Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB 11 BATUAN SEDIMEN



Pembagian Batuan Sedimen
     

     Batuan sedimen dibentuk dari batuan-batuan yang telah ada oleh tenaga eksogen. Akibat pelapukan dan pengikisan angin maka batuan yang telah ada seperti batuan beku dihancurkan, diangkut, dan kemudian diendapkan di tempat-tempat yang rendah letaknya, misalnya di laut, samudera, ataupun danau. Awalnya sedimen ini merupakan batuan-batuan yang lunak, akan tetapi oleh proses diagenesis maka sedimen-sedimen yang lunak tadi berubah menjadi keras. Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu sifat yang sama, yaitu pembentukannya dari larutan-larutan.
Batuan sedimen hanya menempati 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat di kerak bumi. Dari jumlah 5% ini batuan lempung menempati 80%, batuan pasir 5%, dan gamping kira-kira 15%. Pembagian batuan sedimen dapat dilakukan berdasarkan besar butiran sedimen itu sendiri. Yang disebut bongkahan adalah batuan yang mempunyai diameter dari 2000 sampai 200 mm. Kerikil kasar ialah batuan sedimen yang berukuran 200 sampai 20 mm, sedangkan kerikil halus ialah yang memiliki diameter 0,02 sampai 0,002 mm, dan lempung adalah batuan sedimen yang lebih kecil dari 0,002 mm.
Selain pembagian di atas kita juga mengenal pembagian yang didasarkan atas cara terbentuknya sedimen-sedimen itu. Pembagian tersebut adalah:
a.       Sedimentasi mekanik, yaitu batuan yang terdiri dari bagian-bagian atau fragmen batuan. Endapan demikian disebut juga sedimen klastika. Contohnya adalah batu pasir, konlomerat, breksi, dll.
b.      Sedimen kimia, ialah batuan yang langsung mengendap dari larutan yang mengandung berbagai unsur, seperti garam dapur, gipsum, dan batuan gamping.
c.       Sedimen organik, ialah batuan yang diendapkan langsung dari larutan, namun dengan pertolongan jasad-jasad baik tumbuhan ataupun hewan. Contohnya batuan gamping dan radiolarit.

a.       Sedimentasi Mekanik
Sedimen yang terbentuk secara mekanik dapat dibagi berdasarkan besarnya butiran.
Ø  Psefit, berbutir kasar. Contohnya kerikil, konglomerat, dan breksi.
Ø  Psamit, berbutir agak halus.
Ø  Pelit, halus. Contohnya batuan lempung

Pembentukan batuan psefit dapat dijumpai di kaki dinding-dinding yang curam, dimana terjadi penumpukan puing-puing dari material-material tajam. Material ini kemudian direkatkan oleh berbagai zat dan membentuk breksi. Zat perekat ini adalah silisium, kapur, ataupun metrial yang mengandung besi. Jadi breksi adalah batuan berbutir kasar dengan sudut-sudut yang tajam dan direkatkan satu sama lain.

Batuan konglomerat terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang sama yang disebut konglomerat monomiktos. Jika komposisinya dari batuan yang berbeda misalhnya batu guling dan batu kapur maka konglomerat ini disebut konglomerat plymiktos. Bahan-bahan batuan konglomerat yang terdiri dari batuan vulkanik, disebut aglomerat. Konglomerat banyak ditemukan di antara sedimen-sedimen.

Lempung adalah jenis batuan pelit yang pada umumnya mempunyai susunan kimia Al2O3, 2SiO2, 2H2O. Karena batuan ini mengandung air maka ia bersifat lembab atau liat. Lempung yang mengadung kapur disebut napal. Lempung yang tidak mengandung kapur dan alkali biasanya dapat menahan temperatur yang tinggi, sehingga banyak digunakan dalam berbagai bentuk olahan industri.

b.    Sedimentasi Organik
Sedimen organik dibentuk karena proses-proses biokimia dan proses biomekanik. Sedimentasi organik memiliki reaksi kimia sebagai berikut:


                                                  Ca(HCO3)2 - CaCO2 + H2O + CO2
 
 
                                                                                                  
Dengan reaksi kimia yang demikian maka akan terbentuk batuan yang disebut tufa sumber. Endapan biomekanik terjadi dari binatang-binatang atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup di lautan dan mengandung rangka kapur. Ketika binatang-binatang ini mati maka akan terbentuk tumpukan rongga-rongga kapur yang kemudian menjadi batu gamping. Batuan yang terbentuk secara organik ini dapat dibagi berdaarkan unsur-unsur kimia yang terdapat di dalamnya, yaitu:
a.       Batuan organik yang mengandung gamping,
b.      Batuang organik yang mengandung silisium,
c.       Batuan organik yang mengandung zat arang.
Sebagian besar dari batuan organik yang mengadung gamping itu dibentuk dengan perantara jasad-jasad, misalnya binatang koral. Batuan-batuan tersebut dapat mengendap di air tawar ataupun air asin.
Batuan sedimen yang mengandung zat C biasanya memempunyai arti ekonomi yang sangat penting. Salah satu contohnya adalah batubara. Sebagian para peneliti berpendapat bahwa batubara yang dibentuk di daerah subtropika berasal dari gambut, sedangkan di daerah tropika biasanya berasal dari tanaman magrove. Setalah tmbuhan mmagrove itu mati, maka proses penghancuran tidak sempat memainkan perannya yang merusak seluruh sisa tumbuhan yang ada karena di daerah rawa hampir tidak ada konsentrasi zat-zat pembakaran.
Bekas-bekas tanaman ini lambat laut akan ditimbuni oleh endapan seperti lempung dan batu pasir. Sepanjang sejarah geologi yang sudah berjalan sejak berpuluh juta tahun bahan-bahan yang ditimbuni itu mengalami perubahan besar. Karena tekanan udara dan panas yang berubah-ubah maka terajadilah proses pengeluaran gas. Sehingga dengan demikian akan tinggallah zat C dalam jumlah besar. Dalam proses pembentukan batubara ini akan keluar zat-zat seperti N2, O3, dan H2 sehingga dengan demikian kadar C makin bertambah banyak pada batubara yang sedang terjadi.
Jadi, hal yang sangat penting dalam proses pembentukan batubara ini adalah penambahan C yang relatif dibandingkan dengan unsur-unsur lain. Akan tetapi perlu diketahui bahwa batuan ini tetap mempunyai susunan C, H, dan zat-zat lain. Dengan demikian terbentuklah batubara.

c.    Sedimentasi Kimia
Pembentukan sedimen ini terjadi karena proses-prose penguapan, konsentrasi dan pengendapan dari larutan-larutan yang telah jenuh. Biasanya sedimen ini tersusun dari kristal-kristal seperti gipsum, garam dapur, dll. Dari deretan sedimen ini biasanya gipsum yang mengendap pertama, kemudian anhidrit (CaSO4) dan setelah itu barulah garam dapur.Endapan CaCO2 di atas permukan bumi disebut travertin. Sumber-sumber yang menghasilkan endapan tersebut mengandung kalsium karbonat dalam larutannya. Setalah tiba di permukaan bumi maka CaCO2 terlepas dan terjadilah pengendapan CaCO2. Batu gamping juga biasanya dibentuk secara kimia. Batu gamping terdapat nersama dolomit.

d.   Sedimentasi Vulkanik
Meskipun endapan-endapan yang telah dijelaskan sebelumnya terbentuk secara primer dari magma, namun digolongkan juga dalam batuan sedimen karena terjadinya ialah endapan dari udara. Sedimen-sedimen vulkanik ini adalah bahan-bahan lepas seperti bom, lapilli, pasir, dan debu vulkanik.

Bagian-baian lava yang dilemparkan keluar selama erupsi akan jatuh disekitar badan gunung api. Batuan-batuan ini dapat direkatkan oleh zat-zat tertentu sehingga akan terbentuk agglomerat dan breksi vulkanik. Agglomerat mempunyai komponen bundar, sedangkan breksi vulkanik mempunyai komponen yang tajam.

Post a Comment for "BAB 11 BATUAN SEDIMEN"