Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB 15 PELAPUKAN



Batuan Dasar dan Tanah
Batuan dasar teletak di bawah permukaan tanah,dan batuan dasar ini dapat dilihat dengan cara melakukan pengeboran. Batuan dasar ini ditutupi oleh sebuah tudung yang terdiri dari tubuh tanah yang tebalnya beragam, mulai dari beberapa cm hingga ratusan meter.
Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik yang disertai atau tidak disertai dengan pelapukan kimia dinamakan desintergrasi. Pelapukan kering atau insolasi terjadi di daerah gurun sebagai akibat dari penyinaran matahari. Proses ini terjadi karena pelapukan fisika, dimana tidak ada perubahan susunan materi pada batu tersebut. Pelapukan fisika disebabka oleh perbedaan temperatur yang besar yang terjadi pada waktu malam hari dan siang hari yang mengakibatkan batuan menjadi tegang yang akhirnya membuat batu menjadi pecah.
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi terjadi karena larutan air yang memasuki rekahan-rekahan batuan. Penghancuran dari batuan yang dapat mempercepat berubahnya susunan materi batuan tersebut disebut dekomposisi. Contohnya, jika sepotong baja yang baru dan mengkilat jika dibiarkan begitu saja akan dioksidasi oleh O2 dari udara, dan lambat laun akan terbentuk warna lapisan yang berwarna kuning kecoklatan. Jika pelapukan ini dibiarkan selama berbulan-bulan, maka baja tadi akan pecah meninggalkan debu yan berwarna coklat. Hanya sebagian mineral saja yang dapat larut dalam air biasa, lebih banyak yang larut dalam H2CO3 yang terbentuk jika CO2 bereaksi dengan air.
Pelapukan kimia dari ortoklas dapat dijabarkan sebagai berikut:
KalSi3O8 + H2O + CO2   lempung +  2S1O2  + K2CO3.
Lempung sebagai salah satu hasil utama dari pelapukan felspar, terdiri dari beberapa mineral penting, yang terdapat pada bagian-baian kecil berukuran submikroskopik.
Eksfoliasi
Batuan-batuanmassif seperti granit, dolerit, arkosa, dsb.nya sering memperlihatkan gejala pelapuka, dimana  batuan-batuan itu pecah mengikuti bidang-bidang konsentrik. Lapisan atau lempeng yang terlepas ini dapat berbeda-beda ketebalannya. Sebagian besar dari batuan-batuan ini dipotong oleh sistem diaklas yang teratur, dan pelapukan itu berjalan sepanjang sistem diaklas ini berlangsung. Hasilnya adalah terbentuknya pelapukan konsentris atau pelapukan sferoidal.
Terjadinya eksfoliasi itu berjalan selama pelapukan mineral lempung yang dihidrasikan yang dibentuk dari mineral-mineral pada batuan menyebabkan material tersebut mengembang. Bagian luar yang lapuk dan mengembang itu terlepas dari bagian dalam yang masih baru. Bagian yang maih baru ini kemudian akan mengalami proses yang sama sehingga proses pelapukan ini berurutan bekerja ke dalam batuan. Pengembangan material-material itu menyebakan terjadinya eksfoliasi secara mekanik.
Tubuhtanah
Yang dimaksud dengan istilah tubuhtanah merupakan bagian dari tutpan yang sudah lapuk dan telah berubah yang mampu ditanami tumbuhan berakar. Terbentuknya tubuhtanah yang baik merupakan sebuah proses yang berjalan sangat lambat. Awalnya bagian atas dari selubungan ini dihancurkan sedemikian rupa sehingga dapat mengandung tumbuhan, sedikit demi sedikit vegetasi mulai tumbuh.
Pada umunya tubuhtanah yang ada dalam keadan seperti itu sangat buruk kualitasnya dan mengandung banyak fragmen-fragmen bagian besar dari batuan yang hancur yang sebagian besar telah berubah. Tubuhtanah yang seperti itu disebut tubuhtanah yang belum dewasa. Ketika tumbuhan-tumbuhan yang ada itu musnah dan sebagian mulai membusuk maka akan dihasilkan material-material organik yang mengandung zat arang yang diambil dari udara selama tumbuhan-tumbuhan itu masih hidup. Bakteri bertambah banyak dalam tubuhtanah, beberapa diantaranya merupakan perantara yang penting dalam mengambil nitrogen dari udara dan mengkombinasikannya dengan unsur-unsur yang lain untuk memungkinkan terbentuknya makanan untuk tumbuhan. Bahan-bahan vegetasi yang membusuk itu menghasilkan berbagai asam yan melapukkan mineral-mineral secara kimia pada tutupan batuan dasar.
Dengan demikian maka tubuhtanah itu berubah terus-menerus dengan sangat lambat. Jika erosi tidak mengganggu kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan jika banyak hujan yan membantu meneruskan pelapukan kimia ini, maka pertumbuhan tubuhtanah ini kan semakin cepat. Lambat laun tubuhtanah tumbuh semakin ke dalam, dan jika semua fragemen batuan telah hilang, kecuali bagian-bagian mineral yang sulit lapuk, maka tubuhtanah tersebut dapat dikatakan sebagai tubuhtanah dewasa.
Pengaruh iklim terhadap tubuhtanah menghasilkan dua macam tubuhtanah. Di daerah tropis atau di tempat-tempat rendah tubuhtanah tidak atau sedikit mengandung humus. Hal ini terkait oleh proses penghancuran yang dilakukan oleh bakteri. Dalam semua tubuhtanah terdapat banyak sekali bakteri, akan tetapi di daerah-daerah bertemperatur dingin seperti di daerah sub-tropika perkembangan bakteri ini terhalang. Itulah sebabnya maka dibagian-bagian bumi ini perkembangan humus lebih cepat dari pengerjaan penghancuran bakteri-bakteri sehingga di tempat-tempat ini kadar humus tinggi.
Di daerah-daerah  tropis, temperatur rata-rata yang tinggi menstimulasi apa yang telah  terbentuk dapat secepat mungkin dihancurkan oleh bakteri. Humus di daerah tropika yang rendah letaknya hanya terdapat di rawa-rawa. Di daerah rawa-rawa bakteri-bakteri penghancur tidak dapat berkembang dengan baik. Dengan adanya humus maka air yang menembus tubh tanah lambat laun mengeluarkan substansi-substansi tertentu, seperti oksida besi dan oksida alumunium. Jika tidak ada humus, maka air tidak daat atau susah memindahkan substansi, sehingga substansi tadi berkumpul dalam tubuh tanah. Itu sebabnya maka tubuhtanah pada umumnya berada di daerah-daerah tropika.

Post a Comment for "BAB 15 PELAPUKAN"