingan  dan   tindakan  beberapa  atau   semua  negara  serta   proses interaksi antarnegara maupun antarnegara dengan organisasi internasional.

2.      Pentingnya Hubungan Internasional bagi Indonesia

Suatu  bangsa yang  merdeka tidak  dapat  hidup  sendiri tanpa  bantuan dari  negara lain.  Untuk  menjaga kelangsungan hidup  dan  mempertahankan kemerdekaannya, negara tersebut membutuhkan dukungan dari  negara lain. Nah,  untuk  mendapatkan dukungan ters ebut,  suatu  negara harus  mengadakan hubungan yang  baik  dengan negara lain.  Misalnya, ketika  awal  kemerdekaan, bangsa Indonesia membutuhkan pengakuan dan  dukungan dari  negara lain. Oleh   karena  itu,   para   pendiri  negara  menjalin  hubungan  dengan  India, Australia,   Amerika   Serikat,   Belgia,   Mesir,   dan    sebagainya.   Alhasil, kemerdekaan  Negara Indonesia mendapatkan dukungan dari   negara-negara lain di dunia.

Suatu  negara dapat  menjalin hubungan dengan negara lain  manakala kemerdekaan dan  kedaulatannya telah  diakui  secara  de facto  dan  de jure  oleh negara lain.  Perlunya kerja  sama  dalam  bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut.

a.       Faktor  internal,  yaitu   adanya  kekhawatiran  terancamnya  kelangsungan hidup  ke sananya, baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.

b.      Faktor eksternal, yaitu  ketentuan hukum alam  yang  tidak  dapat  dipungkiri bahwa suatu   negara tidak  dapat  berdiri sendiri tanpa  bantuan dan  kerja sama  dengan negara lain.  Ketergantungan tersebut terutama dalam  upaya memecahkan  masalah-masalah  ekonomi,  politik, hukum, sosial   budaya, pertahanan, dan keamanan.

Pola  hubungan internasional  yang  dibangun oleh   bangsa  Indonesia dapat  dilihat dari  kebijakan politik luar  negeri  Indonesia. Bangsa Indonesia dalam  membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip politik luar negeri  yang  bebas  aktif  dan  diabdikan bagi  kepentingan nasional, terutama kepentingan pembangunan di segala  bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia  yang  berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi  dan keadilan sosial.

Pembangunan  hubungan  internasional  bangsa  Indonesia  ditujukan untuk   peningkatan  persahabatan  dan   kerja   sama   bilateral,  regional,  dan multilateral melalui berbagai macam forum  sesuai  dengan kepentingan dan kemampuan   nasional.   Selain     itu,    bagi    bangsa   Indonesia,   hubungan internasional diarahkan untuk  hal-hal berikut.

a.       Pembentukan  satu   negara  Republik  Indonesia  yang   berbentuk  Negara kesatuan dan negara kebangsaan yang  demokratis.

b.      Pembentukan  satu   masyarakat  yang   adil   dan   makmur  secara   material ataupun spiritual dalam  wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c.       Pembentukan satu  persahabatan yang  baik  antara  Republik Indonesia dan semua negara di  dunia,  dasar  kerja  sama  adalah membentuk satu  dunia baru  yang  bersih  dari  imperialisme dan  kolonialisme menuju perdamaian dunia  yang sempurna.

d.      Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

e.       Memperoleh barang-barang yang  diperlukan dari  luar  untuk  memperbesar kemakmuran rakyat, apabila barang-barang itu tidak  atau belum  dihasilkan sendiri.           

f.       Meningkatkan  perdamaian  internasional,  karena  hanya   dalam   keadaan damai  Indonesia dapat  membangun dan  memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk  memperbesar kemakmuran rakyat.

g.      Meningkatkan persaudaraan segala  bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang  tersimpul di dalam  Pancasila, dasar  dan falsafah negara kita.

Berdasarkan uraian  di atas  dapat  disimpulkan bahwa untuk  mencapai tujuan   yang   diharapkan  dari   pelaksanaan  hubungan  internasional,  bangsa Indonesia harus  senantiasa meningkatkan  kualitas  kerja  sama   internasional yang   dibangun  dengan  negara  lain.   Untuk   mencapai  hal  tersebut,  bangsa Indonesia  harus   mampu  meningkatkan  kualitas  dan   kinerja  aparatur  luar negeri  agar  mampu melakukan diplomasi yang  pro-aktif dalam  segala  bidang untuk  membangun citra  positif Indonesia di dunia  internasional. Selain  itu, juga  harus  mampu memberikan perlindungan dan  pembelaan terhadap warga negara dan  kepentingan Indonesia, serta  memanfaatkan setiap  peluang bagi kepentingan nasional.

 

3.      Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional

Hubungan yang  dijalin oleh suatu  negara dengan negara lain,  tentu  saja tidak  dapat  dilepaskan dari  tata pergaulan antarnegara. Jika  dalam  pergaulan manusia   dalam    lingkungan   tetangga   ada    yang    dinamakan   tata    krama pergaulan, maka  dalam   pergaulan antarnegara pun  terdapat hal  yang  sama. Setiap   negara  mempunyai  kebijakan  politiknya  masing-masing.  Kebijakan politik  masing-masing  negara  dalam    pergaulan  internasional  dinamakan politik luar negeri.

Berkaitan dengan hal tersebut, bentuk kerja  sama  dan perjanjian internasional yang  dilakukan oleh  bangsa Indonesia merupakan perwujudan dari   politik  luar   negeri    Indonesia.  Selain    itu,   politik  luar   negeri    juga memberikan  corak   atau   warna   tersendiri  bagi   kerja   sama   dan   perjanjian internasional yang  dilakukan oleh suatu  negara.

Pada  awal  pendirian negara Republik Indonesia, kita  dihadapkan pada satu  situasi dunia  yang  dikuasai oleh  dua  kekuatan negara adidaya sebagai akibat  dari  Perang Dunia  II.  Dua  kekuatan tersebut adalah Blok  Barat  di bawah kendali Amerika Serikat dengan mengusung ideologi liberal. Kekuatan lainnya dikuasai oleh Blok  Timur  yang  dipimpin oleh Uni Soviet dengan mengusung  ideologi  komunis.  Kenyataan  ini   sangat  berpengaruh  kepada negara Indonesia yang baru saja merdeka dan tengah berupaya keras mempertahankan  kemerdekaannya  dari   rong-rongan  Belanda  yang    ingin kembali  menjajah  Indonesia.  Kondisi  demikian  mau   tidak   mau   memaksa bangsa Indonesia untuk  menentukan sikap,   walaupun usianya masih   sangat muda.  Sikap  bangsa Indonesia tersebut tertuang dalam  rumusan politik luar negeri  Indonesia.

Pemerintah Indonesia yang  pada  waktu  itu dipimpin oleh  Ir. Soekarno sebagai Presiden dan  Drs.  Muhammad Hatta  sebagai Wakil  Presiden pada tanggal  2   September  1948   di  hadapan  Badan  Pekerja  Komite  Nasional Indonesia Pusat  mengumumkan pendirian politik luar  negeri  Indonesia yang antara  lain berbunyi ...tetapi mestikah kita,  bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan  negara kita  hanya  harus  memilih antara  pro-Rusia atau  pro-Amerika? Apakah tak ada pendirian lain yang  harus kita ambil  dalam  mengejar cita-cita kita?”.

Pemerintah Indonesia pada   waktu   itu  berpendapat bahwa  pendirian yang  harus  diambil tidak  menjadikan negara kita  terjebak dalam  kepentingan dua  blok  tersebut. Negara kita  tidak  mau  menjadi objek  dalam  pertarungan politik antara  dua blok  tersebut. Negara kita harus  menjadi subjek yang  berhak menentukan sikap  sendiri dan  memperjuangkan tujuan  sendiri, yaitu  merdeka seutuhnya tanpa  ada rong-rongan dari  negara lain.  Dalam kesempatan itu Drs. Muhammad   Hatta    menyampaikan   pidatonya   dengan  judul    yang    sangat menarik,  yaitu   Mendayung  antara   Dua  Karang.  Pidato tersebut  kemudian dirumuskan lagi  secara  eksplisit sebagai prinsip bebas  aktif,  yang  kemudian menjadi  corak    politik  luar   negeri    Indonesia   sampai  sekarang.   Dengan demikian,  dapat   disimpulkan  bahwa  politik  luar   negeri   Indonesia  bersifat bebas  aktif.

Sifat  politik luar negeri  inilah  yang  mewarnai pola  kerja  sama  bangsa Indon esia     d en gan    negara   lain.     D eng an    k ata    lain,     Indo nesia    selalu menitikberatkan pada  peran  atau  kontribusi yang  dapat  diberikan oleh  bangsa Indonesia bagi kemajuan peradaban dan perdamaian dunia.

Hal ini dapat  dilihat dari peristiwa-peristiwa di bawah ini yang  dengan jelas    menggambarkan   bentuk   kerja    sama    yang    dikembangkan   bangsa Indonesia.

a.       Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada    tanggal   28    September   1950.    Meskipun   pernah   keluar     dari keanggotaan PBB  pada  tanggal 7 Januari 1965  sebagai bentuk protes  atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak  tetap  Dewan Keamanan PBB, akan  tetapi  pada  tanggal 28  September 1966  Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB dan tetap  sebagai anggota yang  ke-60.

b.      Memprakarsai   penyelenggaraan   Konferensi   Asia-Afrika   (KAA)  pada tahun  1955  yang  melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia- Afrika yang  kemudian melahirkan Dasasila Bandung.

c.       Keaktifan Indonesia sebagai salah  satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada   tahun   1961,   bahkan  pada   tahun   1992   dalam   Konferensi  Negara- negara Non-Blok yang  berlangsung di Jakarta, Indonesia ditunjuk menjadi Ketua  GNB.  Melalui GNB  ini secara  langsung Indonesia telah  turut  serta meredakan ketegangan perang dingin antara  Blok  Barat  dan Blok  Timur.

d.      Terlibat langsung dalam  misi perdamaian Dewan Keamanan PBB  dengan mengirimkan  Pasukan  Garuda  ke  negara-negara  yang   dilanda  konflik seperti Kongo, Vietnam, Kamboja, Bosnia, dan  sebagainya. Bahkan pada tahun  2007,  Indonesia ditetapkan menjadi anggota tidak  tetap  Dewan Keamanan PBB.

e.       Indonesia menjadi salah  satu  pendiri ASEAN (Assosiaciation of  South- East   Asian    Nation)  yaitu   organisasi  negara-negara  di   kawasan  Asia Tenggara, bahkan Sekretariat Jenderal ASEAN berada di Jakarta.

f.       Ikut  serta   dalam   setiap   pesta   olah   raga   internasional  mulai   dari  SEA Games, Asian  Games, Olimpiade, dan sebagainya.

g.      Indonesia  aktif   juga   dalam   beberapa  organisasi  internasional  lainnya, misalnya Organisasi Konferensi Islam  (OKI), Organisasi Negara-negara Pengekspor  Minyak  (OPEC),  dan   Kerja   sama   Ekonomi  Asia   Pasifik (APEC).

h.      Menyelenggarakan  hubungan diplomatik dengan  berbagai  negara yang ditandai  dengan  pertukaran perwakilan diplomatik  dengan  negara yang bersangkutan.  Sampai  saat   ini,   Indonesia  sudah   menjalin  kerja   sama bilateral dengan 162  negara. Sebagai wujud  dari  hal  tersebut, di  Negara kita   terdapat  kantor kedutaan  besar   dan  konsulat  jenderal  negara  lain. Begitu juga  dengan kantor Kedutaan Besar  dan  Konsulat Jenderal negara kita yang  terdapat di negara lain.

C.  Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Organisasi Internasional

Secara umum organisasi internasional dapat  diartikan sebagai organisasi yang  berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk  membuat perjanjian internasional. Karena merupakan subjek hukum internasional, organisasi internasional mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam  konvensi-konvensi internasional. Organisasi internasional pada umumnya beranggotakan negara-negara. Akan  tetapi,  meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan organisasi internasional terdiri  dari berbagai badan  hukum atau badan  usaha, bergantung dari sifat organisasi tersebut. Indonesia  terlibat  dalam  berbagai organisasi internasional.  Hal  tersebut sebagai perwujudan dari  komitmen bangsa Indonesia dalam  menciptakan perdamaian dunia.   Nah,  untuk   menambah wawasan kalian, berikut dipaparkan peran  Indonesia dalam  beberapa organisasi Internasional.

 

1.      Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa  (PBB)

Indonesia   resmi    menjadi   anggota   PBB    ke-60    pada    tanggal   28 September 1950  dengan suara  bulat  dari  para  negara anggota. Hal  tersebut terjadi  kurang  dari   setahun  setelah  pengakuan  kedaulatan  oleh   Belanda melalui Konferensi Meja  Bundar. Indonesia dan  PBB  memiliki keterikatan sejarah yang  kuat  mengingat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun  1945,  tahun  yang  sama  ketika  PBB  didirikan. Sejak  tahun  itu pula  PBB secara  konsisten mendukung Indonesia untuk  menjadi negara yang  merdeka, berdaulat, dan  mandiri. Peran   PBB  terhadap Indonesia pada  masa   revolusi fisik  cukup  besar  seperti ketika  terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar  persoalan Indonesia dibahas dalam  sidang umum PBB.  Selanjutnya, PBB  membentuk Komisi Tiga  Negara yang  membawa Indonesia-Belanda  ke   meja   Perundingan  Renville.  Ketika  terjadi  Agresi militer Belanda II, PBB  membentuk UNCI  yang  mempertemukan Indonesia- Belanda dalam  Perundingan Roem  Royen.

Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar  sebagai Wakil Tetap  RI yang  pertama di PBB.  Duta  Besar  Palar  bahkan telah  memiliki peran  besar   dalam   usaha   mendapatkan  pengakuan internasional  terhadap kemerdekaan lndonesia pada  saat  konflik antara  Belanda dan lndonesia pada tahun  1947.  Duta  Besar  Palar  memperdebatkan posisi  kedaulatan Indonesia di PBB  dan di Dewan Keamanan. Pada  saat itu palar  hanya  sebagai peninjaudi PBB   karena  Indonesia  belum   menjadi  anggota  pada   saat   itu.   Pada   saat berpidato  di  muka   Sidang  Majelis  Umum  PBB   ketika   Indonesia  diterima sebagai  anggota   PBB,    Duta    Besar    Palar    berterima  kasih    kepada  para pendukung Indonesia dan berjanji bahwa Indonesia akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB.  Posisi  Wakil  Tetap  RI dijabatnya hingga tahun  1953.

Sebagai  negara  anggota  PBB,   Indonesia  terdaftar  dalam   beberapa lembaga di bawah naungan PBB.  Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial),  ILO   (Organisasi  Buruh   Internasional),  maupun  FAO   (Organisasi Pangan  dan  Pertanian).  Salah   satu   prestasi  Indonesia  di  PBB  adalah saat Menteri Luar   Negeri Adam   Malik   menjabat  sebagai  ketua   sidang Majelis Umum PBB untuk  masa sidang tahun  1974.

Indonesia  juga   terlibat  langsung  dalam   pasukan  perdamaian  PBB. Dalam hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk  mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang  mengalami konflik. Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK)  PBB  adalah ketika  pertama kali  terpilih sebagai anggota tidak  tetap  DK  PBB  periode 1974-1975. Indonesia terpilih untuk   kedua   kalinya  menjadi  anggota  tidak   tetap   DK  PBB  untuk   periode 1995-1996. Dalam keanggotaan Indonesia di DK  PBB  pada  periode tersebut, Wakil  Tetap  RI Nugroho Wisnumurti tercatat dua  kali  menjadi Presiden DK- PBB.  Terakhir, Indonesia terpilih untuk  ketiga  kalinya sebagai anggota tidak tetap   DK   PBB   untuk   masa   bakti   2007-2009.  Proses  pemilihan  dilakukan Majelis Umum PBB  melalui pemungutan suara  dengan perolehan 158  suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.

Di Komisi Hukum Internasional PBB/International  Law Commission (ILC), Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusumaatmadja   sebagai   anggota   ILC    pada    periode   1992-2001.   Pada pemilihan tera khir yang  berlangsung pada  Sidang Majelis Umum PBB  ke-61, Duta  Besar  Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC  periode 2007-2011,  setelah bersaing dengan 10  kandidat lainnya dari  Asia,  dan  terpilih kembali untuk  masa tugas  2012-2016. Indonesia merupakan salah  satu anggota pertama Dewan HAM  dari 47 negara  anggota  PBB   lainnya  yang   dipilih  pada   tahun    2006.    Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM  untuk  periode 2007- 2010  melalui dukungan 165 suara  negara anggota PBB.

2.      Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)

Indonesia  sebagai  bagian dari  Asia   Tenggara  khususnya dan  dunia umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja  sama  dengan negara-negara lain  di berbagai belahan bumi.  Hal  ini  sesuai  dengan yang  tertuang dalam tujuan  negara sebagaimana yang  tercantum dalam  Pembukaan UUD  1945, yaitu  ikut  melaksanakan  ketertiban dunia,   perdamaian abadi,   dan  keadilan sosial.

Untuk  mewujudkan tujuan  tersebut, Indonesia banyak berperan aktif dalam berbagai organisasi internasional, terutama di kawasan Asia  Tenggara. Selain   itu,   Indonesia  juga   menjalin  kerja   sama   bilateral  dengan  beberapa negara secara  khusus. Dalam menjalin hubungan internasional, Indonesia menggunakan  politik  luar   negeri   yang   bebas   aktif.   Bebas,  artinya  bangsa Indonesia bebas  menentukan sikap  yang  berkaitan dengan dunia  internasional. Aktif,  artinya Indonesia berperan serta  secara  aktif  dalam  memperjuangkan terciptanya perdamaian dunia  dan  berpartisipasi dalam  mengatasi ketegangan internasional.

Indonesia  adalah negara terbesar  di  Asia   Tenggara  dan  memegang peranan  penting  dalam    hal   keamanan  dan   stabilitas  di   Asia   Tenggara. Indonesia mempunyai peranan  besar  dalam   membentuk kesepakatan untuk menciptakan stabilitas regional dan  perdamaian.  Misalnya,  Indonesia  telah mengambil   peran    utama    dalam    membantu   proses   pemulihan   kembali demokrasi  di   Kamboja.  Selain    itu,   Indonesia  menjadi  perantara  dalam perdamaian  di   Filipina  Selatan.  Indonesia  sangat  berperan  aktif    dalam organisasi ASEAN. Sebagai sesama negara dalam  satu  kawasan, satu  ras, satu rumpun, hubungan negara-negara di Asia  Tenggara seperti layaknya kakak beradik. Menyadari  akan   hal   itu,   Indonesia  menjadi  salah    satu   Negara pemrakarsa berdirinya ASEAN.

Peran  Indonesia dalam  ASEAN hingga saat  ini  tidak  pernah surut. Bahkan, ASEAN menjadi prioritas utama  dalam  politik luar  negeri  Indonesia. Indonesia selalu  aktif  berpartisipasi dalam  setiap  penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau  pertemuan-pertemuan ASEAN. Indonesia sering menjadi tuan  rumah dalam  acara-acara penting ASEAN. Di  antaranya adalah sebagai berikut.

a.       KTT ASEAN Pertama

KTT  ini diselenggarakan di Bali  pada  tanggal 24 Februari 1976.  Dalam KTT ini dihasilkan dua dokumen penting ASEAN.

1.)    Deklarasi ASEAN Bali  Concord I, berisi  berbagai program yang  akan menjadi  kerangka  kerja   sama   ASEAN  selanjutnya.  Kerja   sama   ini meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.

2.)    Perjanjian   persahabatan   dan    k erja    sam a.    D alam    p erjanjian   ini disepakati  prinsip-prinsip  dasar    dalam    hubungan  satu   sama    lain.

3.)    Prinsip ini antara  lain  tidak  campur tangan urusan dalam  negeri  satu sama    lain,    menyelesaikan   perselisihan   dengan   cara    damai,  dan menolak penggunaan ancaman/kekerasan.

 

 

 

 

b.      Pertemuan Informal Pemimpin Negara ASEAN Pertama

Pertemuan diselenggarakan di Jakarta pada  tanggal 30  November 1996. Pertemuan ini  merupakan tindak   lanjut  dari  keputusan yang  dihasilkan dalam  KTT ke-5 ASEAN di Bangkok pada bulan  Desember 1995.

 

c.       KTT ASEAN Kesembilan

KTT  kesembilan diselenggarakan di  Bali tanggal 7 Oktober 2003.  Dalam KTT  ini dihasilkan Deklarasi ASEAN Bali  Concord II, sebagai kelanjutan dari  Bali  Concord I 1976.  Bali  Concord II berfungsi memperkuat Visi ASEAN 2020.  Dalam Bali Concord II ditetapkan Komunitas ASEAN yang didasarkan atas tiga pilar yaitu  Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas  Ekonomi  ASEAN  (AEC),  dan   Komunitas  Sosial   Budaya ASEAN (ASCC).

Negara-negara  ASEAN  menyepakati  gedung sekretariat  ASEAN bertempat  di   Jakarta.  Di   gedung  inilah    Sekretaris  Jenderal  ASEAN bertugas. Tiga  orang  tokoh  dari  Indonesia yang  pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN adalah H. R. Dharsono (1977-1978), Umarjadi Nyotowijono (1978-1979), dan Rusli  Noor  (1989-1992).

 

3.   Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok

Bagi  Indonesia, Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat  bagi  negara-negara berkembang untuk  memperjuangkan cita-citanya dan untuk  itu Indonesia senantiasa berusaha secara  konsisten dan  aktif  membantu berbagai upaya  ke  arah  pencapaian tujuan  dan  prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok GNB  mempunyai arti yang  khusus bagi  bangsa Indonesia yang  dapat dikatakan  lahir   sebagai  negara  netral,  yang   tidak   memihak.  Hal   tersebut tercermin   dalam    Pembukaan   Undang-Undang   Dasar    Negara   Republik Indonesia  Tahun  1945   yang   menyatakan  bahwa  kemerdekaan  adalah  hak segala   bangsa,  dan   oleh   sebab   itu   maka   penjajahan  di  atas   dunia   harus dihapuskan karena  tidak  sesuai   dengan  perikemanusiaan  dan  perikeadilan. Selain  itu,  diamanatkan pula  bahwa Indonesia ikut  melaksanakan ketertiban dunia  yang  berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,  dan  keadilan sosial. 

Sesuai  dengan  politik  luar   negeri   yang   bebas   dan  aktif,   Indonesia memilih   untuk    menentukan   jalannya   sendiri   dalam    upaya    membantu tercapainya  perdamaian  dunia   dengan  mengadakan  persahabatan  dengan segala  bangsa. Sebagai perwujudan dari  politik luar  negeri  yang  bebas  dan aktif,  selain  sebagai salah  satu  negara pendiri GNB,  Indonesia juga  senantiasa setia  dan  memegang teguh  prinsip-prinsip dan  aspirasi GNB.  Sikap  ini secara konsisten ditunjukkan Indonesia dalam  kiprahnya pada  masa  kepemimpinan Indonesia pada tahun  1992–1995.

 

Selama  tiga   tahun   dipimpin  Indonesia,  banyak  kalangan  menyebut

GNB   berhasil  memainkan  peran   penting  dalam   percaturan  politik  global. Lewat   Jakarta  Message,  Indonesia  memberi  warna   baru   pada   gerakan  ini dengan meletakkan titik  berat  kerja  sama  pada  pembangunan ekonomi. Akan tetapi,  meskipun demikian, politik dan keamanan negara-negara sekitar tetap menjadi   perhatian.   Dengan   kontribusi   positifnya  selama   ini,   Indonesia dipercaya untuk  turut  menyelesaikan berbagai konflik regional, antara  lain konflik berdarah di Kamboja, gerakan separatis Moro  di Filipina, dan sengketa di Laut Cina Selatan.

 

Meskipun sekarang Indonesia tidak  lagi  menjabat sebagai pimpinan

GNB,    namun  tidak    berarti  bahwa  penanganan  oleh   Indonesia  terhadap berbagai permasalahan penting GNB  akan  berhenti atau  mengendur. Sebagai anggota GNB,  Indonesia akan  tetap  berupaya menyumbangkan peranannya untuk  kemajuan GNB  dimasa yang  akan  datang dengan mengoptimalkan pengalaman yang  telah  didapat selama menjadi Ketua  GNB.         

 

 

 

 

 

 

 

BAB  III PENUTUP

 

 

 

 

A.  Kesimpulan

 

Keterlibatan Indonesia dalam  mewujudkan perdamaian dunia  dilakukan melalui  hubungan internasional  dan  keterlibatannya  dalam   berbagai organisasi internasional.   Secara   umum   hubungan   internasional   diidentifikasi   sebagai hubungan yang  bersifat global  yang  meliputi semua hubungan yang  terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan.

Perlunya  kerja   sama   dalam   bentuk  hubungan  internasional  antara   lain karena   faktor-faktor   berikut.   Faktor   internal,   yaitu    adanya   kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup  negara, baik  melalui kudeta maupun intervensi dari  negara lain.  Faktor eksternal, yaitu  ketentuan hukum alam  yang  tidak  dapat dipungkiri bahwa suatu  negara tidak  dapat  berdiri sendiri tanpa  bantuan dan kerja sama  dengan negara lain.  Ketergantungan tersebut terutama dalam  upaya memecahkan    masalah-masalah    ekonomi,   politik.   hukum,   sosial     budaya, pertahanan, dan keamanan.

Secara umum, organisasi internasional dapat  diartikan sebagai organisasi bukan  negara yang  berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk  membuat perjanjian internasional. Indonesia terlibat dalam  berbagai organisasi internasional.  Hal  tersebut  sebagai  perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia dalam  menciptakan perdamaian dunia.     

 B.  SARAN  

Peran   Indonesia  dalam    perdamaian  dunia,   bahwa  kedudukan  bangsa Indonesia sangat penting dalam  pergaulan internasional demi  menegakkan perdamaian dunia.  Upaya Indonesia untuk  ikut  berperan serta  dalam  perwujudan perdamaian dunia  tentunya akan  efektif jika didukung oleh warga  negaranya.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Kementerian   Pendidikan   dan    Kebudayaan.   2017.     Pendidikan   Pancasila   dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Rochmadi, Siti Hanifah. 2018.  Buku PPKn 2 SMA/MAK Kelas XI. Bogor: Yudhistira. Syafiie, lnu Kencana. 2002.  Sistem Politik Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.

 

Taniredja, Tukiran dan Kawan-kawan. 2009.  Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

 

Wuryan, Sri dan  Syaifullah. 2006.  Ilmu  Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Post a Comment for "PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA"