Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Daerah Aliran Sungai






Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai.
Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.
Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang kemudian akan mengalir ke sungai.
Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.

Beberapa Definisi Lain Tentang DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang menerima, menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkan ke laut atau danau melalui satu sungai utama. Dengan demikian suatu DAS akan dipisahkan dari wilayah DAS lain di sekitarnya oleh batas alam (topografi) berupa punggung bukit atau gunung. Seluruh wilayah daratan habis terbagi ke dalam unit-unit Daerah Aliran Sungai (DAS).

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/ kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar dari sungai utama ke laut atau danau. DAS atau daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai induk pada saat terjadi hujan. DAS meliputi sungai beserta beberapa anak sungainya yang ada pada suatu daerah. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa DAS adalah wilayah tampungan air yang masuk ke wilayah air sungai yang lebih besar dan berakhir di muara sungai.

Dari beberapa  definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem, dimana  unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di  dalamnya terdapat keseimbangan  inflow dan  outflow dari material dan energi. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang paling tepat bagi pembangunan, tempat bertemunya kepentingan nasional dengan kepentingan setempat. Pembangunan ekonomi yang mengolah kekayaan alam Indonesia harus senantiasa memperhatikan bahwa pengelolaan sumber daya alam juga bertujuan untuk memberi manfaat pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, sumber daya alam terutama hutan, tanah, dan air harus tetap dijaga agar kemampuannya untuk memperbaiki diri selalu terpelihara.
Macam-Macam DAS
Daerah Aliran Sungai dibedakan menurut daya tampungnya, yakni Daerah Aliran Sungai gemuk dan Daerah Aliran Sungai kurus.

1.    DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras.

2.    DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.



Daerah Aliran Sungai juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yakni bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir.

1.    Bagian hulu, didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahakan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.

2.    Bagian tengah,
didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi yang antara lain dapat diindikasikan dari kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasana pengairan seperti pengelolaan sunagi, waduk, dan danau.

3.    Bagian hilir, pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait dengan kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.

Pola Pengairan Sungai

Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam DAS bersangkutan.
Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu:

1. Pola trellis
dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya.

2. Pola Rektanguler,
dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan.

3. Pola Denritik,
yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.

4. Pola Radial Sentripugal,
 Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.

5. Pola Radial Sentripetal,
 Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.

6. Pola Paralel,
Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran paralel

7. Pola Annular,
Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut
  Fungsi Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai sebagai suatu hamparan wilayah atau kawasan yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya ke laut atau danau. Sehingga fungsi hidrologisnya sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima dan geologi yang mempengaruhi bentuk lahan. Adapaun fungsi hidrologis yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.    Mengalirkan air

2.    Menyangga kejadian puncak hujan

3.    Melepas air secara bertahap

4.    Memelihara kualitas air

5.    Mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)

Manfaat Daerah Aliran Sungai

Sebagai tempat penampungan air hujan dan banyak manfaat lain dari DAS bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan, DAS harus selalu dijaga kelestariannya. Cara menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat pemukiman atau keperluan lainnya. Kerusakan DAS dapat terlihat dari adanya tanda-tanda yang berupa:

a.    Lahan pertanian di sekitar DAS, tanahnya gundul, tandus, dan kritis.

b.    Di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat

c.    Air sungai meluap

d.   Sering terjadi banjir

e.    Terbentuk delta (daerah aluvial) sungai

f.     Dataran pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.

g.    Terbentuknya endapan yang terjadi di kanan kiri sungai

Menjaga Kelestarian Daerah Aliran Sungai

            Agar DAS dan lingkungannya kembali pulih menjadi lahan potensial, maka beberapa hal yang harus dilakukan sebagai usaha-usaha melestarikannya.

1.    Melakukan terasering dan penghijauan pada daerah lahan miring di lingkungan DAS untuk memperkecil intensitas erosinya.

2.    Menjamin kelestarian hutan di DAS hulu dengan segera mereboisasi kawasan hutan produksi.

3.    Menjamin DAS dari pencemaran limbah industri

4.    Membuat peraturan tentang penebangan hutan secara liar

5.    Membuat batasan daerah pemukiman penduduk dengan kawasan DAS


Itulah tadi penjelasan dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Simak terus postingan terbaru kami di gerbangilmu.com. Semoga artikel ini dapat membantu PR atau tugas sekolahmu dan memambah wawasan tentunya.

Jangan lupa share artikel kami ini melalui tombol share di bawah ke teman-teman lainnya. Terima kasih sudah berkunjung di gerbangilmu.

Post a Comment for "Daerah Aliran Sungai"