BAB 17 Gaya Air
Pengerjaan air
Pengerjaan air merupakan suatu daur dalam proses geologi,
ialah pengikisan pegunungan-pegunungan pengankutan bahan-bahan yang telah
dihancurkan dan pengendapan kebali bahan-bahan di tempat lain.
Perombakan batuan di atas permukaan bumi oleh air yang
sebagian persamaan air jalannya dengan gejala pelapukan, dapat terjadi menurut
proses tertentu antara lain, secara kimia dan mekanik. Pengerjaan air secara
kimia terlihat pada batuan kapur atau dalam pelarutan endapan garam, sedangkan
pengerjaan air secar mekanik dari air permukaan dikenal dengan gejal erosi,
abrasi,dan denudasi.
Pengerjaan kimia dan
mekanik dari air
Pengerjaan kimia yang jelas sekali
terlihat di daerah kapur. Air murni pada umumnya tidak mudah melarutkan batauan
kapur, akan tetapi air yang mengandung CO2 bekerja sebagai bahan pelarut. Air
yang mengandung CO2 biasanya air hujan.
Pengerjaan kimia dan pelarutan oleh air dapat menyebabkan
korosi sehingga pada permukaan batuan keras dan padat terbentuk alur hujan.
Alur-alur hujan ini terlihat pada batuan gamping, alur hujan dalam batuan
gamping disebut karr. Yang disebut dolina ialah lekuk-leku yang berbentuk corot
dan dibentuk oleh daya air yang melarutkan batuan gamping. Kadang beberapa
dolina menjadi satu yang disebut uvala. Dolina yang memiliki dinding curam yang
tegak lurus disebut pipa karst atau jama. Ada juga beberapa dolina yang saling
berhubungan satu sama lain secara tangga, disebut dolina tangga atau tipe
tribe.
Dolina dapt dibagi menjadi dua bagian, yaitu dolina
korosi dan dolina robohan. Dolina korosi terbentuk karena air hujan merembes
melalui cela-cela yang tegak yang lambat laun melebar menjadi besar. Dolina robohan terjadi karena adanya
perubahan lubang atau rongga yang dibentuk karena daya pelarut air.
Lubang-lubang dipermukaan batuan kapuryang didalamnya air
hujan dapat mengalir disebut ponor.ponor dapat dibagi menjadi ponor dasar
lembah, ponor datar tinggi, dan ponor lereng.
Daerah karst yang terkenal sekali ialah jugoslavia. Salah
satu gejala yang aneh di sini ialah yang disebut polye-polye. Polye ialah
dataran rendah yang jurusannya sejajar dengan pegunungan. Didalam dataran ini
tidaak terdpat sungai yang mengalir membujur sepanjang dataran itu, teteapi ada
juga sungai yang mengalir dengan arah melintang. Besar kemungkinan polye itu
merupakan lekuk-lekuk tektonik.
Erosi
Pengerjaan pengangkutan ialah transpor zt-zat yang
melarut dan zat-zat yang mengapung dan mendorong puing-puing kasar yang
terletak pada dasar sungai. Zat-zat yang larut umumnya adalah garam K dan Na
serta asam kersik, asam humus dan zat-zat organik.
Pengerjaan mengalir pada sungai dapat di lihat dengan
mempelajari gerak garis-garis aliran yang terletak berdampingan dan juga yang
terletak tersusun keatas. Garis yang menghubungankan titik-titik dengan
kecepatan terbesar di sebut garis arus. Garis yang menghubungkan titik-titik
dengan kecepatan yang sama disebut isotache. Bentuk isotache ini biasanya
sangat ruwet, disebabkan dasar atau tebing sungai yang tidak rata. Kecepatan
aliran suatu sungai mengalir dapat dipengaruhi oleh gerak pilin mendatar pada
tepi sungai yang terjadi pada waktu air naik atau air turun. Gerak-gerak pilin tegak menyebabkan
pusaran-pusaran air, yang biasanya terjadi jika aliran sungai itu terganggu
oleh batu yang menonjol di dasar sungai.gerak aliran dapat di bedakan menjadi gerak laminer dan gerak turbulensi.
Pada gerak lamier bagian air mengalir dalam tempuhan yang sejajar sedangkan
pada gerak turbulensi bgian air mengalir tak teratur, simpang siur.
Pengikisan air atau erosi terlihat pada pembentukan
ngarai atau lembah. Erosi bekerja menoreh dan melebarkan dinding-dinding
lembah. Kuatnya erosi tergantung dari tenaga air dan daya tahan batuan yang di
lalui. Bentuk dan kedudukan erosi tergantung dari banyak faktor antara lain
kerasnya batuan, celah-celah yang terdapat pada batuan, permeabilita batuan dan
juga keadaan iklim suatu daerah.
Didaerah hulu penyayatan sungai adalah dalam sekali,
disebabkan karena daya penorehan besar dari air yang mengalir dengan cepat.
Relief di daerah hulu adalah besar, dan daya angkut sungainya pun besar.
Didaerah tengah dari sungai kecepatan arus sungai
berkurang karena relief bertambah kecil. Daya angkut sungai berkurang dan
dibeberapa tempat malahan terjadi pengendapan. Keseimbangan antara pengikisan
dan pengendapan mulai tampak. Dengan demikin maka dalam beberapa tempat akan terjadi akumulasi material. Arus akan
berbelok-belokDengan demikin maka dalam beberapa tempat akan terjadi akumulasi material. Arus akan
berbelok-belok ditempt pengendapan ini dan akan terbentuk suatu gejala yang
dikenal dengan serpentin atau meander. Dialiran tengah erosi tegak mulai
berkurang dan erosi sisi atau erosi lateral melakukan peranan penting.
Didaerah hilir pengendapan berlangsung terus dan disini
dapat dikatakan bahwa erosi tegak tidak bekerja lagi. Daya angkut sungai itu dekat muara sungai telah berkurang
sedemikian rupa sehingga sungai harus mengendapkan bahan-bahan yang diangkutnya
dilautan. Diderah ini erosi tidak lagi bekerja dan permukaan terendah ini
disebut alas erosi.
Abrasi
Dataran yang dibentuk ini disebut dataran abrasi atau
undak pantai. Penurunan permukaan air laut disebut regresi atau susut laut.
Gejala sebaliknya ialah naiknya air laut atau turunnya daratan disebut
transgresi atau genang laut. Genang laut ini disertai dengan pengendapan atau
pembentukan lapisan baru diatas dataran abrasi yang disebut konglomerat
transgresi.
Denudasi
Gelaja perendahan relief daratan pada umumnya disebut
denudasi. Hasil terakhir dari proses
denudasi adalah pendataran relief dengan pembentukan suatu daratan yang dengan
landai menurun kelaut. Daratan demikian disebut peneplain. Peneplain atau
dataran hampir rata ini di bentuk oleh proses yang lambat akan tetapi terus
merurus yang mengangkut hasil-hasil perombakan dari pegunungan-pegunungan.
Prose ini adalah hujan, es, angin. Bnyak diantara peneplain ini ynang telah
mengalami pengangkatan sehingga kini terletak bebberapa ribu meter di atas
permukaan air laut.
Post a Comment for "BAB 17 Gaya Air"