Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB 19 GAYA ANGIN



Di daerah arid angin merupakan suatu gaya yang penting sebagai faktor yang merusak dan membangun. Bahan yang telah lapuk di gurun misalnya akibat insolasi atau pelapukan lain dihembus oleh sehingga bagian – bagian itu terangkat dan diterbangkan, kemudian jika kekuatan angin tekah berkurang bahan – bahan lepas itu diendapkan pada tempat – tempat tertentu.
Angin dinamai menurut arah datangnya , kecepatannya dihtung dalam meter tiap detik (m/detik ) atau dalam tiap km/ jam .
Pengikisan oleh angin
Sebagaimana telah dibicarakan diatas angin itu dapat menghembus bahan – bahan itu ketempat lai. Pengikisan yang disebabkan oleh penghembusan angin disebut deflasi. Di gurun Mesir atau Arabia misalnya terdapat lembah – lembah dalam yang tak berair yang disebut wadi. Wadi ini menurut para ahli mula – mula dibentuk oleh erosi fluvial yang menghasilkan celah – celah besar dalam gurun.Perkembangan wadi selanjutnya disebabkan oleh deflasi yakni angin mengehembus dengan kuatnya melalui celah – celah itu dan mengangkat bahan – bahan yang lepas sehingga terjadilah lembah – lembah yang dalam.
Di gurun Sahara pasir dari gurun batu yang tak bervegetasi dan dari gurun kerikil oleh angin diangkut kegurun pasir ( areg ).Selain dari deflasi pengikisan di gurun itu dilakukan pula oleh gejala lain yaitu korasi ialah pengerjaan angin yang mengandung pasir sehingga mengasah dan mengikis lebih kuat. Karena korasi itu terjadilah bentuk – bentuk aneh dalam gurun misalnya :
a.       Batu djamur terjadi karena korasi dekat tanah lebih kuat berlaku sebab butir – butir pasir idekat tanh lebih besar dari pada dibagian atas.
b.      Nurmulit terjadi karena korasi mengasah bagian – bagian yang lunak dari batuan dan kurang pengaruhnya terhadap bagian – bagian yang keras.
c.       Batu angin yang bidang dasarnya mempunyai bentuk yang dibatasi oleh 3 bidang atu lebih sehingga membentuk piramida juga merupakan hasil dari korasi. Bentuk yaang berlainan dari batu angin tidak disebabkan oleh arah angin yang berlainan tetapi oleh bentuk asal dari batu – batu itu sebelum mengalami korasi.
Pengendapan oleh angin
Angin yang mengangkut pasir dan bahan – bahan lepas lainnya pada suatu waktu akan berkurang kecepatannya sehingga gaya angkutnya berkurang dan muatannya diendapkan . Maka dimana tempat pasir itu diendapkan terdapatlah penggolongan pasir .
Di sertai faktor – faktor lain misalnya rumput- rumput sebagai penghalang jika pasir itu ditiup oleh angin sehingga bergerak pada permukaaan tempat itu terjadilah pembentukan bukitpasir. Menurut proses terjadinya ada dua macam bukit pasir yaitu bukitpasir yang terbentuk tanpa bantuan tumbuhan dan yang terbentuk dengan bantuan tumbuhan.
Bukitpasir yang terjadi digurun yang tak bertumbuhan merupakan pematang yang sejajar memanjang menurut arah angin . Pematang – pematang pasir itu meruapakan bentuk pelonggokan dan lembah – lembah diantaranya adalah bentuk pengikisan . Bukit pasir semacam ini disebut di sebut bukit pasir bujur. Bukitpasir bujur ini terbentuk di gurun yang mempunyai arah angin yang tetap. Juga bukitpasir sabit yang terdapat di gurun Turkestan dapat terbentuk ditempat – tempat tumbuhan. Bahkan itu terbentuk karena pasir diangkut angin sehingga bergeser pada dasar yang lembab.
Bukitpasir yang terbentuk dengan batuan tumbuhan misalnya sering terjadi dipesisir. Dalam stadium pertama merupakan bukitlidah angin yang meniup melalui tumbuhan kehilangan kekuatannya dan mengendapakan pasir belakang tumbuhan. Pada stadium selanjutnya karena tumbuhan – tumbuhan terdapat sejajar dengan pesisir terjadi pematang bukitlidah yang bersambungan dan terbentuk bukit pasir lintang. Jika pada bukitpasir lintang itu ada tumbuhan yang mati dibeberapa tempat sehingga pada tempat itu angin dapat mengehmbus memindahkan pasir terbentukah bukit pasir parabola, bukitpasir sisir dan bukitpasir garis.
Bukitpasir yang telah tua ditumbuhi tumbuhan yang kuat – kuat. Jika pengerjaan angin yang baru bekerja lagi bukiipasir itu rusak dan tinggalah beberapa longgoka pasir yang tak betaturan yang masih bertahan oleh akar – akar tumbuhan bentuk ini disebut sebagai bentangalam Kupsten.
Bukitpasir kontinen yang sebagaian besar terdapat digurunpasir ( areg ) dapat mencapai ukuran yang besar – besar tinggi bukipasir diareg Igmidi ( Maroko ) misalnya dapat dikirakan sampai 200 m.
Oleh pengerjaan deflasi butir – butir yang terhalus daru gurun diterbangkan oleh angin sampai jauh sekali dari gurun itu. Jika kekuatan angin itu berkurang butir – butir itu diendapkan pleh tanah dan ditahan oleh tumbuhan – tumbuhan. Demikianlah dalam ribuan tahun terbentuklah di daerah tertentu . Tutupan tanah yang tebal itu disebut loss yakni pasir geluhan halus yang mengadung gamping warnanya kekuningan sampai sampai coklat dan diendapkan tidak berlapis . Loss ini diduga berasal dari gurun pasir.Loss semacam  itu terdapat di Tiongkok sekeliling S. Hoang Ho dipropinsi Sharisi, Homan, dan Kansu dengan tebal antara 50 – 100 km yakni endapan eolus yang berasal dari gurun Gobi.
Di Eropa loss terdapat didaerah yang membentang dari S. Wolga ke Perancis utara walaupun tidak setebal di Tiongkok misalnya di daerah Rheiin tebalnya antara 3 – 10 m.
Juga loss di Eropa ini diterangkan bahwa asalnya butir – butir halus itu dari gurun – gurun di Asia juga terbawa oleh angin dan diendapkan di Eropa. Beberapa sebab yang dapat diajukan dalam hal ini ialah :
a.       Loss dimana – mana sama susunannya
b.      Dari timur kebarat tebal loss itu makin berkurang
c.       Loss disebelah barat lebih lapuk daripada loss disebelah timur.
Tentang loss  di Eropa itu ada bermacam – macam pendapat lain, ada sebagian orang yanh menganggap bahwa loss itu terbentuk dari morena dasar dari es darat yang susut. Bagian – bagian halus dari dari morena itu terhembus angin yang kemudian diendapkan di tempat – tempat tertentu. Dalam hal ini diajukan sebabnya ialah bahwa menurut penyelidikan mineralogi dan petrografi susunan loss itu sama denga morena dasar.
Menurut hal diatas jelas bagi kita bahwa loss itu adalah hasil dari deflasi.

Post a Comment for "BAB 19 GAYA ANGIN"