BAB 12 BATUAN METAMORFOSIS
Batuan
lepas dapat berubah menjadi batuan keras. Dalam hal ini jika temperatur
meningkat, maka akan terbentuk batuan metamorf yang berarti batuan yang telah
berubah. Ada beberapa macam metamorfosis, yaitu:
1.
Metamorfosis thermal
(sentuh),
2.
Metamorfosis dinamo,
dan
3.
Metamorfosis regional.
1. Metamorfosis
Thermal (sentuh)
Pada
metamorfosis sentuh ini temperatur merupakan hal yang paling penting, sedangkan
tekanan menjadi sesuatu yang relatif kecil pembutuhannya. Ada beberapa macam
metamorfosis sentuh, diantaranya:
a.
Pyrometamorfosis, pada
proses ini terdapat temperatur yang sangat tinggi.
b. Metamorfosis
Pneumatolysis, yaitu gas-gas yang berasal dari magma yang sedang naik, dapat
mengubah batuan di sekelilingnya serta dapat membentuk mineral-mineral baru.
Biasanya
dalam metamorfosis pneumatolysis ini terjadi penambahan bahan-bahan dalam
batuan yang akan berubah secara metamorfosis. Jika bukan gas yang memainkan
peranan penting, melainkan larutan panas, maka proses ini disebut proses hidrothermal. Metamorfosis sentuh dapat
ditemukan pada tempat batuan-batuan beku yang dulu yang merupakan tempat
tersimpannya magma cair yang masuk ke dalam lapisan-lapisan sedimen ataupun
batuan lain yang mengadakan perubahan pada batuan tersebut.
Gejala
metamorfosis thermal ini dapat kita pelajari dalam alam, dimana batuan granit
terletak dekat dengan batuan sedimen yang umurnya lebih tua dari batuan granit.
Biasanya di perbatasan antara kedua batuan itu akan dapat kita temukan daerah
sentuh. Di daerah sentuh inilah kita akan menemukan batuan-batuan mineral
sentuh.
2. Metamorfosis
Dinamo dan Metamorfosis Regional
Dalam
jenis metamorfosis dinamo tekanan memegang peranan sangat penting. Tekanan ini
biasanya merupakan tekanan yang berarah. Pada umumnya metamorfosis dinamo
terjadi pada bagian atas kerak bumi. Tekanan di sini bersumber dari gaya-gaya
yang dihasilkan oleh gerak-gerak patahan pada batuan yang tidak cair liat. Di
daerah penggeseran ini akan terbentuk milonit ataupun breksi. Pada metamorfosis
dinamo batuan sedimen berubahn menjadi batuan hablur, misalnya gneis, sabak,
serpih, dsb.
Jika
faktor-faktor tekanan dan temperatur bekerja secara bersamaan seperti di
tempat-tempat di dalam kerak bumi yang terdapat temperatur yang tinggi dan
tekanan tinggi, maka akan terjadi perubahan metamorfosis pada batuan-batuan
dalam daerah yang luas. Metamorfosis dinamo yang demikian itu disebut
metamorfosis regional.
Di tempat yang dalam di kerak bumi temperatur
dan tekanan meningkat dengan perbandingan dan biasanya material di
tempat-tempat ini bersifat padatliat. Tekanan di daerah ini bukan lagi tekanan
searah, akan tetapi tekanan datang dari segala pihak. Oleh karena proses-proses
erosi maka batuan-batuan metamorfosis regional yang biasanya terletak sangat
jauh di dalam bumi kini dapat dilihat dan merupakan eksposisi yang menarik dari
batuan-batuan yang telah mengalami perubahan-perubahan yang hebat. Terlebih
lagi di derah daerah yang berumur tua, yang dalam istilah geologi disebut
perisai.
Batuan
gneis sebagian besar terdiri dari felspar, kwarsa, mika atau amfibol dan
menunjukkan schiosita yang terbuka. Bataun gneis yang terdiri dari batuan beku
disebut ortogneis, dan yang terbentuk
dari batuan sedimrn disebut paragneis. Di daerah misozone biasanya terdapat
terdapat sekis dan gneis. Gneis-gneis di daerah ini biasanya terbentuk dari
alumunium dan silisium, dan sekis-sekis mika seperti sekis biotit atau sekis
muskovit. Mineral yang khas untuk mesozone adalah granat, staurolit, dan
kyanit. Pada umumnya batuan di daerah ini menunjukkan schistosita yang nyata,
kecuali marmer dan kwarsit.
Di
daerah ini juga temperatur mulai memainkan peranan penting. Di kata-zone
berlaku temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Tekanan di sini bukan merupakan
tekanan yang berarah, melainkan tekanan hidrostatik. Pada batuan-batuan yang
diubah terjadi kristalisasi seluruhnya, dan schistosita di sini tidak lagi
nyata. Batuan-batuan yang ada di sini diantaranya granulit, eklogit, dan
augen-gneis. Minera yang sesuai karakteristik untuk kata-zone adalah silimanit
kordirit, dan katagranat. Banyak batuan gneis mempunyai susunan mineralogi
seperti granit atau granodirit.
Pembagian Batuan
Metamorfosis
Dalam
pembagian batuan metamorfosis yang harus diperhatikan antara lain susunan mineral,
susunan batuan asal, struktur batuan asal, struktur batuan hasil, dan jemis
metamorosisnya. Pembagian yang lebih
modern dari Eskola yang memperhatikan fasies metamorfosis, yang meliputi segala
macam batuan, asosiasi mineral yang dianggap terbentuk dalam keadaan tekanan
tinggi dengan waktu yang lama.
Daur Batuan
Dari
teori tentang pembentukan planet dan bumi dapat kita lihat bahwa bumi itu pada
awalnya merupakan satu massa yang dalam keadaan cair pijar. Berdasarkan teori
itu maka dapat disimpulkan batuan yang pertama terbentuk adala batuan beku.
Batuan beku yang tertua yang pernah ditemukan terdapat dalam bentuk intrusi,
yaitu terobosan dalam batuan yang lebih tua lagi. Batuan yang kini telah
menjadi batuan metamorfosis dulunya merupakan batauna sedimen. Batuan sedimen
ini berasal dari batuan beku tua.
Banyak
ahli mengatakan bahwa batuan sedimen suatu saat dapat berubah kembali menjadi
magma karena penurunan yang sangat dalam. Disebabkan oleh proses panas,
misalnya disintegrasi mineral-mineral radio aktif dan cairan panas yang
memasuki batuan-batuan maka dapat dibentuk kembali magma yang baru. Jika kita
mulai pembentukan batuan yang dimulai dari magma maka batuan beku terbentuk
karena proses peninginan dari magma tersebut. Batuan beku yang
telah terbentuk ini kemudian akan terserang oleh proses-proses pelapukan
kimia-fisika yang bentukan pertamanya merupakan batuan sedimen klastika, yaitu
pengendapan material yan tidak terlarut. Material yang larutan karena bantuan
jasad akan membentuk sedimen-sedimen organik, sedangkan larutan-larutan lain
karena penguapan, konsentrasi serta presipitasi akan membentuk sedimen-sedimen
kimia. Batuan beku dan batuan sedimen yang telah terbentuk itu, karena proses
tekanan dan temperatur tinggi pada suau ktika akan berubah menjadi batuan
metamorf. Siklus ini membutuhkan waktu berjuta-juta tahun.
Batuan
metamorfosis ini mungkin akan beralih kembali menjadi magma, karena banyak
observasi yang menyatakan bahwa magma dapat menyerap kembali batuan yang telah
dibentuk. Batuan-batuan ini sebelum terserap kembali, terletak dalam sekali di
bawah permukaan bumi, sehingga mengalami tekanan tinggi akibat tekanan
lapisan-lapisan di atasnya, dan mengalami temperatur tinggi akibat pengaruh
magma yang ada di sekitarnya.
Post a Comment for "BAB 12 BATUAN METAMORFOSIS"