Macam-macam Hutan dan Manfaatnya
C. Macam-macam
Hutan dan Manfaatnya
Rimbawan
berusaha menggolong-golongkan hutan sesuai dengan ketampakan khas
masing-masing. Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas
hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan
hutan secara lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang.
Ada berbagai
jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
1. Menurut
Asal
- Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
- Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan rendah’ dengan alasan sebaliknya.
- Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan sedang’.
Penggolongan
lain menurut asal adalah
- Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
- Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
2. Menurut
Cara Permudaan (Tumbuh Kembali)
Hutan dapat
dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan permudaan
campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji
pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk
menumbuhkan kembali hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran
kedua jenis sebelumnya.
Di daerah
beriklim sedang, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak
berlangsung setiap tahun, dan penyerbukannya lebih banyak melalui angin. Di
daerah tropis, perbungaan terjadi hampir sepanjang tahun dan hampir setiap
tahun. Sebagai pengecualian, perbungaan pohon-pohon dipterocarp (meranti) di Kalimantan dan Sumatera terjadi secara berkala. Pada tahun tertentu, hutan
meranti berbunga secara berbarengan, tetapi pada tahun-tahun berikutnya meranti
sama sekali tidak berbunga. Musim bunga hutan meranti merupakan kesempatan emas
untuk melihat biji-biji meranti yang memiliki sepasang sayap melayang-layang
terbawa angin.
3. Menurut
Susunan Jenis
Berdasarkan
susunan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan
sejenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari
satu jenis, walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Hutan sejenis
dapat tumbuh secara alami baik karena sifat iklim dan tanah yang sulit maupun
karena jenis pohon tertentu lebih agresif. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah
terjadi dan hanya tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat
juga merupakan hutan buatan, yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama
yang sengaja ditanam seperti itu oleh manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan
HTI (hutan tanaman industri).
Penggolongan
lain berdasarkan pada susunan jenis adalah hutan daun jarum (konifer) dan hutan
daun lebar. Hutan daun jarum (seperti hutan cemara) umumnya terdapat di daerah
beriklim dingin, sedangkan hutan daun lebar (seperti hutan meranti) biasa
ditemui di daerah tropis.
4. Menurut
Umur
Kita dapat
membedakan hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan tidak
seumur. Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak
seumur. Hutan tanaman boleh jadi hutan seumur atau hutan tidak seumur.
5. Berdasarkan
Letak Geografisnya:
·
Hutan
tropika, yakni secara astronomi hutan tropika terbentang pada wilayah 23,5 olu
- 23,5 ols. Ciri-ciri utama kawasan ini adalah curah hujan yang cukup tinggi
dan matahari bersinar sepanjang tahun. Curah hujan yang tinggi menyebabkan
hutan tropika sangat lebat. Hutan ini berfungsi sebagai paru-paru dunia karena
kemampuannya dalam menyerap karbondioksida serta menjaga keseimbangan suhu dan
iklim dunia.
·
Hutan
temperate atau hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki
empat musim, secara astronomis di antara 23,5o - 66,5o
lintang utara maupun lintang selatan. Hutan ini berisi tumbuhan yang daunnya
gugur (meranggas) pada musim dingin. Keadaan ini akan berlangsung hingga menjelang
musim semi. Pada musim semi, temperatur akan meningkat, salju mulai mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi). Daerah persebaran hutan gugur
terutama meliputi wilayah sub-tropis sampai sedang seperti Amerika Serikat,
Eropa Barat, Asia Tengah dan Timur serta Chili.
·
Hutan boreal
atau hutan taigaberkembang di daerah lintang tinggi dekat dengan kawasan
lingkar kutub dan merupakan jenis hutan terluas kedua setelah hutan tropika.
Hutan ini ditumbuhi oleh jenis pohon berdaun jarum, dimana di kawasan ini
memiliki musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang. Daerah yang
termasuk kawasan ini meliputi Alaska - Amerika Utara, Skandinavia - Eropa
Utara, dan Siberia-Rusia.
6.
Berdasarkan Sifat-Sifat Musimannya:
·
Hutan
hujan (rainforest), atau hutan
hujan tropis Hutan hujan tropis tumbuh di sekitar garis khatulistiwa atau
equator yang memiliki suhu udara dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Hutan hujan tropis dikenal sebagai hutan heterogen karena terdiri dari berbagai
jenis tumbuhan. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera,
kalimantan dan Irian Jaya (Papua).
·
Hutan musim atau hutan
gugur daun (deciduous forest).
Hutan musim terdapat di daerah di wilayah yang mengalami perubahan musim hujan
dan musim kemarau secara jelas. Tumbuhan pada hutan musim umumnya bersifat
homogen (satu jenis tumbuhan), seperti hutan jati, hutan karet dan hutan bambu.
Di Indonesia hutan musim banyak terdapat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
·
Hutan
sabana (savannah forest). Sabana
merupakan padang rumput yang diselingi oleh pepohonan atau semak belukar,
sedangkan steppa merupakan padang rumput yang sangat
luas. Sabana dan Steppa banyak dijumpai di daerah bercurah hujan rendah atau
relatif sedikit. Di Indonesia, sabana dan steppa terdapat di Nusa Tenggara
Barat dan Timur.
7. Berdasarkan
Ketinggian Tempatnya:
·
Hutan pantai (beach forest), hutan yang tumbuh di
daerah pantai adalah hutan bakau (mangrove). Hutan bakau memilik akar napas dan daun
yang berlapis tebal di pemukaannya untuk mengurangi penguapan. Hutan bakau
banyak dijumpai di pantai yang ombak lautnya tenang, seperti di pantai Sumatera
bagian Timur, pantai Kalimantan Barat, pantai Kalimantan Selatan dan pantai
Irian Jaya.
·
Hutan dataran rendah (lowland forest), Hutan dataran rendah
merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 - 1200
m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan Sunda seperti di Pulau
Sumatera, dan Pulau Kalimantan termasuk hutan dataran rendah. Hutan dataran
rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya di dunia.
·
Hutan pegunungan bawah (sub-mountain forest), Hutan ini
terdapat di daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di
atas permukaan laut. Hutan pegunungan memberikan manfaat bagi masyarakat yang
hidup di gunung maupun yang tinggal di bawahnya.
·
Hutan pegunungan atas (mountain forest), Hutan ini terdapat
di daerah daerah Indonesia dengan ketinggian di atas 3.500 m di atas permukaan
laut. Hutan ini berfungsi sebagai cagar alam dan taman wisata alam.
8. Berdasarkan
Keadaan Tanahnya:
- Hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)
- Hutan rawa gambut (peat swamp-forest)
- Hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest)
- Hutan kerangas (heath forest)
- Hutan tanah kapur (limestone forest), dan lainnya
9. Berdasarkan
Jenis Pohon Yang Dominan:
- Hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.
- Hutan pinus (pine forest), di Aceh.
- Hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
- Hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll.
10. Berdasarkan Sifat-Sifat
Pembuatannya:
- Hutan alam (natural forest)
- Hutan buatan (man-made forest), misalnya:
- Hutan rakyat (community forest) yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. (Pasal 1 angka 19 PP No. 6 Tahun 2007).
- Hutan kota (urban forest).
- Hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation), yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan. Potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. (Pasal 1 angka 18 PP No. 6 Tahun 2007)
11. Berdasarkan Tujuan
Pengelolaannya:
·
Hutan
produksi adalah hutan yang diusahakan melalui sistem Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) baik BUMN maupun pengusaha swasta, yang memanfaatkan hasil hutan seperti
kayu untuk kegiatan produksi (non-timber
forest product).
·
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah. (Pasal 1 angka 8 UU No. 41 tahun 1999)
- Taman Nasional adalah kawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. (Pasal 1 angka 14 UU No. 5 tahun 1990)
·
Hutan
suaka alam, adalah
hutan yang memiliki keadaan alam khas, diperuntukkan bagi perlindungan dan
pelestarian flora dan fauna yang hampir punah, agar dapat berkembang biak
sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Hutan suaka alam Ujung Kulon merupakan
tempat perlindungan badak bercula satu dan beberapa fauna lainnya.
- Cagar alam adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. (Pasal 1 angka 10 UU No. 5 tahun 1990)
- Suaka alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. (Pasal 1 angka 11 UU No. 5 tahun 1990)
·
Hutan
konversi adalah kawasan hutan
dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. (Pasal 1 angka 9 UU No.
41 tahun 1999)
Dalam kenyataannya, seringkali beberapa faktor pembeda
itu bergabung, dan membangun sifat-sifat hutan yang khas. Misalnya, hutan hujan tropika dataran
rendah (lowland tropical rainforest),
atau hutan dipterokarpa perbukitan (hilly
dipterocarp forest). Hutan-hutan rakyat, kerap dibangun dalam bentuk
campuran antara tanaman-tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian jangka
pendek, sehingga disebut dengan istilah wanatani atau agroforest.
Post a Comment for "Macam-macam Hutan dan Manfaatnya"